Share

Permainan Licik

Fanya bukan hanya sekedar malu, tapi dia juga sangat kesal dengan apa yang Regan lakukan. Bisa-bisanya dia melakukan itu di depan banyak orang tanpa merasa terganggu sedikit pun. 

Bagaimana bisa dia tidak memikirkan pendapat orang tentangnya? 

Dia sudah tidak habis pikir lagi dengan apa yang dilakukan Regan. Fanya menyandarkan tubuhnya di jok belakang dengan menghela napas panjang. 

Lebih baik tidak memikirkan itu lagi sebelum dia sendiri yang akan menjadi senewen nanti. 

"Jihan, apa kamu sudah menikah?" tanya Fanya tiba-tiba. Kepalanya masih berat, jadi dia tetap bersandar dengan mata yang terpejam. 

"Belum Nona. Saya belum ada rencana buat menikah."

"Belum ada rencana karena belum menemukan yang pas. Begitu, 'kan?" 

"Bisa jadi." Jihan pun tertawa kecil dengan jawabannya sendiri. Jangankan memilih yang pas untuknya, pacar saja dia tidak punya. 

"Kamu umur berapa?" 

"Saya dua puluh

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status