Share

Dafa vs Andra

Setelah mengantar Sandra ke sekolahnya, akhirnya Dafa tiba juga di depan gerbang sekolah Lara. "Makasih ya Kak udah anterin aku."

"Iya sama-sama, udah sana masuk!" Ujar Dafa sambil mengusap-usap kepala adik perempuannya 

"Ih... jangan digituin, nanti berantakan tau rambut aku."

"Jiah... mau ketemu siapa sih, sampe berantakan dikit aja nggak mau."

"Ada deh, rahasia! Udah ah entar keburu si Chika dateng pasti bakal heboh minta salamin ke Kak Dafa."

"Ya biarin aja itu kan fans Kakak."

"Idih, pede gila." Lara pun membuka pintu dan keluar dari mobil. "Bye Kak..." Ucap Lara berpamitan dari luar kaca mobil.

Dafa pun membalas dengan lambaian tangannya dari dalam mobil lalu pergi.

Tak lama berselang, Chika dan Tara datang menghampiri Lara yang masih mengamati mobil kakaknya pergi.

"Woi!" sontak Lara pun kaget dibuatnya oleh kedua temannya itu.

"Eh kalian tuh, kebiasaan deh ngagetin gue!" Kesal Lara.

"Hehe... sorry deh Lara," tukas Tara.

"Eh iya lo tadi dianter Kak Dafa ya? Gue lihat kayak ada mobil kak Dafa tadi."

Lara mengangguk.

"Ih... kenapa sih Lara, elo enggak agak lamaan aja ngobrolnya sama kak Dafa. Biar gue jadi bisa lihat Kak Dafa pujaan hati gue." Chika sepertinya menyesal tak datang lebih cepat.

"Haduh mulai deh, bucinnya kakak lo tuh Ra!" Sahut Tara melirik Chika

Lara yang tiba-tiba ingin iseng pun diam-diam mengajak Tara pergi daa meninggalkan Chika yang sibuk misuh-misuh sendiri. "Lara! Pokoknya gue nggak mau tau eloー" Chika menoleh tapi sayangnya, ternyata kedua temannya itu sudah tidak ada didekatnya, ia pun jadi semakin kesal dibuatnya. "Ih... jahat banget sih, berarti dari tadi gue kayak orang gila dong ngomong sendiri! Lara! Tara!... nyebelin banget sih!"

**

Di koridor sekolah Lara dan Tara berjalan sambil tertawa puas karena sudah bisa menjahili Chika. Ternyata Chika berlari mengejar mereka. "Lara,Tara... stop kalian!" Chika mengomel pada kedua temannya itu. Tapi sayang, baik Lara maupun Tara bukannya menyesal malah dibuat cekikikan melihat Chika yang ngomel-ngomel.

"Yaudah, Chika yang cantik daripada ngomel gitu, mau disalamin sama kak Dafa nggak?"

"Mau Lara, mau banget!" Chika langsung antusias seperti anak kecil mendengar nama Dafa.

"Tapi bayar," sahut Lara diikuti gelak tawanya.

"Lara lo lama-lama minta gue jitak ya!"

"Ampun Chik! Ampun, hahaha..." Ketiga sahabat itu pun saling tertawa lepas di koridor sekolah. Hingga tak sengaja langkah mereka harus terhenti, tatkala Gilang yang tiba-tiba muncul menghampiri Lara. Karena tidak ingin mengganggu sepasang kekasih itu, Tara dan Chika pun sigap dan permisi pergi duluan ke kelas. "Yaudah Ra, kita duluan ya... dah Lara, dah... Gilang," ucap Chika sambil ditarik paksa oleh Tara.

"Oh iya Gilang, kita ke taman belakang sebentar yuk, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Gilang mengangguk setuju.

**

Lara dan Gilang pun pergi ke taman belakang sekolah, disana mereka berdiri di dekat pohon mangga. Disana Lara berkata pada Gilang jikalau dirinya sudah mengatakan perihal hubungan mereka kepada sang bunda.

"Terus, respon Bunda kamu gimana Ra, pas tau kalau kamu udah punya pacar?"

Lara senyum-senyum. "Bunda bilangー nggak apa-apa danー Bunda juga minta sama aku buat ajak kamu ke rumah, supaya bisa kenalan sama kamu."

"Serius, bunda kamu bilang gitu?" Gilang terlihat senang sekali mendengarnya. Bahkan sangking senangnya Gilang sampai reflek memeluk Lara hingga membuat gadis itu terkaget. "Gi- Gilang, kayaknya kamu harus lepasin aku deh." Gilang pun melepaskan pelukannya. Lara meminta hal itu karena merasa tidak baik berpelukan dilingkungan sekolah saat KMB akan segera dimulai.

"Ma- maaf Ra, aku terlalu seneng tau bunda kamu mau ketemu aku jadinya reflek deh. Oh berarti kalau gitu tandanya kita nggak perlu lagi backstreet dari ortu kamu."

"Iya, aku juga seneng banget."

"Eh tapi kira-kira baiknya kapan aku ke rumah kamunya?"

"Umー gimana kalau hari sabtu di minggu ini?"

"Setuju!" Jawab Gilang dengan antusias.

Akhirnya mereka berdua pun memutuskan kalau hari sabtu nanti Gilang akan datang menemui keluarga Lara.

"Yaudah kalo gitu kita balik kelas yuk! Udah mau bel nih," ajak Lara yang kemudian menarik tangan Gilang.

**

Di kampus tempat Dafa kuliah terlihat dirinya sedang sibuk sekali bersama anggota himpunan lainnya. Maklum, Dafa dan teman-teman himpunannya memang tengah mempersiapkan sebuah acara yang akan diselenggarakan di kampusnya dalam waktu dekat ini.

"Dafa, gue ke sekre dulu ya, gapapa kan lo bawa ini sendirian?" ujar teman perempuan Dafa yang bernama Shita yang ikut bersamanya membawa beberapa tumpukan pamflet untuk disebarkan.

"Oh yaudah, gak apa-apa biar gue bawa ini sendiri ke aula biar dibantu anak-anak lain yang ada disana."

"Maaf ya Dafa lo jadi repot deh karenaー Aduh!" Tiba-tiba saja teman Dafa yang baru saja ingin menyerahkan tumpukan pamflet itu pada Dafa terdorong oleh mahasiswa yang jalannya serampangan.

"Bro, lu kalo jalan ati-ati dong!" Tegur Dafa pada mahasiswa yang sudah tidak asing lagi di kampus ini. Sayangnya bukannya meminta maaf mahasiswa itu justru mendekati Dafa dengan gaya arogannya. "Kalo gua nggak mau jalan ati-ati, trus lu mau apa!?"

Teman perempuan Dafa yang berkacamata itu pun kaget, ia yang baru membenarkan kacamatanya baru sadar kalau yang menabraknya itu adalah Andra seniornya yang terkenal bengal dan arogan. Melihat Andra yang sepertinya tidak suka ditegur oleh Dafa, ia pun jadi khawatir dan mencoba meredamnya agar tidak terjadi keributan. "Da- Dafa gue nggak apa-apa kok, udah yuk kita pergi aja."

Dafa masih menatap Andra dengan tatapan kesal.

"Tuh denger, temen cewek lu aja santai, kenapa lu sewot sama gua? Lu tuh harus hormat sama gua, karena gimana pun gua ini senior elu! Paham kan bro...!" Andra menepuk pipi Dafa lalu pergi tanpa rasa bersalah.

Dafa yang mencoba menahan emosinya sampai-sampai mengepal tanganya untuk menahan amarahnya. Shita pun mencoba menenangkan Dafa. "Daf, udah ya... nggak usah berurusan sama kak Andra, lo tau sendiri kan tuh orang kayak apa kalau udah ngerasa diusik?"

"Gue udah tahan emosi Ta, tuh orang emang nggak ada pikirannya banget! Gue bisa jamin, suatu hari nanti, orang arogan kayak Andra, pasti bakal kena karmanya sendiri atas kesombongannya selama ini!"

Shita sampai bergidik mendengar ucapan Dafa yang terlihat begitu serius.

"Ya- yaudah yuk kita beresin ini pamflet yang berceceran dulu," ajak Shita kepada Dafa.

**

Sore harinya, Lara yang kini berada ditempat bimbingan terlihat gusar. Ternyata ia masih saja kepikiran dengan dirinya yang tidak bisa menjemput sang ayah dari bandara. Akibatnya, dirinya jadi agak susah konsentrasi pada pelajaran. Lara memeriksa ponselnya, ia melihat layar hapenya yang sudah menunjukkan pukul 18.00, dimana itu berarti ayahnya pasti sudah landing. Lara berinisiatif untuk mengirim pesan pada Sandra menanyakan apakah sang ayah sudah tiba dibandara atau belum, sialnya... baru saja ingin mengetik, Lara malah ketahuan oleh guru bimbingannya. Alhasil ia pun malah disuruh menyimpan ponselnya dan maju mengerjakan soal yang ada di papan.

**

Di lain tempat, Bunda Hani dan anak-anaknya yang lain ternyata sudah bertemu dengan Ayah mereka Pak Rizal. Dafa yang menyetir mobil di depan pun kini tengah mengendarai mobilnya menuju kediaman mereka, lagi-lagi Sandra yang usil memiliki rencana untuk mengerjai Kakak perempuannya. Ia ingin mengirim pesan dengan bilang kalau Ayahnya kecewa karena Lara tak menjemputnya. Tapi hal itu urung ia lakukan karena sudah lebih dulu ketahuan oleh ayahnya. "Hayo anak ayah yang usil, senyum-senyum gitu mau chat kakaknya apa?"

"Ayah, Sandra padahal belum ketik, tapi kok ayah udah tau?"

Ayah Rizal tergelak. "Ya pasti taulah... kamu kan mirip-mirip sama Ayah, suka usil, masa raja usil nggak tau trik usil anaknya sendiri."

Semuanya pun saling tertawa. Tapi tak bisa terelakan ternyata seketika Rizal pun jadi ingat dengan Lara yang tidak bisa bersama mereka sekarang. "Kalau ada Lara pasti lebih seru lagi ya?"

"Ayah kangen ya sama Lara?" ujar Bunda.

"Ya kangenlah Bun, masa sama anaknya sendiri nggak kagen. Ya tapi mau gimana lagi, ayah tau kalo Lara lagi serius belajar di tempat kursus sekarang, jadi ayah nggak mau ganggu. Toh nanti pasti kalau dia udah pulang bakal ketemu juga kan."

"Iya Ayah..." Ujar Bunda lalu tersenyum kepada Ayah.

🥀🥀🥀

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status