Share

Mencari Jalan Keluar

Keadaan kampus yang ramai tidak membuat perasaan Hilda tenang karena setelah pesan yang tidak ditanggapinya, Hilda tahu siapa pengirimnya hanya saja tidak mendapatkan uang dan gaya hidupnya yang seperti ini membuat dirinya tidak tahu harus bagaimana. Alia dan Tari yang berada di dekat Hilda sedikit bertanya tentang apa yang terjadi pada dirinya tapi tidak mengeluarkan suara sama sekali entah takut dengan Hilda atau memberikan waktu padanya.

“Prof gak masuk ya?” Alia memcoba mencarikan suasana menatap kedua sahabatnya di mana Tari hanya mengangkat bahu sedangkan Hilda masih terdiam “ada masalah?” menatap Hilda yang hanya diam dan tersenyum.

“Absenin ya aku mau pulang gak enak badan” Hilda langsung beranjak sebelum mendapatkan jawaban dari mereka berdua.

Hilda tidak tahu akan ke mana karena pastinya uang yang diminta bukan dalam jumlah kecil, uang tersebut dalam jumlah besar. Masa lalu dirinya yang tidak diketahui banyak orang terutama kedua orang tuanya, masa lalu yang Hilda rahasiakan agar tidak ada orang yang tahu. Setiap bulan dirinya mengirimkan uang untuk orang tersebut tapi tidak yakin jika memang diperuntukkan anak itu, Hilda bisa saja meminta uang orang tuanya atau mengambil dari kiriman mereka hanya saja dirinya tidak akan melakukan hal tersebut lebih baik memutuskan untuk mencari uang sendiri meski dengan cara yang tidak benar.

Hilda memandang bangunan yang selama ini membesarkan dirinya di mana segala macam kenangan berada di tempat ini, rumah milik kedua orang tuanya yang hanya ditempati ketika mereka pulang karena Hilda lebih suka berada di apartemen pemberian Adrian. Hilda memutuskan menghubungi Charly siapa tahu membutuhkan kehangatan sehingga dirinya bisa mendapatkan uang tersebut dengan cepat, gerakan tangannya terhenti ketika memikirkan satu nama tapi dengan segera dihilangkan pemikiran mengenai pria tersebur di mana persyaratan gilanya adalah hamil anaknya. Hilda terdiam cukup lama di dalam mobil dengan memainkan ponselnya dan setelah yakin langsung menghubunginya di mana akan bertemu di tempat yang tidak jauh dari keberadaan Hilda, setelah memastikan diri Hilda segera menjalankan mobilnya menuju tempat janjian dengan orang itu.

“Tidak menyangka akan dihubungi lebih cepat” sambutan yang Hilda dapat ketika masuk ke dalam kamar hotel “pasti ini ada kaitan dengan uang.”

Hilda melangkah ke arah Andrew yang sedang duduk menatap dirinya dan langsung duduk di pangkuannya “kita uji coba terlebih dahulu bukan dan mengenai hamil bukankah belum diputuskan, jadi kita mulai sekarang?.”

Andrew memegang tangan Hilda yang berusaha memegang miliknya “tidak sekarang gadis kecil” memberikan senyuman terbaiknya yang langsung mengangkat Hilda dengan diletakkan di ranjang “aku masih ada kegiatan setelah ini, kalau kamu setuju datang ke alamat ini.”

Hilda menatap kartu nama yang Andrew berikan “rumah siapa?.”

“Berkenalan dengan istriku” memberikan tatapan datar “agar istriku tahu siapa wanita yang akan mengandung benih dari suaminya nanti” membelai pipi Hilda lembut “pilihan ada di tanganmu dan untuk sementara tidurlah di sini nanti malam aku tunggu di rumah” memberikan kecupan ringan pada Hilda.

“Aku belum memutuskan untuk mengandung anakmu dan tidak akan pernah” Andrew hanya tersenyum.

“Kamu boleh pergi jika tidak mau atau datang ke Charly kebetulan malam ini ada pesta siapa tahu mendapatkan uang banyak di sana.”

Andrew melangkah keluar setelah berbicara seperti itu pada Hilda membuat dirinya hanya bisa diam, memandang kartu nama yang diberikan Andrew adalah hal tergila yang dirinya lakukan saat ini. Tidak mungkin dirinya berkenalan dengan istri sah Andrew dengan istri Adrian saja dirinya tidak mengenal atau bertemu karena selalu saja alasan yang dirinya berikan setiap istrinya minta bertemu dan sekarang istri Andrew bagaimana bisa dirinya datang dan bertemu, tapi dirinya juga tidak mungkin untuk mendatangi Charly untuk mendapatkan uang yang sangat dibutuhkan ini. Hilda menghembuskan nafas panjang memutuskan apa yang harus dirinya lakukan saat ini, Hilda hanya ingin bermain tidak untuk berbuat lebih sampai bertemu dengan istri dari Andrew.

Hilda membuka kembali pesan yang dikirimkan padanya yang sampai saat ini tidak ditanggapinya sama sekali, Hilda tahu jika baik – baik saja hanya saja ada satu perasaan tidak pasti mengenai keadaan sebenarnya. Hilda keluar dari dalam kamar tanpa peduli dengan keadaan sekitar yang sangat tidak penting bagi dirinya, Hilda menghentikan langkahnya ketika melihat sepatu yang sangat dikenal dengan sangat baik.

“Sejak kapan di sini?” menatap Johan terkejut.

“Ikut aku” Johan memberikan instruksi agar mengikutinya dengan segera Hilda berada disamping Johan tanpa bersuara.

Johan mengajak Hilda berada di restoran yang tidak jauh dari hotel dengan hanya saling diam tidak ada yang membuka pembicaraan bahkan sampai pelayan meninggalkan mereka berdua, Hilda sendiri tidak berniat untuk berbicara dengan Johan sedangkan Johan meski memainkan ponsel tapi beberapa kali mencuri pandang ke arah Hilda. Johan tahu permasalahan yang Hilda alami dan juga latar belakang wanita ini meski terkadang menyesalkan apa yang diperbuatnya, Johan beberapa kali juga melakukan bersama Hilda hanya untuk kebutuhan saja karena Hilda menawarkan. Tujuan utama Johan yang tidak Hilda ketahui adalah membantu kehidupan wanita dihadapinya, Johan sangat tahu latar belakang Hilda meski tidak pernah diceritakan oleh wanita dihadapannya ini.

“Layani aku malam ini” Hilda menatap Johan bingung “pria itu pulang ke tempatnya bukan?” menatap Hilda datar yang hanya mengangguk ragu “ikut aku dan layani aku.”

“Kemana?” setelah berhasil menguasai diri.

“Aku akan keluar kota untuk menenangkan diri mumpung gak ada jadwal besok jadi temani dan layani aku” Hilda terdiam tidak menjawab “akau akan membayar lebih dari biasa” Hilda membelalakkan mata “kamu meragukan aku?.”

Hilda menggelengkan lalu mengangguk kepala membuat Johan tersenyum “hanya kamu kan tanpa ada orang lain?” Johan mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Hilda “aku tidak ingin ada orang lain.”

“Aku tidak suka apa yang aku sentuh juga disentuh pria lain ketika sedang menggunakannya” Hilda mengangguk “kamu bawa mobil?” Hilda mengangguk “kita berangkat dari apartemen aku ikuti dari belakang dan bawa pakaian terbaikmu untuk memuaskanku.”

Johan melanjutkan makannya dalam diam seolah apa yang dibicarakan tidak terlalu penting saat ini, Hilda yang melihat Johan makan membuat perutnya berbunyi dengan seketika dirinya mengikuti apa yang Johan lakukan. Hilda sedikit lega karena Johan memberikan usul terbaik dengan begitu terbebas sementara dengan Andrew dan Charly, langkah selanjutnya nanti adalah bagaimana memuaskan Johan karena Aulia tahu bahwa apa yang Johan lakukan ini tidak murah yang berarti Hilda harus memberikan yang terbaik untuk Johan. Johan sendiri tidak pernah menuntut apa pun saat berhubungan karena bagi Johan kenikmatan bersama lebih menyenangkan dibandingkan salah satu, hal yang Hilda dapat dari Johan tidak dirinya dapat dari kedua pria kecuali Andrew yang belum pernah Hilda rasakan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status