Share

27.Pagi Yang Menggelora

    Gemerisik dedaunan terseok angin yang menyapa, menyambut kedatangan Mirza di kediaman utama Zeroun. Kakinya menjadi tumpuan di tanah kala ia turun dari motor gedenya. Langkah kaki panjangnya terlihat memburu, cepat. Seolah ada sebuah kekhawatiran besar yang merayapi hatinya. Kedatangan Mirza disambut Zeroun. Lelaki tua tersebut berdiri di depan pintu, senyum mengembang di wajah keriput miliknya. Rambut yang memutih menari-nari tersapu angin. Mirza langsung berlari kecil agar lebih cepat sampai. Pemuda tersebut menyalami Zeroun. Zeroun sendiri langsung saja meraih, memeluk Mirza.

   "Pagi sekali Nak," ujar Zeroun pada Mirza.

   "Semalam saya tidak bisa tidur kakek," jawab Mirza.

    "Aku mengerti, masuklah," ajak Zeroun. Mirza menggandeng Zeroun. Layaknya seorang cucu memapah kakeknya.

    Keduanya berjalan ke sofa yang berada di ruang tamu. Mereka kemudian duduk berdapmpingan, di salah satu kursi sofa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status