Love life hope

Love life hope

last updateLast Updated : 2022-01-02
By:  Rin da livianOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
46Chapters
2.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ardana Rasti menyukai Sandy, sangat suka sehingga dia menentang perintah kedua orangtuanya hanya agar bisa lebih dekat lagi dengan kekasih pujaannya itu. Sandy Andrea, lelaki jenius, bahkan sangat brilian, disukai Nana sejak JHS, tak pernab menolak, dan tak pernah menjawab kata cinta yang ditanyakan Nana padanya ketika JHS. Segala macam usaha akan dilakukan Nana. Akankah usaha Nana dalam mendekati Sandy bisa dan menggapai impiannya untuk bisa bersamanya? Lalu bagaimana membuat Sandy menyukainya, sementara cara - cara yang dipakai ketika masa sekolah sebelumnya pun takkan berhasil padahal jika melihat di FTV semua yang dilakukan Nana adalah cara andalan mereka. Jadi, Nana akan memakai cara apa? Yuk, ikuti perjalanan Nana dalam menggapai dan menemukan cinta sejatinya.

View More

Chapter 1

1

Ardana Rasti, gadis 14 tahun yang akan berulang tahun di bulan November dan mengubah umurnya menjadi 15 tahun, bersekolah di SMA yang sama dengan pujaan hatinya setelah berjuang habis-habisan dan menentang seluruh perintah kedua orangtuanya untuk bersekolah di daerahnya saja. Dengan modal nekat, akhirnya dia bisa lulus dan bersekolah walau belum bisa sekelas dengannya.

"Hai, aku Rahma, kamu siapa?" seorang perempuan mungil dengan rambut panjang dan beberapa bekas luka di wajahnya menyapa Ardana dengan wajah riang.

"Oh, hai, aku Ardana, panggil Dana, Ara, reksa atau apapun juga boleh." Jawab Ardana seadanya, sarapannya untuk melihat pujaannya hari itu belum terlaksana sehingga tak ada semangat yang terisi padanya.

"Lesu amat? Kan ini upacara pertama di tahun ajaran kita,"

Ardana masih lesu, tak ada gairah yang terpancar di wajahnya, dan tak ada kalimat yang terucap berikutnya.

Ardana menarik nafas dan menghembuskannya panjang dan kasar. Dia berada di kelas Xf, kelas yang cukup jauh dari kelas sang pujaan hati yang berada di Xa. tapi dengan sebuah keberuntungan, kelas satu berbentuk L sehingga kelas f berhadapan langsung dengan gerbang sekolah dan kelas Xa.

Ardana memilih meninggalkan gadis yang sejak tadi mengajaknya bercerita dan duduk di depan kelas. Dia tak memberitahukan Sandy, lelaki kesayangannya bahwa dia mendaftar di sekolah yang sama. Dan beruntungnya, depan kelas Ardana memiliki beberapa tanaman yang bisa menyembunyikan keberadaannya.

Ardana terus melirik jam tangan silikon berwarna biru muda yang melingkar di tangan kanannya, lima menit lagi dan bel serta gerbang sekolah akan ditutup. Dia tau jika kebiasaan pangerannya waktu SMP adalah selalu datang terlambat.

"Apakah dia sakit dihari pertama masuk sekolah? Dia lelaki tangguh, tidak mungkin dia akan sakit kan?" Ardana sudah mulai gusar di tempat duduk sejak sepuluh menit yang lalu, tak ada tanda-tanda, dan dia masih terlalu malu untuk melangkah keruang yang penghuninya di isi oleh orang-orang berotak encer dan berbakat.

Dua menit sebelum jam tujuh, dua orang lelaki atletis dengan perawakan berbeda berjalan dengan santai melewati gerbang sambil bercerita tanpa peduli sekitar.

Kedatangannya membuat Ardana cerah dan seluruh ketakutannya menghilang digantikan cahaya matahari yang betul-betul cerah menyaingi cahaya mentari pagi itu.

Ardana ingin sekali berlari dan menyapa pangerannya, laki-laki yang mencuri hatinya sejak di bangku SMP. Namun, waktu tak mengizinkan untuk melakukannya karena seketika bel berbunyi. Upacara penyambutan mereka yang baru saja masuk SMA.

Masa orientasi telah selesai dengan cukup sulit bagi Ardana, karena dia sama sekali tak sempat dan tak bisa bertemu dengan pangerannya walau menggunakan banyak skenario, sehingga membuat Ardana mengeluh panjang pada dewi fortuna yang tak memihaknya sama sekali.

Dan hari ini, dia berniat ingin melihatnya dari dekat, melalui teman SMP yang berada di kelas Xb, tak ada aturan hukum tentang siswa yang menyelinap jika di dalam barisan upacara. 

"Lengkap seperti biasa, bahkan pin dasi pun kau pakai?"

"Supaya gak ada masalah, jadi mana permintaanku?"

Gadis tersebut mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto pangeran Ardana yang sedang tertawa bebas.

"Wah, cute banget. Rena the best deh." Ardana memeluk Gadis yang dipanggil oleh Rena dengan begitu sayang.

"Si cerewet datang lagi."

"Diam Kiko." sahut Ardana dan Rena bersamaan.

"Miko!" ralat lelaki itu.

"Es lilin mulai deh Ren."

"Heh, penumpang gelap, masih ngeyel, kulempar kau ke tempat asalmu."

"Ih, Kiko jahat deh," ucap Ardana, rambutnya yang digerai panjang dan topi yang menutupi wajahnya membuat orang-orang tak dapat melihatnya kecuali mengangkat wajahnya tinggi.

"Miko, Nana! Bukan Kiko. Ah, sudahlah, kau ini." lelaki bernama Miko menyerah berargumen dengan dua wanita cerewet tersebut, sementara Rena dan Ardana tertawa menang.

"Seru banget sih, siapa mereka?"

"Penasaran yah?"

"Abis ribut gitu pas upacara mau dimulai, mukanya juga gak keliatan karena tertutup rambut dan topi."

"Katanya, itu Nana dan Rena. Nana bukan penghuni kelas sebelah, tapi karena beberapa alasan, dia selalu menyelinap di barisan sepuluh b tiap upacara dan apel pagi."

"Tau dari mana?"

"Kan tadi kau lihat saya bertanya sama Ida di depan. haduh, kapan kau bisa perhatian dikit sih San?"

"Hehe, ya sori lah Fik,"

Lelaki yang dipanggil Fik tersebut hanya menepuk wajahnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah temannya yang satu itu, sementara yang dipanggil San hanya cengengesan melihat tingkah Fik.

"Foto Ren, foto!" ucap Ardana dengan semangat dan lirih.

"Diem bentar napa, gak fokus nih motonya." ucapan Rena membuat Ardana langsung melepas tangannya dari pundak Rena.

*

*

*

Ardana, yang selama menginjakkan kaki dibangku SMA berubah nama menjadi Nana melepaskan topi dan melonggarkan dasinya, sambutan kepala sekolah yang cukup panjang sebelumnya membuat semua siswa mengeluh, ditambah mentari hari itu juga bersemangat untuk memanggang para siswa.

Dia membuka galeri ponselnya dan melihat gambar yang tadi di ambil oleh Rena. Kualitas gambar yang diberikan oleb ponsel Nana tak sebagus dengan ponsel Rena, sehingga jadilah Rena sebagai fotografer dimanapun ketika Sandy sedang berekspresi.

"Itu Sandy Andrea kan? si jenius tak terkalahkan?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
46 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status