Share

8

Hari yang ditunggu Nana akhirnya tiba, hari sabtu. Hari yang dijanjikan oleh Rion bahwa akan membuat Sandy terpesona dengannya.

"Karena hari ini spesial, kakakku Marina yang akan memoles wajahmu." Rion berkata dengan wajah bersinar.

"Gak akan menor kan?" Nana tak terlalu yakin dengan keputusannya kali ini, mengingat dandanan Marina selalu saja tampak mencolok di matanya.

"Meragukan kemampuanku ya Na?" Marina menjawab pertanyaan Nana dengan pertanyaan.

Marina mengajak Nana mengikutinya, melangkah masuk ke dalam kamar kakak perempuan Rion. Gaya minimalis, dengan meja yang penuh dengan alat-alat make up serta cermin yang lumayan besar dan terpasang beberapa bohlam yang bersinar dengan terangnya.

"Duduk Nana."

Nana mengikuti perintah Marina untuk duduk dan Marina pun mulai menjalankan sesuatu yang paling disukainya, memoles wajah perempuan menjadi cantik dan bersinar.

Rion hanya duduk menunggu seperti layaknya seorang pasangan yang sedang menunggu kekasihnya di make over, dia sedang membaca majalah seni dunia dalam bahasa inggris untuk membunuh rasa bosannya.

Buku tersebut dibawakan oleh ayahnya seminggu yang lalu ketika pulang dari perjalanan bisnisnya.

Selama ini, Rion lah yang merias wajah Nana setiap kali pemotretan, sehingga dia hapal betul bagaimana setiap lekuk wajah gadis yang kini menjadi teman dekatnya tersebut, dan dia cukup penasaran dengan hasil yang akan diberikan oleh kakaknya.

Proses merias sudah selesai setelah memakan waktu hampir satu jam, termasuk memodel rambut Nana. Kali ini, dia memilih mengikat tinggi rambut Nana, namun tetap menambahkan poni seperti khas Nana selama ini, dan riasan Nana membuatnya terlihat sangat kalem, berwibawa, namun tetap terkesan anak-anak yang menyatu dalam pakaian yang kini dikenakannya.

Hari ini, dia mendapat tawaran sebuah brand baju yang sedang tren dengan slogan couple forever. Dan pasangannya tentu saja adalah Rion. Leon sendiri berperan sebagai fotografer.

"Gak sia-sia selama ini latihan untuk buat wajahku kayak anak kecil, supaya bisa  terlihat setara dengan Rion. Kau tau Na, sebelum kamu datang, aku selalu menjadi lawan foto Rion." Ucap Marina sembari merapikan rambut Nana yang masih sedikit berantakan.

"Maaf kak." Ucap Nana dengan penuh rasa bersalah, walau wajahnya terlihat sangat takjub akan kecantikan yang terlihat dari cermin yang ada di hadapannya itu.

"Gak apa, aku senang kali, akhirnya gak perlu menjadi anak kecil lagi. Yuk, udah selesai." Ucap Marina, dia merentangkan tangannya, mengajak Nana berdiri.

Marina membantu Nana berdiri dan membawa Nana menemui Rion.

Rion yang melihat Nana ikut tersipu. selama ini dia memang selalu merias Nana, tapi tak pernah dengan hasil yang begitu manis dan menawan seperti karya kakaknya kali ini.

"Gimana Rin?" Tanya Marina yang kini sedang menggandenv tangan Nana keluar dari kamarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status