Share

Bagian Satu

Satu

Andrea terlalu terburu-buru dan salah ambil perhitungan. Pria itu tersenyum kepadanya dan memberi jalan untuk Andrea lewat. Andrea lupa kalau sekarang ia memaki rok, bukannya celana, jadi untuk melewati pria itu Andrea harus mengangkat sedikit roknya, sebab ruang antara tempat duduk sangat sempit. Dan kecerobohan itu berlanjut dengan kemalangan berikutnya. Karena roknya terkait ujung kursi, tak ayal lagi tubuhnya yang montok pun jatuh terjerembab ke lantai. Tepat di tengah-tengah ruangan di jalan utama.

"Gubraaakkk". Suara bergedebum keras terdengar. Membuat semua orang kaget dan menatap kea rah asal suara, termasuk kedua pengantin yang hendak menukar cincin pernikahan terbengong-bengong melihat adegan lawak yang tidak lucu itu.

Lalu semua orang pun tertawa. Ada yang memandangnya dengan rasa prihatin dan kasihan, dan tidak sedikit yang melempar pandangan jijik.

Pria itu mengulurkan tangannya bermaksud untuk membantu Andrea berdiri. Karena terlanjur malu ia pun menerima uluran tangan itu. Dan tanpa sengaja pandangan pria itu tertuju ke arah kartu namanya.

"Andrea M Smith". Ia mengeja nama itu kemudian mendongak dan menatap Andrea dengan pandangan takjub.

"Kamu, Rea Smith, atau Andrea Mathew Smithbenarkah ini kamu?". Pria itu menggumam pelan. Lalu ia tersenyum dan tanpa persetujuan Andrea ia menjabat tangan wanita itu. Alis Andrea mengernyit tanda tidak suka dengan panggilan masa kecil yang dibencinya.

"Aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu, selama ini kamu menghilang kemana?".

"Well, senang juga bertemu kembali. Dan aku pikir kamu akan semakin senang dengan pertunjukan memalukan tadi". Jawabnya sinis. 

Mendengar jawabannya itu alis pria tersebut sedikit terangkat. Tidak mengira akan disambut dengan dingin.

"Nah, terima kasih sudah membantukuwell, aku harus pergi. Aku harap ini merupakan pertemuan kita yang terakhir, permisi". Pamit Andrea dan dengan kasar melepas jabatan tangan pria itu yang sejak tadi tidak terlepas. 

Andrea tersenyum sinis. Pasti sekarang pria itu tengah menatapnya bengong. Baru kali ini Andrea merasa puas terhadap hasil kerjanya. Hasil kerja yang jauh lebih memuaskan. Ia telah belajar teknik membalas, membalas dengan kejam.

***

Harry Bryans terperangah. Tidak mengira akan diperlakukan begini. Apalagi oleh wanita yang hanya seorang anak angkat dalam keluarganya. Harry tertawa, ia lupa kalau sekarang wanita itu bukan lagi saudara angkatnya. Wanita itu bukan lagi Rea Smith yang ia kenal.

Padahal Harry sendiri tidak mengerti mengapa ia bisa begitu gembira akhirnya bertemu lagi dengan Rea. Mungkin itu disebabkan rasa bersalahnya dulu. Sebenarnya bukanlah sebuah masalah besar. Tapi yang ia lakukan cukup memalukan untuk gadis itu.

Selain itu, wajar kalau Andrea bersikap sinis kepadanya. Sebab dulu waktu gadis itu masih remaja yang tidak berani melawan, keluarganya memperlakukannya sangat buruk. Meski Harry tidak ikut menjahilinya. Tapi Harry tidak pernah mau ambil peduli terhadapnya. Sampai akhirnya ia merasa privacynya terganggu. Ia melabrak gadis kecil itu di depan teman-teman dan kekasihnya waktu itu.

Tapi itik buruk rupa yang dulu dikenalnya sudah berubah menjadi angsa yang kuat. Andrea tidak terlalu cantik dan juga bukan seorang model yang tinggi semampai. Meski tubuhnya yang setinggi 165 cm itu tidak seramping model iklan produk pelangsing dan agak montok. Namun di situlah daya tariknya. Dan penampilannya tidak bisa disebut menarik, akan tetapi lebih mengarah kepada wanita karir sejati, dengan kacamata tebal yang menghancurkan seluruh daya tariknya.

Dan rambutnya, tangan Harry terasa gatal ingin melepas kepangan rambutnya yang sepanjang punggung itu. Apakah rasanya akan sehalus sutera atau sekeras ijuk seperti dulu. Tapi Harry yakin, sepertinya Andrea pandai mengurus dirinya sendiri semenjak "dibuang" oleh keluarganya sebelas tahun lalu. Wanita itu tampak mengagumkan dibandingkan gadis kecil yang pernah ia kenal.

***

Andrea melempar tasnya ke atas ranjang. Dan sepatunya yang malang mendarat di samping tempat sampah. Ia seperti kehilangan kendali. Melampiaskan kemarahannya kepada benda-benda malang yang tidak bersalah. Kemana Andrea yang tenang dan terkendali.

Sialan. Semua ini karena pria itu. Harry O' Bryans yang membangkitkan amarahnya. Kenapa ia harus bertemu lagi dengan pria keparat itu.

Andrea melangkah menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral lalu meminumnya sekali teguk. Segarnya air itu membuatnya sedikit tenang.

Andrea menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan menatap langit-langit apartemennya. Mengapa hari ini ia merasa apartemennya sangat sunyi. Andrea bangkit dan menyalakan tape recorder dan memutar lagu favoritnya. Sebuah lagu duet Withney Houston dengan Celine Dion.

Ia melepas jas dan kemeja kerjanya dan mengambil jubah mandi. Tak lama ia mengguyur tubuhnya dengan air shower. Perasaannya tidak juga membaik. Ia lalu menyiapkan air hangat untuk berendam di bath tub.

Rasanya sangat nyaman. Berendam di air hangat memang solusi yang paling menggoda untuk melupakan sementara segala masalahnya. Karena nyamannya Andrea tidak sadar dan tertidur.

***

Harry adalah pahlawannya. Itulah yang diyakininya semenjak masuk dalam keluarga bangsawan Amerika yang mengerikan itu. Meski sering tidak memperdulikannya ia tau Harry kadang memberikan perhatian untuknya. Ia yang diangkat oleh keluarga kaya itu tak ubahnya dengan seorang pembantu yang diperlakukan dengan buruk. 

Harry jarang menyapanya. Karena ia tau Harry pemuda yang supersibuk. Tapi Harry adalah yang paling baik di antara keluarganya. Pernah Andrea tidak diberi makan seharian dan dikurung dalam gudang. Harry lah yang memberikan makanan untuknya. 

Harry adalah sulung dalam keluarga. Ia anak kebanggaan Mr. dan Mrs Bryan. Tapi Harry bukan anak manja seperti Henry dan Liza yang berhati busuk. 

Perbuatan mereka sudah melebihi keterlaluan terhadap Andrea yang seusia Liza. Mereka pernah hampir membuatnya tewas dalam kcelakaan di sebuah sungai.

Lalu Harry datang sebagai Ksatria berbaju zirah untuknya. Harry menolongnya dan melabrak kedua saudaranya habis-habisan. Andrea pun tidak kalah dimarahi olehnya. Ia menganggap Andrea pengecut karena tidak mau membela diri. Sebab saat itu hati Andrea sudah hancur sejak kecil. Sejak ia dibuang orang tuanya di depan panti asuhan miskin. Jadi kematian adalah hal yang paling ia inginkan.

Semenjak itu Harry adalah pahlawannya. Satu-satunya orang paling spesial di hatinya, dan satu-satunya pria yang diijinkan Andrea masuk ke dalam hatinya.

Tapi Andrea melakukan kesalahan yang benar-benar menghancurkannya sampai remuk redam. Andrea membuat Harry kehilangan privacynya. Harry kehilangan kebebasan karena terlalu sering diikuti oleh Andrea. Dan sebuah kenyataan membuka mata Andrea yang selama ini bermimpi indah.

"Aku dengar kamu menolong anak itu ya, mulia benar kamu". Komentar teman Harry yang berambut jabrik.

"Biasa saja, dari dulu Harry memang hatinya lembut sejak lahir". Puji Annabelle, kekasihnya. Gadis cantik berambut hitam legam itu bergelayut manja di pundak Harry.

"Sebenarnya bukan untuk menolong anak itu, aku hanya tidak ingin kedua adikku masuk ke penjara anak-anak dan sekolah di sekolah berasarama, mereka paling takut hal itu. Jadi kalau anak itu tewas, itu juga merupakan skandal memalukan untuk keluargaku". Ujar Harry mengklarifikasi. 

Andrea yang tidak sengaja mendengarnya mendekati mereka dan meraih tangan Harry. Membuat Annabelle, pacar Harry menatapnya jijik.

"Hey budak kotor, kamu tidak pantas menyentuh tangan bangsawan sepertinya". Bentak Annabelle.

Namun Andrea tidak melepasnya. Ia menatap Harry dengan pandangan tidak percaya. Lalu ia membuka mulutnya.

"Katakan kamu tidak seperti itu, Harryaku tau kamu peduli padaku, aku tau kamu selalu menolongkusemua yang kamu ucapkan tadi tidak benar khan?". Pintanya memohon. 

Dengan kasar Harry menyentakkan tangannya dan membentaknya.

"Kamu ini kenapa, Rea?, aku tidak pernah peduli padamudan harus kamu tau, sebenarnya dulu aku memang sedikit menyukaimu. Tapi aku muak padamu, kamu tau, karena kamu nilai kuliahku anjlokaku sering ditegur dosen sebab kamu selalu mengikutikuaku bukan pangeran penolongmudan mulai sekarang kamu harus bangun dari mimpi tidak bergunamu itu". Ujarnya marah.

Walaupun kata-kata itu memang benar adanya, tapi itu terlalu kejam untuk Andrea yang hatinya sudah hancur dari awal. Tapi Andrea tidak menyahut apa-apa. Ia tau siapa dirinya, dan siapa Harry O' Bryans. 

Setahun setelahnya, Henry dan Liza kembali mencelakainya. Sehingga membuat Andrea terusir dari keluarga mereka. Andrea bersyukur karena itulah yang paling diinginkannya selama ini, setelah Harry memperlihatkan kenyataan mengejamkan dalam kehidupannya.

***

Andrea tersentak bangun. Ia memimpikan kejadian sebelas tahun lalu. Air di bath tub sudah dingin. Ia bangkit dan membersihkan tubuhnya dengan handuk.

Tidak!!. Piker Andrea. Ia tidak akan mengijinkan pria seperti Harry O'Bryans menghancurkan hidupnya yang sudah sangat teratur ini. Ia adalah Andrea yang kuat. Ia tidak akan membiarkan Harry O' Bryans memasuki hidupnya, apalagi hatinya seperti dulu. 

Tidak akan pernah. Janji Andrea.

***

Harry mendekati kedua mempelai yang terlihat sangat bahagia. Ia mengulurkan tangan dan memberi mereka ucapan selamat dengan tulus. Mempelai prianya adalah sahabatnya semasa kuliah, Nicholas Speech.

"Selamat ya, kamu selangkah lebih dulu dari aku, ngomong-ngomong di mana kamu menemukan bidadari secantik ini?". Goda Harry. Dipuji begitu sang mempelai wanita tersipu. Pipinya merona merah muda. Dipuji oleh keturunan bangsawan seperti Harry merupakan impian setiap wanita di London.

"Hei, kamu jangan menggodanya, nanti dia malah meninggalkanku dan berlari mengejarmu. Itu gawat khan?". Ujar Nick tidak mau kalah. Istrinya mencubit pinggang suaminya.

"Siapa namanya, dan Kapan kalian berkenalan?". Tanya Harry agak serius.

"Hei, caramu bertanya seperti detektif aja. Namanya Sierra Milano, yang mengenalkan kami adalah pacarmu, masa kamu tidak tau". Kata Nick. Alis Harry bertaut, heran.

"Pacarku, pacar yang mana ?". Gumamnya. Nick tertawa.

"Ayolah sobat, jangan bercanda. Tidak mungkin kamu melupakan Annabelle begitu saja khan". Lanjut Nick. Harry tertawa kecil, ia menepuk pundak Nick dan menggeleng.

"Kami sudah putus 5 tahun lalu, 7 tahun berpacaran tidak juga membuat kami menemukan kecocokan. Jadi aku dengan Annabelle putus secara baik-baik. Dia yang memintanya dariku karena telah menemukan pria yang benar-benar dicintainya. Apa Annabelle tidak pernah menceritakannya kepada kalian?". Harry balik bertanya. Nick dan Sierra menggeleng.

"Aku bukan sahabat dekatnya sich, jadi tidak terlalu tau dengan kehidupan pribadinya". Ujar Sierra menerangkan.

"Kamu sendiri bagaimana setelah putus dengannya ?". Kali ini Sierra yang bertanya. Harry tersenyum.

"Biasa saja, kami lebih mirip kakak adik. Anna gadis yang baik, meski sedikit angkuh. Aku tau hubungan kami tidak akan bertahan lama. Aku berencana membicarakan hal ini kepadanya tapi dia malah mendahuluiku. Anna memang gadis yang agresif. Awalnya dia juga yang menembakku duluan, dan dia juga yang kemudian mencampakkanku". Kata Harry pura-pura menyesal.

"Kamu kecewa ?". Suara Sierra terdengar prihatin. Harry tertawa lagi. Istri Nick sangat polos, belum bisa membedakan yang mana kejujuran dan kebohongan.

"Tidak, aku menyayanginyasangat menyayanginya. Sampai saat ini aku belum bisa melupakannya. Anna gadis pertama dalam hidupku yang sangat kusayangi melebihi adikku. Mungkin itulah yang membuatku sedikit merasa kehilangan. Aku menyayangi Anna, tapi tidak bisa mencintainya. Dan itulah sebab utama kandasnya hubungan kami". Harry menjelaskan. Nick dan Sierra akhirnya manggut-manggut.

"Apa kalian pernah bertemu sejak putus ?". Tanya Nick dan Sierra serempak. Nick menggeleng sedih. 

"Tidak lagisebab setelah putus dengannya aku melanjutkan kuliah Magister dan Doctor di Amerika, dan ini minggu pertama sejak aku kembali. Aku diminta mengajar di Oxford oleh dosenku". Kata Harry gembira.

"Waah, kamu benar-benar seorang pelajar sejatioke, teruskan saja keinginanmu itu". Nick memberi dukungan untuk Harry.

"Thanks sobat. Oh ya ngomong-ngomong pernikahan kalian ini benar-benar mengagumkan dan mulai aku tiba, aku terpesona pada dekorasi luar yang luar biasa, dan tempat ini menakjubkan. Siapa sich yang mengaturnya?". Tanya Harry.

Harry tersenyum dan meraih istrinya dalam rangkulannya. "Sierra yang memesannya, EO yang kami sewa untuk acara ini direkturnya teman Sierra, memangnya kenapa?". 

"Kebetulan, adikku Henry dan Liza berencana menikah awal bulan depan. Mereka inginnya pernikahan mereka dilakukan dalam satu upacara dan satu ruangan. Kamu tau khan sifat kedua adikku itu. Mereka belum pernah terpisahkan, dan keinginan mereka sebelum benar-benar berpisah adalah menikah secara bersamaan". Kata Harry.

"Itu khan tiga minggu lagi, harus dipersiapkan dari sekarang". Sierra menjerit senang.

"Waah bakal seru nich, belum pernah khan pernikahan kedua saudara disatukan. Tapi kalau keluargamu sich, aku maklum. Kalian khan bangsawan".

"Kalau begitu nanti aku akan menghubungi EO itu, kau tunggu saja, aku akan mencoba memesannya lebih awal untukmu, soalnya jasa wedding planner yang mereka gunakan sangat laris". Ujar Sierra bersemangat.

"Aku berterima kasih sekali atas bantuan kalian, oh ya selamat yasemoga kalian berbahagia selamanyadan jalani malam pertama dengan seru, lalu ceritakan denganku". Harry berbisik ke telinga Nick. Membuat Nick tertawa terbahak-bahak. Dan Sierra terheran-heran.

"Aku pulang dulu". Pamit Harry.

"Ya, salam buat kedua saudaramu itu ya, juga orangtuamu". 

Harry melambaikan tangan kepada kedua orang tersebut. Ia menghela nafas dan membuka dompetnya. Ada foto seorang wanita di sana.

"Maaf teman, aku berbohong kepada kalian". Desisnya.

Foto itu adalah Annabelle sewaktu remaja. Annabelle yang pernah ia cintai. Dan sangat terpaksa ia tinggalkan. Annabelle mengkhianatinya, dan luka yang ia buat untuk Harry masih terasa sakitnya sampai sekarang. Annabelle membuatnya tidak percaya lagi kepada perempuan. Kesalahan yang pernah dilakukan oleh ibunya terulang kepadanya. 

Harry tidak pernah berharap akan bernasib seperti Nick dan Sierra yang beruntung. Karena ia tau segala keberuntungannya telah dibawa pergi oleh Anna, juga hatinya.

Tapi ada satu wanita yang membangkitkan rasa penasarannya. Wanita yang juga pernah hadir di masa remajanya. Wanita yang pernah memujanya. Harry tersenyum giris. Sejauh apa wanita bernama Andrea Mathew Smith itu berubah. Ia jadi tertarik untuk menyelidikinya.

***

"Aku sudah menemukan Event Organizer yang bagus untuk kalian". Kata Harry kepada kedua adiknya saat makan malam. Kedua adiknya saling pandang.

"Benarkah ?, wah itu berita baguskau tau kak, aku dan Henry kebingungan mencari EO yang berdedikasi dan kualitasnya bagus". Seru Liza antusias.

"Ya khan Henry ?!!". Liza minta persetujuan Henry. Henry Cuma menghembuskan nafasnya.

"Baguslah, jadi kami tidak usah repot-repot. Terima kasih sudah membantukakak". Henry memberikan penekanan kepada kata terakhirnya. Harry mendesah. Ia tau sejak ia kembali Henry tidak pernah bersikap ramah terhadapnya.

"Dan aku harap biarkan kami mengurus sendiri pernikahan kami. Kakak tidak perlu merepotkan diri membantu, sebab kakak sendiri gagal, aku tidak mau pernikahan kami juga dibayangi kegagalan karena campur tanganmu". Kata Henry lagi, tajam. Liza terperangah.

"Kamu tidak boleh begitu Henry, bagaimanapun kakak sudah membantu. Dan kemarin kita benar-benar kebingungan mencari EO yang berkualitas. Mengatur pernikahan dua orang sekaligus pada hari yang bersamaan itu bukan hal mudah, jadi kita harus menghargai bantuan kakak". Liza menegurnya.

"Aku tau, makanya aku mengucapkan terima kasih kepadanya. Tindakanku sudah benar khan". Harry berkilah.

"Iya, memangtapi bukan seperti ini, setidaknya hormati kakak, dia sudah lama tidak berkumpul dengan kita". Lanjut Liza lagi.

"Aah sudahlah Liza, aku tau mana orang yang harus dihormati atau tidak, dan ingat aku lebih tua darimuo ya aku mau tanya sejak kapan Liza kami yang manis berubah menjadi cerewet begini". Balas Henry tidak mau kalah.

"Kaulancang sekali". Wajah Liza merah padam. Harry tertawa melihatnya.

"Sudahlah Liz, aku bisa mengerti. Henry marah padaku karena lama meninggalkan kalian. Untuk itu aku minta maaf, okey sayang?". Ujar Harry. Liza bangkit dan memeluk kakaknya.

"Aku benar-benar merindukanmu, brotheraku tau kau terluka karena Annabelle brengsek itu, makanya aku memelukmu". Bisik Liza. Harry mengusap punggung adiknya.

"Henry benar, siapa yang mengubah iblis kecilku menjadi malaikat seperti ini?". Harry mempererat pelukan adiknya.

"Memangnya dulu aku sejahat itu ya ?". Liza mendorong kakaknya dan memasang wajah cemberut.

"Sangat jahat, tapi poloskau tau, aku sangat menyayangimu. Aku bakal kehilanganmu sebentar lagi". Sesal Harry. Liza menyentuh pipi kakaknya itu, air matanya mengalir.

"Makanya jangan terus tenggelam dalam kenangan Annabellecobalah untuk jatuh cinta lagi. Aku tau itu tidak mudah, tapi aku yakin ada seorang wanita yang sangat pantas untukmu. Aku sudah membuktikan semua itu sejak Greime masuk ke dalam hidupku". Liza mendesah. Harry mengecup tangan adiknya.

"Aku akan mencoba, percayalah". Kata Harry meyakinkan adiknya. Liza tersenyum.

"Begitu dong, ini baru kakakku". Seru Liza.

"Oh ya, ngomong-ngomong wanita yang pantas, tadi aku bertemu gadis itu, dia sekarang sudah berubah menjadi wanita yang benar-benar pantas duduk di kalangan bangsawan". Ujar Harry, Liza mengernyitkan alisnya penasaran.

"Siapa..?". Tanyanya.

"Coba tebak, siapa?'. 

"Aku menyerah". Liza mengangkat tangannya.

"Kuharap kamu tidak terkejut. Dia adalah Andrea Mathew Smith, yang kita usir dulu". Ujar Harry. Dan dugaannya benar, Liza tidak sekedar terkejut. Ia shock.

***

"Andrea Mathew Smith, maksudmu Rea Smith yang jelek itu?". Pekik adiknya. Harry mengangguk. Liza menghembuskan nafas.

"Wah aku berharap untuk tidak bertemu dengannya, dimana pun. Atau kalau bertemu pun, semoga saja dia tidak dendam kepadaku". Desahnya.

"Tidak dengan dirimu yang seperti ini. Tapi entah terhadapku dan Henrysoalnya tadi dia dingin dan sinis sekali padaku ketika aku menyapanya". Aku Harry terus terang.

"Memang dia dendam apa padamu, sampai sesinis itu. Aku rasa kau tidak pernah berbuat jahat kepadanya. Kau khan Mr. Perfect di keluarga ini". Dengus Liza kesal.

"Aku memang tidak menyakitinya secara fisik, tidak seperti kalian. Tapi aku merasa sudah menghancurkan dirinya. Meski tidak terlihataku pernah mempermalukan dia di hadapan teman-temanku termasuk Annabelle". 

"Wow, itu jahat sekali. Luka fisik dapat disembuhkan bung. Tapi luka hatiaku tidak yakin". Sesal Liza.

"Menurutmu apa yang akan kau lakukan kalau bertemu dengannya?". Tanya Harry.

"Yang jelas aku akan minta maaf. Perbuatanku padanya dulu sangat kelewatanaku tidak mau sebelum memasuki pernikahanku ada orang yang dendam padaku dan itu adalah bahaya kecil yang bakal menghancurkan pernikahanku selanjutnya". Lagi-lagi Liza menghela nafas.

"Sejak kapan adik bungsuku ini berubah menjadi dewasa melebihi kakaknya?". Gumam Harry.

"Tepatnya sejak aku melihat kegagalanmu. Aku berpikir Harry yang mandiri saja pernah terluka, apalagi aku yang seorang gadis manja. Dan Greime mengajariku pelan-pelan. Sebelumnya bagiku Greime adalah iblis menakutkan yang mencoba menghantui kehidupanku". Liza bergidik.

"Aku belum pernah bertemu dengannya, memangnya bagaimana rupanya?". Tanya Harry penasaran.

"Dia tidak seperti sifatnya. Dari luar Greime terlihat seperti malaikat yang tampan, tapi di dalamnya dia sangat menakutkannamun dia sangat penyabar dan penyayang. Kalau tidak begitu, aku tidak akan menerima lamarannya". Saat Liza menceritakan kekasihnya, Harry merasakan aura misterius yang menenangkan memancar dari diri adiknya. Saat ini Elizabeth O'Bryans menjelma secantik dewi.

"Aku jadi penasaran ingin segera bertemu dengannya". 

"Lalu sejauh apa gadis itu berubah ?". Kali ini suara Liza terdengar serius. Harry tidak tau Liza jauh lebih takut terhadap Andrea daripada dirinya.

"Bagaimana mengatakannya ya?". Harry menggaruk-garuk kepalanya, berusaha menggoda adiknya lebih jauh. Tapi Liza terlihat sangat serius.

"Dia cantik". Harry heran mengapa tiba-tiba ia memuji penampilan Andrea yang jelas-jelas hancur karena kacamatanya. Tapi ia yakin tanpa kacamata Andrea memang cantik.

"Secantik Annabelle ?". Desis Liza.

"Tidak, bahkan kau jauh lebih cantik dari Anna, dia biasatapi cantik, aku bisa menyebutnya begitu".

"Pasti dia sangat menarik khan, apa tubuhnya seramping dan semampai seperti model ?".

Apakah begitu?, piker Harry. Andrea tidak memiliki tubuh setinggi model, ia sedang dan tidak terlalu tinggi juga tidak pendek. Dan kakinya tidak memiliki tungkai yang seindah Annabelle atau Liza. Andrea juga tidak ramping, tapi tubuhnya montok. Montok, padat, kencang dan berisi. Dan kesan itu malah membuat Andrea terasa seksi. Lehernya juga tidak jenjang. Tapi Andrea memiliki tubuh yang sedang, yang pantas dan pas sesuai dirinya.

"Tidak, dia tidak sepertimu ataupun Annabelle. Andrea sangat biasatidak terlalu cantik, tidak terlalu menarik, tidak tinggi dan tidak pendek. Tapi ia memiliki sesuatu yang misterius yang tidak dapat aku katakanadia sangat berbeda". Tanpa sadar Harry mengerang. Liza menatapnya heran.

"Jangan bilang kau terpesona kepadanyacaramu bicara membuatku merinding kakseakan-akan dia membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama". Komentar Liza menyentakkan Harry. Seakan membangunkannya dari mimpi panjang sejak ia bertemu Andrea Mathew Smith secara tidak sengaja.

"Aku berharap semoga kau tidak jatuh cinta kepadanya. Sebab kau tau, dia merupakan bencana bagi keluarga kita. Tidak untukku, tapi bagaimana dengan Henry dan ayah ibu?". Lanjut Liza.

"Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya". Tegas Harry.

"Kenapa aku merasa kau tidak yakin dengan ucapanmujangan kau lupa kakakku sayang. Gadis itu pernah memujamu. Kau pria pertama dalam hidupnya. Baginya kau adalah pahlawan, meski ia berusaha memungkirinya. Mungkin sekarang ia membencimu, tapi siapa yang dapat menebak hati seseorang. Aku hanya tidak ingin semua itu terbalik kepada kakakku". Kata Liza misterius.

"Apa maksudmu, kenapa kamu berkata seperti itu?". Tukas Harry.

"Ada alasannya. Karena dari pertama kau lah yang menyebut dia wanita yang pantas. Kakaklah yang bilang dia tidak cantik tapi memiliki aura misterius yang tidak pernah kakak lihat pada wanita lain, pun pada diri Annabelle. Hati-hati kak, dia itu bunga beracun yang akan membuatmu tidak berdaya suatu saat. Jadi jangan coba-coba mendekatinya. Atau kau akan terluka karena durinya". Liza memperingatkan.

Harry terdiam beberapa saat sampai kemudian suara Liza membuyarkan lamunannya.

"Aku sudah selesai makan. Aku lelah sekali hari ini, menyiapkan pernikahan cukup membuatku stress, aku naik duluan ke kamar ya kak". Kata Liza. Harry mengangguk.

Tinggal ia sendiri di ruang makan tersebut. Ia tidak mungkin tertarik kepada Andrea. Wanita itu dari awal sudah menampakkan ketidak inginannya berhubungan dengan dirinya. Harry akan membuktikan bahwa kata-kata Liza tadi hanya bualan belaka.

Memang rasio berkata seperti itu. Tapi hatinya yang penasaran ingin sekali bertemu dengan wanita itu sekali lagi

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status