Share

Amarah Ishan

"Anita!" teriak Ishan memanggil sekretarisnya.

Pagi itu, suasana kantor begitu sibuk dan mencekam. Semua karyawan merasa tegang di tengah kesibukan masing-masing.

"I-iya pak?" jawab Anita gagap ketakutan.

"Ini sudah jam sembilan, kenapa Lintang belum juga datang? Kamu sudah hubungi dia?" tanya Ishan dengan luapan amarah yang berapi-api.

"S-sudah pak ...."

Brak!!

Gebrakan meja yang dilakukan Ishan membuat gaduh suasana kantor.

"Ngomong yang jelas!" bentak Ishan yang membuat Anita semakin ketakutan.

"Sudah pak! Saya sudah menghubungi beliau, tapi tak ada jawaban," jawab Anita lancar sebab sangking terkejut dan tertekan.

"Inikah yang disebut karyawan teladan?! Apakah pujian membuatnya sombong dan lalai dari tugas?!"

Anita menitikkan air mata karena takut.

"Kenapa kamu menangis di sini?"

"Gimana saya nggak nangis? Wong bapak memarahi saya atas kesalahan yang bahkan saya nggak tahu! Saya ini cuma sekretar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status