Share

Chapter 5

"Yaa, tapi 'kan, dua minggu lagi Nunna akan segera menikah. Lagian kak Harry tadi sangat tampan. Pasti anak kalian nanti imut sekali seperti diriku," jawab Daniel tanpa dosa.

"Ya Tuhaann ... kenapa aku memiliki adik seperti dia? Sudahlah pergi sana! Jangan membuatku semakin marah Daniell .... Kamu tahu sendiri 'kan, kalau aku lagi marah kayak gimana?" ujar Yura mengancam.

"Emmm, aku tahu. Kalau Nunna lagi marah kayak gimana. Kamu akan teriak-teriak dan menjambak rambutku sampai rontok," jawab Daniel polos.

"Waahh ... kamu semakin pintar juga ternyata adikku sayang. Apa kamu mau merasakannya lagi?" Yura berniat mendekati Daniel. Namun belum sempat Yura melangkahkan kakinya, Daniel sudah lari terbirit-birit keluar dari kamar Yura.

"Wahahaha ... Lihat bagaimana cara dia lari tadi? Sungguh menggemaskan sekali. Rasanya semua penatku terhibur dengan kelakuannya yang konyol." Yura tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya melihat tingkah lucu adiknya barusan. Setelah lelah tertawa, Yura segera berganti pakaian dan menuju tempat tidurnya, karena hari ini begitu melelahkan baginya. Tak menunggu waktu lama, Yura tertidur dengan begitu pulas.

*****

Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Di mana semua manusia mengawali pagi hari dengan penuh semangat, karena di waktu pagi hari sangat cocok digambarkan dengan kesejukan, semangat, serta harapan baru bagi semua makhluk di bumi ini. Akan tetapi, semua makna pagi hari menjadi waktu yang sangat dibenci oleh wanita bernama Han Yura. Kenapa tidak? Di pagi hari itulah takdir yang begitu menyebalkan baginya akan dimulai.

"Han Yura, ayo cepatlah turun dan sarapan bersama-sama!" teriak nyonya Han.

"Yaa, Ma," jawab Yura yang sedang menuruni anak tangga. Makanan sudah tertata rapi di meja dan di sana juga sudah ada tuan Han Baek, Daniel, dan nyonya Han Hyemi.

"Tumben sekali semuanya sudah berkumpul dan sudah rapi, apa ada kabar bahagia?" tanya Yura heran.

"Yaa, memang ada kabar bahagia sekali. Kami sedang bahagia, Nak. Apa lagi mulai sekarang, kamu sudah ada yang menjaga di kantor. Dan sebentar lagi kita akan mempunyai cucu yang imut," ujar tuan Han dengan wajah bahagianya yang mampu membuat hati Yura tersayat dan membuatnya semakin tak berdaya untuk menentang perjodohan ini, karena dia tak mau membuat kedua orang tuanya kecewa. 

"Oh iya, kamu harus bersikap manis di depan Harry, agar dia jatuh hati kepadamu Yura. Dengar-dengar Harry Borison itu, tipe pria yang pendiam. Jadi, kamu harus aktif untuk mengajaknya ngobrol santai," lanjut tuan Han.

"Ciihh ... amit-amit aku harus bersikap manis kepadanya yang ada aku ingin menjambak rambutnya sampai botak," batin Yura kesal.

"Kenapa kamu diam aja, Nak?" tanya nyonya Han Hyemi melihat kegelisahan anaknya.

"Ohh, nggak apa-apa kok, Ma. Hanya saja, aku memikirkan gimana aku harus bersikap baik terhadapnya setelah mengetahui tentang perjodohan ini. Apalagi Yura tidak berpengalaman untuk bersikap manis ke pria." Bohong Yura kepada kedua orang tuanya.

"Ya, kamu harus mulai belajar dari sekarang apalagi dia akan segera menjadi suamimu." Nyonya Han Hyemi mencoba menasehati putrinya.

"Ya, Ma. Akan Yura usahakan," jawab Yura dengan malas.

Setelah selesai sarapan, Yura segera berpamitan kepada kedua orang tuanya dan bergegas menuju mobilnya untuk pergi ke kantor.

***

Pagi-pagi kantor sudah sangat bising sekali, karena para karyawan pada bergosip mengenai direktur baru sekaligus satu-satunya pewaris perusahaan ini yang akan datang memimpin perusahaan Rank Group mulai hari ini.

"Aku benar-benar tidak sabar melihat sang direktur muda. Astagaa ... pasti dia tampan," ujar salah satu pegawai.

"Aku juga tidak sabar, nih. Apakah dia memang benar tampan? Kalau memang iya, aku akan berusaha mendekatinya," ujar pegawai lain dengan gaya centilnya yang penuh percaya diri.

Berbagai gosipan para pegawai terdengar oleh telinga Yura yang membuatnya muak. "Benar-benar tidak waras mereka semua." Yura sangat kesal karena kebisingan ini sangat mengganggunya. Tak lama kemudian, suara manager Joo mengisi seluruh ruangan.

"Selamat pagi semua. Kurang lima belas menit lagi direktur muda akan segera tiba. Sebaiknya kita semua turun dan bersiap-siap menyambutnya," ujar Manager Joo.

Semua pegawai sudah ada di lantai satu untuk menyambut sang direktur baru mereka. Banyak di antara mereka yang merapikan kembali penampilannya agar terlihat lebih rapi. Sedangkan Yura, dia hanya terdiam. Tak tahu kenapa tiba-tiba saja dia ikut merasa gugup.

Tak lama kemudian, berbagai deretan mobil berhenti tepat di depan pintu utama. Semua pegawai langsung berbaris dengan rapi. Lalu muncullah rombongan orang memasuki kantor, membuat semua pegawai menunduk hormat. Rombongan tersebut berhenti tepat di depan semua pegawai. Kemudian salah seorang dari rombongan itu maju ke barisan terdepan menghadap ke seluruh pegawai. Dialah sang direktur muda Harry Borison pewaris perusahaan Rank Group perusahaan paling berpengaruh di Asia.

"Halo selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Harry Borison umur 29 tahun. Saya akan memimpin perusahaan ini mulai dari sekarang menggantikan papa saya direktur Park Jerry. Saya harap kalian semua bisa menerima saya dengan baik. Mohon kerja samanya, terima kasih." Sapa Harry kepada seluruh pegawainya dengan senyum tipis terkesan dingin yang begitu memancarkan kewibawaannya.

Semua pegawai wanita terpesona dengan ketampanan yang dimiliki direktur baru mereka tak terkecuali dengan Han Yura. Dia juga terpesona dengan penampilan Harry saat ini. Mata Yura tidak teralihkan dari sosok Harry, entah setan apa yang telah merasukinya kali ini. Sehingga membuat mata mereka berdua (Harry dan Yura) bertemu cukup lama tanpa ada yang mengetahuinya.

Tiba-tiba bisikan Lee Dongsun terdengar di telinga Harry yang membuat semua pikirannya kali ini terbuyarkan. "Sebaiknya kita langsung menuju ke ruangan anda direktur," bisik Dongsun.

"Oh ya baiklah," jawab Harry singkat. kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya yang diikuti oleh beberapa orang di belakangnya.

"Waaaww, apa benar itu direktur baru kita? Wajahnya benar-benar tampan seperti artis Hollywood. Seharusnya dia jadi artis saja aku yakin banyak yang akan mengidolakannya," ujar Luna kepada rekan-rekannya yang lain.

"Sayang sekali jika dia hanya menjadi artis. Wajahnya sudah sangat cocok sekali untuk menjadi direktur perusahaan berpengaruh di Asia. Dia benar-benar pangeran di dunia nyata," ujar pegawai lainnya.

"Han Yura kau lihat sendiri, kan, tadi? Direktur kita benar-benar tampan sekali," ujar Naemi di samping Yura.

"Ya, dia memang sangat tampan pagi ini," jawab Yura tanpa sadar akan ucapannya sendiri. "What? Apa yang barusan aku katakan? Bisa-bisanya aku mengatakan pria gila itu tampan. Ahh ... aku benar-benar sudah gila," batin Yura merutuki dirinya sendiri.

"Apa jangan-jangan kamu tertarik padanya. iya, kan?" Goda Naemi.

"Itu tak akan pernah terjadi dalam kamus hidupku," jawab Yura begitu yakin.

"Jangan terlalu yakin, nanti kamu terjebak dengan omonganmu sendiri. Tapi, sepertinya aku tertarik padanya. Yuraaa, gimana bisa kita mempunyai direktur tampan seperti dia?" ucap Naemi histeris.

"Haahh?" jawab Yura terkejut sekaligus bingung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status