Share

Chapter 7

Author: Jemi
last update Last Updated: 2021-08-06 07:45:20

Harry yang sudah berada di ruangannya, segera merebahkan tubuhnya pada sofa yang ada di ruangannya. Entah mengapa dia memegang dadanya yang bergemuruh hebat saat ini belum lagi ditambah dengan kemunculan Dongsun secara tiba-tiba yang semakin membuat Harry terkejut dibuatnya. "Yaaakk. Astagaaa ... kamu nggak bisa mengetuk pintu dulu? Kenapa kamu selalu saja muncul di hadapanku secara tiba-tiba? Dan itu selalu membuatku terkejut. Untung saja aku tidak mempunyai jantung." Bentakan Harry pada Dongsun.

"Kenapa IQ-mu sekarang jadi menurun drastis begini? Lagian mana bisa kamu hidup kalau kamu tak punya jantung." Jawaban Dongsun mampu membuat Harry berpikir ulang tentang apa yang diucapkannya barusan.

"Kenapa sekarang aku jadi bodoh gini? Semua itu gara-gara wanita jadi-jadian itu. Bisa-bisanya dia sudah meracuni otakku yang berlian ini." Perkataan Harry dalam hatinya. Sedangkan Dongsun menatap Harry dengan mata menyipit seolah-olah dia akan menerkamnya. "Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Harry kesal dengan tingkah Dongsun.

"Habis melakukan apa kamu di ruang tim pemasaran?" tanya Dongsun yang membuat Harry menegang.

"Apa yang kamu katakan? Jelas saja aku ingin melihat bagaimana cara kerja para karyawanku. Kamu ada-ada saja Dongsun." Harry mencoba membantah perkataan Dongsun.

Sedangkan Dongsun tidak percaya dengan alasan Harry. "Tapi waktu itu, aku lihat cuma ada Yura di ruangan itu. Apa yang telah kamu lakukan di sana?" Dongsun masih menginterogasi sahabatnya itu.

"Emm, itu--" Harry mencoba mencari alasan yang tepat. "Oh, ya. Aku sedang menanyakan tentang persiapan tim mereka untuk rapat nanti." Bohong Harry.

"Benarkah?" tanya Dongsun lagi yang di jawab anggukan oleh Harry. "Awas saja kalau kamu berbohong padaku!" Ancam Dongsun.

"Yaa, lagian ngapain juga aku bohong padamu? Nggak ada gunanya." Jawaban Harry terdengar kesal.

'Baiklah. Aku akan percaya padamu kali ini," Jawaban Dongsun membuat Harry merasa lega. "Tapi, aku lebih percaya dengan apa yang aku lihat tadi,' batin Dongsun.

-Flash Back-

"Dongsun, bisakah kamu antarkan dokumen ini ke ruangan tim pemasaran?" tanya manager Shin pada Dongsun.

"Siap, Manager Shin. Aku akan melakukan semua yang kamu perintahkan." Canda Dongsun.

"Anak pintaarr." Manager Shin tersenyum melihat Dongsun yang selalu bersikap usil terhadapnya. Dongsun yang mendapat perintah segera menuju ke ruang tim pemasaran. Saat dia sudah ada di depan pintu, dia mendengar seperti ada orang yang berdebat di dalam.

Dongsun yang penasaran mencoba mengintip dari pintu karena pintunya terbuat dari kaca dan tembus pandang. "Tunggu dulu, apa yang sedang Harry lakukan di sini? Dan kenapa wanita itu berani membentak Harry? Apa mereka saling kenal? Tunggu dulu, sepertinya wanita itu Han Yura." Segala pertanyaan Dongsun dalam hati. Merasa penasaran, dia terus mencoba mengintip apa yang sedang mereka berdua lakukan.

"Ohh, astaga. Apa yang Harry lakukan pada wanita itu?" Dongsun terkejut melihat Harry yang menarik pinggang Yura dan kemudian menciumnya. "Sepertinya ada yang nggak beres di antara mereka berdua," batin Dongsun yang mengurungkan niatnya untuk menyerahkan berkasnya sekarang dan dia segera meninggalkan ruangan itu.

-Flash Back End-

Jam istirahat telah usai. Para pegawai kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Kurang 20 menit lagi rapat dimulai. 

"Siang semuanya. Apa perwakilan dari tim kita yang sudah saya tunjuk kemarin sudah siap untuk meeting bersama direktur nanti? Dan kamu Yura, apa kamu juga sudah siap mewakili tim pemasaran untuk menjadi penyaji materi untuk presentasi nanti?" tanya manager Joo kepada kelima anak buahnya yang menjadi perwakilan timnya.

"Kami sudah siap semua, Manager Joo," jawab Yura dengan yakin yang dijawab dengan anggukan oleh rekan-rekannya yang lain.

"Bagus, kalau begitu sekarang kita segera menuju ke tempat meeting sebelum direktur tiba." Manager Joo dan yang lainnya segera menuju ruang meeting.

Sesampainya di dalam ruangan, semua orang mulai menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk meeting. Setelah semuanya siap, semua orang mulai menempati kursi yang sudah disiapkan. Sambil menunggu kedatangan direktur, Yura yang telah ditunjuk oleh timnya untuk menjadi penyaji pada presentasi yang akan menjelaskan mengenai rancangan pemasaran yang sudah mereka siapkan satu bulan yang lalu mulai dilanda rasa gugup.

'Aduuh aku harus bagaimana ini? Setelah apa yang dia lakukan tadi, rasanya aku sedikit gugup harus menghadapinya. Bagaimana jika dia melakukan hal yang lebih gila lagi nantinya?' Berbagai kegelisahan yang melanda hati Yura. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Sontak membuat seisi ruangan menoleh ke arah pintu. Dan muncullah sang direktur bersama sekretarisnya. Semua orang berdiri menyambut kedatangan direktur.

"Selamat siang semuanya." Sapa Harry Borison kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang diikuti oleh semua orang di ruangan meeting. 

"Baiklah, kita mulai saja meeting kali ini dan silakan untuk perwakilan dari seluruh tim untuk mempersiapkan diri maju dan menjelaskan mengenai rancangan yang sudah kalian persiapkan. Silakan saya mulai dari tim pemasaran terlebih dahulu," ujar Harry sengaja.

Keempat rekannya menghadap ke arah Yura, berharap Yura bisa menangani semuanya dengan baik. Sedangkan Yura yang merasa diperhatikan oleh rekan-rekannya, segera berdiri dan menuju ke depan tempat presentasi yang sudah disiapkan. Harry yang melihat siapa yang maju merasa sedikit terkejut.

"Selamat siang semuanya. Perkenalkan saya Han Yura yang telah ditunjuk oleh tim saya untuk menjadi penyaji materi presentasi dalam meeting kali ini." Sapa Yura pada semua orang. Setelah itu, Yura mulai menjelaskan beberapa hal tentang rancangan tim mereka dengan sangat rinci tanpa ada kesalahan sedikit pun yang semakin membuat auranya terpancar.

Harry yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Yura, dia tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya kali ini. Harry yang takut semakin terpesona pada sosok wanita di depannya itu, segera mengalihkan pandangannya ke arah para pegawai. Dan apa yang dia lihat? Para pegawai pria tersenyum-senyum sendiri melihat ke arah Yura. Seolah-olah mengerti dengan tatapan itu, karena dia juga seorang pria. Rasanya Harry ingin menampar satu persatu wajah mereka.

Sedangkan Dongsun yang berada tak jauh dari Harry, mengerti dengan arti tatapan itu. 'Sepertinya kamu sudah mulai bisa bangkit dari masa lalumu Harry dan itu karena sosok wanita bernama Han Yura. Aku bahagia telah melihatmu kembali seperti sosok Harry Borison yang sesungguhnya.' Dongsun senang melihat perubahan dari sahabatnya itu. Sudah dua puluh menit Yura menjelaskan rancangan dari timnya, akhirnya Yura segera mengakhiri presentasinya.

"Ubah semua rancangannya," ujar Harry tiba-tiba membuat seisi ruangan terkejut. "Karena menurut saya rancangan itu akan merugikan perusahaan dan juga tempat pemasarannya kurang kondusif," tambah Harry.

Yura yang masih berada di tempat presentasinya tadi sangat terkejut dengan apa yang dia dengar barusan. "Saya beri kalian waktu satu minggu untuk merubah ulang rancangannya dan kamu Han Yura (menunjuk ke arah Yura berada), segera buatkan laporan tentang pemasaran selama tiga bulan yang lalu untukku. Saya beri kamu waktu sampai besok lusa." Tambah Harry lagi yang semakin membuat Yura melongo di tempatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Love and Mystery   Chapter 67

    "Aku tidak menyimpannya, karena aku pikir data itu aman dan tidak mungkin orang luar bisa mencuri data itu. Lagian Naemi juga tidak mungkin mencurinya. Dia juga tidak tahu kalau rumah sakit ini milik keluargaku," jelas Marwin yang mulai merasakan ada keganjalan dari situasi saat ini."Oke, begini saja masalah tentang penyelidikan ini hanya kita berdua saja yang tahu. Jangan sampai ada yang tahu lagi termasuk orang terdekat kita sekali pun, karena kita juga tidak tahu siapa yang benar-benar tulus membantu dan siapa yang menyembunyikan sesuatu di belakang kita," saran Jungwo. Dia juga merasakan sesuatu yang aneh tentang kejadian ini."Oke, baiklah. Terima kasih kamu sudah mau membantu. Kalau gitu, kamu pulang dulu. Aku juga akan membantu menyelidiki mengenai masalah ini," jawab Marwin."Oke, aku pulang dulu. Oh iya, sebaiknya kamu bicarakan masalah ini dengan Harry juga karena dia yang sangat berpengaruh dalam menyelesaikan masalah ini," ucap Jungwo dan langsung m

  • Love and Mystery   Chapter 66

    Saat ini, Naemi sudah ada di kediaman pamannya. "Huufftt, kenapa masalah terus saja muncul kepadaku? Oh Tuhan, aku nggak ingin ada orang yang kehilangan nyawanya, karena ulahku lagi. Sudah berapa banyak orang yang sudah mati di tanganku? Aku ingin bertobat, Tuhan. Maka dari itu, tolong berikan Harry padaku, agar aku bisa menebus segala kesalahanku selama ini," batin Naemi sedikit memaksa sambil duduk di kursi taman rumah sambil menunggu pamannya pulang. "Kenapa kamu ada di sini, Naemi? Bukankah seharusnya kamu ada di rumah suamimu?" tanya Jo Jingri membuyarkan lamunan Naemi. "Ohh, paman sudah pulang? Aku hanya ingin mengunjungimu saja. Pikiranku sedang kalut saat ini. Oh iya, apa paman tahu tentang Rachel penyanyi terkenal itu?" tanya Naemi. "Sepertinya nama itu nggak asing. Sebentar, kamu punya fotonya nggak?" Kemudian Naemi memberikan foto Rachel yang ia dapat dari media sosial kepada pamannya. "Oh, aku ingat. Dia dulu itu penyanyi di club m

  • Love and Mystery   Chapter 65

    Malam yang begitu sunyi hanya terdengar suara hembusan angin dan aliran air sungai yang meneduhkan hati. Di sana, terdapat sosok wanita cantik duduk berdiam diri sambil menatap bintang-bintang yang seakan-akan sedang menghiburnya malam ini. Angin yang berhembus semakin menusuk kulit putih wanita itu. Rasa dinginnya malam sama sekali tidak ia pedulikan, tergantikan akan hatinya yang kembali hangat saat dirinya menyendiri seperti ini.Entah sampai kapan semua cobaan yang menimpa dirinya berakhir, menggantikan semuanya dengan kebahagian. Ingin rasanya dia tidak bersikap egois seperti ini. Namun, dia sudah lelah akan semua hal yang telah terjadi dalam hidupnya. Kata menyerah selalu menghantui pikirannya. Dia sakit di saat statusnya yang sebenarnya harus disembunyikan di hadapan publik, membuat semua pergerakannya harus dikendalikan.'Harry calling'Nama itu, membuat hatinya kembali merasakan rasa sakit. Rasa egois lebih dominan daripada rasa rindu, hingga m

  • Love and Mystery   Chapter 64

    "Hei bro, ke mana Calista?" tanya Harry pada Marwin."Entahlah. Tadi dia pergi ke toilet dan mukanya seperti habis melihat dirimu selingkuh, bung," bisik Marwin sambil ketawa.Harry langsung meninggalkan Marwin dan bergegas untuk mencari Calista. Namun, langkahnya terhenti saat namanya di panggil."Hai, direktur Harry. Senang bisa menjadi bintang tamu spesial di perusahaanmu aku sangat merasa terberkati," ucap Rachel manis di hadapan Harry."Sama-sama. Saya juga berterima kasih, karena anda sudah meluangkan waktu untuk menghadiri acara perusahaan kami," jawab Harry formal.Perbincangan mereka menjadi sorotan banyak orang bahkan wartawan tak menyia-nyiakan mengabadikan kesempatan emas itu."Bisakah anda menemani saya untuk mengobrol? Saya tidak terlalu kenal dengan orang-orang di sini." Ucapan Rachel begitu manis mungkin jika itu diucapkan di depan pria lain pasti hatinya sudah berbunga-bunga. Namun, ucapan manis itu ditujukan pada Harr

  • Love and Mystery   Chapter 63

    "Kenapa hatiku sakit, ya, saat melihat mereka berjalan berdampingan seperti itu?" tanya Harry pada hatinya sendiri.‘’Hei bukannya dia itu Han Yura?”“Waawww, apa aku nggak salah lihat? Wanita itu sangat mirip dengan mendiang istri Direktur Harry, loh.”“Apakah dia reinkarnasi dari sosok Han Yura? Daebaakkk ....”“Berita kali ini membuat gempar warga Korea pastinya.” Semua para tamu undangan, banyak yang dibuat terkejut dengan kedatangan Calista dan Marwin kecuali pegawai Rank Group yang memang sudah tahu dengan sosok Calista. Pasalnya, wajah mendiang istri sang direktur muda Harry Borison menjadi sorotan publik pasca kecelakaan terjadi yang menewaskan wanita malang tersebut. Sehingga, saat Calista menginjakkan kaki di tempat pagelaran akbar tersebut, wajar saja banyak or

  • Love and Mystery   Chapter 62

    Tiba sudah hari pergelaran akbar yang ditunggu-tunggu para kolega dan seluruh pebisnis Korea Selatan. Di mana mereka saling mencari muka di depan sang direktur Perusahaan Rank Group. Bahkan di antara mereka ada yang ingin mendapatkan perhatian, ada juga yang ingin mendapatkan kerja sama bersama perusahaan raksasa tersebut.Calista yang berada di kediaman Marwin, merasa sangat gelisah. Dia bingung mau memakai baju yang mana. Setidaknya penampilannya malam ini tidak boleh kalah dengan para wanita yang ingin mencari perhatian Harry."Hei, kenapa mukamu kusut begitu, hemm?" tanya Marwin yang tiba-tiba berada di samping calista."Aku bingung ini, gaun apa yang akan aku pakai nanti? Apalagi gaun-gaun kesayanganku ada di rumahku dan Harry ...." Wajah Calista cemberut hanya karena gaun."Dasar wanita. Ribet sekali, sih. Nih, Harry tadi sudah mengirimkan gaun untukmu," ucap Marwin sambil memberikan gaun itu kepada Calista."Waahh, benarkah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status