Share

Bab 3. Bulan Madu

"HAh''

"Hah, hah, heh, ho gue tanya pinggang lo sakit gak?'' tanya Laura sekali lagi.

PLAK

"Sakit tahu kenapa kening gue di jitak,'' keluh Laura mengusap keningnya.

'Lo lo lo gue ini suami lo. Lebih tua dari lo, bisa kah panggil lebih sopan,'' ujar Bara.

Laura menatap malas ke Bara.'' Kamu dah, itu pun jika di depan para orang tua, karena gue kagak terbiasa,'' ucap Laura.

''Bang kek, mas kek, sayang kek ini kamu, nanti apa yang di pikirkan sama para orang tua,'' protes Bara.

''Bener juga, tapi gue ogah panggil sayang - sayang gitu jadinya kayak kepala lo peyang. Biar enak abang aja deh,'' ucap Laura.

''Itu lebih enak di dengar,'' ucap Bara.

''Udah kan, gue mau mandi bye bye.'' Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.

''Dasar bocah,'' ucap Bara menggeleng kepala.

''Ssssett pinggang masih sakit lagi,'' ringis Bara memegang pinggangnya.

Di meja makan para orang tua telah berkumpul. Dari arah tangga Bara dan Laura bersama menuruni anak tangga. ''Lihat pengantin baru sudah datang,'' kata Mama Bara.

Semua orang langsung menoleh ke arah Bara dan Laura datang. ''Selamat pagi semuanya,'' sapa Laura.

"Selamat pagi semua,'' sapa Bara.

Mereka berdua telah ikut bergabung sarapan bersama. ''KIrain mama, kamu gak bakal keluar kamar dan sarapan di dalam kamar,'' ucap Mama Laura.

Kening Laura berkerut.'' Maksud Mama apa? lagian aku masih bisa jalan ya bisa turun berjalan lah,'' ucap Laura.

''Jeng aku jadi curiga putraku dan putrimu belum buatkan kita cucu deh,'' ujar Mama Bara.

BUUUYUUURRR

Sontak saja Bara langsung menyemburkan air yang dia minum. Lain dengan Laura mendelik matanya setelah mendengar perkataan mertuanya.

''Jeng bener, aku saja yang dulu saat masa pengantin baru sampai tak bisa jalan saking ganasnya suamiku," ucap mama Laura malu- malu.

"Ah aku pun juga jeng bahkan saya dan dan suamiku sampai betah saat bulan madu kami di kamar terus," timpal Mama Bara.

Kedua bapak- bapak kini justru bersemu merah wajah mereka. Laura dan Bara sampai terpelongoh dibuat tinggal random kedua orang tua mereka. "Ah mama, papa masih bisa kok kayak waktu kita pengantin baru," ucap Papa Laura malu- malu kucing.

"Lah papa ikutan juga," batin Laura menatap geli sang papa.

"Ah mau kita ikut bulan madu kedua ma," ucap Papa Bara menarik turunkan kedua alis miliknya.

PLAK

Bara menepuk jidatnya papanya tak jauh beda dengan papa mertuanya. "Sudah cukup, cukup ini mau sarapan di meja makan bukan justru mendengarkan kalian nostalgia masa muda," kentus Bara menghentikan obrolan absuard para orang tua.

"CK. Maka nya Bar, buka segel dong biar rasakan apa yang kami dulu kami rasakan saat penggantin baru," ledek sang papa Bara.

"Sudah lah Pa, mereka juga bakal pergi bulan madu kok. Mama dan jeng besan udah pesankan tempat bulan madu terbaik deh pokoknya untuk mereka," ujar Mama Bara.

Bara dan Laura menatap satu sama lain. "Wah bagus tuh ma, emang pintar deh istriku ini biar kita bisa gendong cucu secepatnya," ucap papa Bara dengan girang membayangkan dirinya tak sabar mengendong cucu.

"Setelah kalian sarapan lekas bereskan baju- baju kalian ke dalam koper oke," suruh Mama Laura.

"Tapi ma, besok Laura masuk kampus loh," tolak Laura beralasan besok dirinya masuk kampus.

"Papa udah izin kok ke kampus Kamu selama satu Minggu kamu tak masuk," jawab sang papa membuat Laura tak berkutik lagi.

Laura tak menjawab dia menyenggol sikut suaminya. "ngomong dong," desak Laura berbisik.

Bara malah mengangkat kedua bahunya dan sibuk menikmati sarapan paginya. "Laki satu ini tak bisa di andalkan AAAARRRRggg hidup tenang gue!" pekik Laura sudah pasrah dengan hidupnya. Dia jadi tak berselera makan jadinya.

Dua jam kemudian mereka sudah berada di bandara. "Baik - baik ya sayang di sana jangan lupa oleh- olehnya harus bawa cucu titik," tintah sang mama cepiki- cepiki dengan putrinya.

Laura mendesah kasar."Ingat sayang saat di sana hajar aja terus kalahkan suami di ranjang sayang.Jangan mau kalah dulu mama mertua mu mengalahkan papanya Bara," ucap absuard mama mertua.

Laura jadi bergedik ngeri dia memasang senyum terpaksa. "Insyaallah ma," ucap Laura.

"Boy ingat ajaran papa tadi oke," ucap Sang papa mertua mengedipkan sebelah matanya.

"Ya boy pokonya lakukan apa yang kami katakan di jamin hasilnya markotop deh," timpal papanya mengajukkan Jempol.

Bara hanya mengaruk kepalanya tak gatal."Pesawat kami udah mau take off pa, papa mertua kami harus cek in," ucap Bara mendorong kopernya dan milik istrinya juga.

"Yuk," ajak Bara menuggu sang istri sibuk berpamitan.

Bara dan Laura berjalan menuju pemeriksa tiket pesawat. Para orang tua melambai tangan, di balas Laura juga dengan melambai tangan sebelum menghilang dari pandangan para orang tua mereka.

Pesawat pun lepas landas menuju pulau Jeju. Beberapa jam kemudian pesawat sampai di pulau Jeju. Kini sepasang pengantin baru memasuki hotel yang sudah di pesan oleh kedua nyokap mereka.

"Ah empuknya bisa juga tiduran di kasur empuk," ucap Laura berguling sana kemari menikmati kasur kamar hotel mereka.

Bara terseyum kecil melihat tingkah anak kecil dari Laura. Di letakan kedua koper mereka dekat lemari pakaian. Bara berjalan menghampiri jendela, di bukanya agar udara masuk kedalam.

"Pandai mama dan mama mertua milih tempat udaranya sejuk pula," puji Bara menghirup udara segar dari partai tak jauh dari hotel.

Bara menyusun pakaian miliknya ke lemari."Kita ke lantai yuk," ajak Laura mengharap ke arah Bara.

"Selesai saya nyusun baju dulu ya," jawab Bara.

"Apa gak terlalu formal ya kita ngomong gini aja deh kayak dulu panggilnya Abang dan adek gimana?" tanya Laura sudah mulai lunak.

"Tumben tak keluar kondam nya, sakit kah," ucap Bara meninggal kopernya dan berjalan menghampiri Laura, cek kening Laura.

"Apaan sih," ucap Laura menepis kasar tangan Bara di keningnya.

"Gak panas, ya biasanya marah- marah dah gitu panggilnya gue, Lo lagi wajar Abang bertanya- tanya dan heran," ujar Bara.

"CK. Namanya belum sepenuhnya menerima pernikahan dadakan gini, auto masih syok lah," ucap Laura berdecak kesal.

"Abang pikir kamu benci Abang, ya udah yuk kita main pantai dulu baru benahi baju - baju dalam koper kita," ajak Bara mengacak-acak rambut Laura.

"Iss bang berantakan jadinya rambut Laura, yuk lah," ucap Laura menarik tangan Bara.

Bara terseyum dan membiarkan Laura menarik tangannya.

✨ BERSAMBUNG ✨

HAPPY READING 📖📖📖🤓🤓

LIKE, KOMEN DAN VOTE SEBANYAK MAKKK . AUTHOR BUTUH DUKUNGAN KALIAN MAKKK

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status