Diruangan Harry, mereka semua masih merundingkan mengenai proyek yang akan mereka bangun dan kembangkan bersama. Yutu dan Harry sebagai direktur dari perusahaan mereka masing-masing, memberi keputusan kalau proyek itu akan di bangun di Pulau Jeju. Akhirnya, mereka semua menyetujui dengan keputusan direkturnya itu dan segera membuat rencana mengenai rancangan desain dan juga dana yang akan mereka keluarkan.
Tidak terasa sudah empat jam mereka melakukan meeting mengenai proyek baru mereka. Karena merasa lelah, mereka semua segera mengakhiri diskusinya dan beristirahat terlebih dahulu. Harry mempersilahkan Yutu dan yang lainnya untuk beristirahat di ruangan yang telah ia persiapkan buat para kliennya.
"Kalian istirahatlah terlebih dahulu! Saya sudah mempersiapkan ruangan buat kalian semua. Saya harap kalian semua merasa nyaman berada di perusahaan saya ini." Harry mengantarkan Yutu bersama yang lain.
"Thank you direktur Harry Borison. Anda sudah membuat kami merasa
Setelah selesai makan siang, mereka bertiga (Harry, Myungso, dan Dongsun) beranjak keluar dari ruangan. Mereka ingin ngopi bersama di kantin kantor sekalian ngobrol disana. Saat pintu lift terbuka, mereka dikejutkan dengan pemandangan yang ada di depannya.Tatapan Harry begitu nyalang. Dia mengepalkan tangan seolah-olah ingin meninju siapa saja yang ada di hadapannya saat melihat istrinya dalam pelukan pria lain. Hatinya semakin sakit ketika mengetahui Yura begitu senang dalam pelukan pria itu yang tak lain adalah direktur kliennya dari China (Yutu). Harry benar-benar tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya sekarang begitu juga dengan Myungso dan juga Dongsun yang hanya melongo melihatnya.Yura langsung menegang melihat suaminya sudah ada di depannya dengan tatapan tajam yang ingin menerkamnya saat ini juga. Situasi ini membuatnya begitu salah tingkah ketika melihat ada Myungso dan juga Dongsun disana. Ingin rasanya ia menjelaskan semuanya pada Harry, tapi situasiny
Tangan itu masih bertahan melingkar ke tubuh seseorang yang begitu Yura cintai. Rasa nyaman dan bersalah menggerogoti hatinya. Sehingga hanya air mata yang bicara. Bibirnya bungkam ketika menyadari satu hal, Harry tidak meresponnya."Harry maaf, aku benar-benar minta maaf. Kau jangan salah paham dulu, pria tadi itu sahabat kecilku. Aku begitu terkejut melihat dia ada di kantor tadi. Terus dia langsung memelukku karena kita sudah lama sekali tidak pernah bertemu," jelas Yura dengan suara lirih menangis sesenggukan memeluk punggung Harry."Kau bohong. Tadi dia bilang kalau kamu mantan kekasihnya. Jadi, kalau sepasang mantan kekasih berpelukan dengan bahagianya seperti tadi, itu tandanya masih ada rasa cinta di dalam hatinya." Harry menyangkal tidak percaya dengan perkataan Yura. Ada rasa kecewa di benak Harry. Dia cemburu melihat senyuman itu saat berada di pelukan pria lain."Apaaa? Kau bilang apa tadi? Si rusa culun itu bilang kalau aku mantan kekasihnya? Waahh,
Ada koneksi kuat, cinta dan kasih sayang saat berpelukan sembari menyandarkan kepala di meja seperti itu. Dengan Yura menindih tubuh Harry. Mungkin tidak ada obrolan berarti tetapi pelukan seperti ini cukup menggambarkan keinginan untuk bisa bersama. Ada rasa menghargai yang mendalam dan memuja satu sama lain. Mata itu terus menilisik ke tubuh wanita yang ia cintai mencari apakah ada luka yang tergoreskan di kulit putih itu."Yura kamu tidak apa-apa?" tanya Harry khawatir dengan memegang pipi Yura."Aku tidak apa-apa Harry," jawab Yura tersenyum sambil memegang tangan Harry yang ada di pipinya itu.Sedangkan Yutu yang masih ada disana terseyum-senyum tak jelas melihat kemesraan sahabatnya itu. "Ekheemm, apa kalian akan mengumbar kemesraan di kantor?" goda Yutu menahan tawanya membuat mereka berdua salah tingkah.Yura kembali ke ruangannya setelah berbaikan dengan sahabatnya itu di ruangan Harry. Kalau bukan karena Harry, mereka berdua pasti masih sali
Saat ini, Yura sedang berada di kantin sendirian sambil meminum juice orange disambi dengan pizza hot. Yura terlihat begitu tak bersemangat karena suaminya itu tidak ada waktu luang untuknya hari ini, karena ia harus meeting bersama kliennya yang tak lain adalah Yutu. Sehingga dia harus makan siang sendiri. Begitu juga dengan Naemi sahabatnya, akhir-akhir ini dia juga tidak ada waktu untuknya."Hei Yura-sshi. Apa kau tahu direktur Harry sudah punya kekasih apa belum, hmm? Aisshh, aku begitu penasaran siapa wanita yang beruntung mendapatkannya. Oh iya satu lagi, aku dengar-dengar kau sering ke ruangan direktur ya? Dasar cewek penggoda. Bisa-bisanya kamu mencari perhatian sama direktur. Awas saja kalau kau berani-beraninya dekatin dia," ucap Luna ketus. Dia tiba-tiba berada di samping Yura. Sedangkan Yura yang mendengar Luna mengatainya dengan sebutan cewek penggoda, merasa tidak terima karena telah menjatuhkan harga dirinya. Yura langsung menjambak rambut wanita itu hingga dia
Harry sedang berada di meja kerjanya. Dia menandatangani beberapa dokumen yang menumpuk di mejanya sambil menunggu Yura selesai ganti pakaian. Saat Harry masih fokus mengoreksi beberapa laporan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.'Tok Tok'"Masukk!" perintah Harry.Wanita itu membuka pintu ruangan Harry dengan begitu percaya diri. Dia adalah Luna yang ingin mengambil hati direkturnya. Berpakaian yang terlalu mencolok membuat dirinya seperti hendak pergi ke sebuah perjamuan bukan bekerja. Pada hakikatnya, pakaian itu bagaikan kulit kedua. Sehingga gaya berbusana mampu mencerminkan kepribadian penggunanya."Selamat siang direktur, apa saya mengganggu anda?" sapa Luna memasuki ruangan Harry.Harry langsung memalingkan wajahnya dari tumpukkan dokumen ke arah Luna. "Ohh, Luna. Ada keperluan apa kau kemari?" tanya Harry terdengar sopan meskipun sebenarnya dia merasa sedikit risih dengan kemunculan Luna yang hampir setiap hari ke ruangan
"Pengumuman semuanya! Besok sekitar pukul 09.00 pagi, kalian semuanya harus sudah tiba di bandara tidak ada alasan apapun. Jika ada yang terlambat, maka akan ditinggal. Kalian mengerti?" ucap manager Jo dengan tampang serius. Semua pegawai yang ada di sana hanya menatapnya bingung tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh managernya barusan. Hening tidak ada suara sama sekali. mereka hanya saling memandang satu sama lain. "Aiisshh, dasar menyebalkan sekali," menepuk jidatnya. "Kenapa kalian tidak ada inisiatif untuk menanyakan kemana kita akan pergi?" kesal manager Jo melihat anak buahnya hanya diam mematung. "Emang kita semua mau kemana?" tanya Jian dengan polosnya membuat orang di sekitarnya menahan tawa. "Telat kamu anak manja," menatap sinis Jian. "Oke. Aku akan perjelas lagi. Jadi, kita semua besok berangkat ke Jeju atas perintah direktur. Disana kita akan mengurus persiapan pembukaan cabang baru. Direktur Harry juga memberikan waktu liburan
Sebagian pegawai yang ikut serta dalam rangka pembukaan cabang baru perusahaan, sudah pada berkumpul di Bandara Gimpo Seoul. Kurang 20 menit lagi pesawat mereka take off. Tidak lama kemudian, Yura dan Myungso tiba dan bergabung dengan yang lainnya. Mereka semua akan menaiki pesawat Rank Air yaitu pesawat pribadi milik perusahaan Rank Group. Harry sudah menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari demi kenyamanan para pegawainya.Selama beberapa jam mereka menempuh perjalanan, akhirnya sampailah di Jeju island. Beberapa mobil sudah berjejeran di depan bandar udara Jeju untuk menjemput kedatangan mereka semua.Rombongan pegawai Rank Group menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam. Kini mobil mereka sudah berada di sebuah hotel berbintang dimana mereka akan tinggal selama ada di Jeju."Selamat datang semuanya. Gimana perjalanan kalian, apa menyenangkan?" sapa Yutu yang di jawab ramah oleh yang lainnya."Baiklah sekarang kalian boleh istirahat, saya sudah p
Cinta itu kebebasan, bukan untuk saling mengekang. Cinta itu kepercayaan, bukan cemburu tanpa alasan. Harry tidak ingin cemburu. Tapi, dia merasa tidak suka jika orang lain membuat istrinya tertawa lepas tanpa kehadirannya.Saat Harry membalikkan badannya, Yura melihat keberadaan suaminya disana dan itu mampu membuat Yura menegang seketika takut akan ada kesalah pahaman. Akhirnya Yura bepamitan ke Myungso untuk kembali ke kamarnya. Saat sudah ada di lantai 7 tempat semua kamar rekan dari perusahaannya berada, Yura langsung mencari no kamar 194 yaitu kamar Harry.Sekarang dia sudah ada di depan kamar Harry, dia langsung menekan nomer sandinya yaitu tanggal pernikahan mereka berdua. Sedangkan no sandi kamar Yura menggunakan tanggal dimana mereka pertama kali bertemu di rumah Yura waktu itu. Myungso yang juga ingin ke kamarnya, matanya tak sengaja melihat sosok Yura masuk ke kamar Harry. Pikiran Myungso langsung kalut, berbagai kesimpulan menyerang otaknya. Tapi, Myungso