Cinta mendorong kursi roda Bian disepanjang jalan menuju ke ruangan Bian. Sepertinya Bian sangat lelah dengan semua rutinitasnya pagi hingga siang ini, meski Cinta melihat mata elang yang dia sukai itu mencoba menutupi semuanya. Tapi Cinta tahu, Bian sangat lelah. Oma dan Opa memutuskan kembali ke hotel sementara Banu dan Cinta tetap berada di rumah sakit menemani Bian. "Kita jam berapa pergi ljalan-jalan?" Cinta menatap Bian lalu menggelengkan kepalanya. "Kamu istirahat saja dulu Mas. Setelah itu baru kita jalan-jalan." Banu setuju dengan usul Cinta, namun sepertinya Bian tidak setuju.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja preety." Cinta sepertinya harus memaksa Bian pikirnya. "Mas, bisakah sesekali Mas mendengarkan apa yang aku mau." Bian dan Banu melihat Cinta yang sepertinya merajuk. "Ya sudah jangan cemberut. Baiklah aku akan istirahat dua jam lalu kita pergi oke?" Cinta setuju lalu dia memeluk Bian dari belakang dan mencium pipi kekasihnya itu. "Hemmm...jadi jagaSeorang Pria sedang berdiri menatap rumah sederhana yang ditempati wanita yang begitu dia cintai. Dandy__mantan kekasih Cinta yang meninggalkan Indonesia bertahun-tahun lalu untuk melanjutkan study nya di Harvard. Kini Pria itu sudah kembali dengan meniti karir menjadi seorang karyawan di perusahaan tekhnologi Jepang yang berada di Indonesia. Dandy tentu mencari wanita yang dia cintai itu, namun sepertinya Cinta sudah tidak lagi tinggal dirumahnya.Mungkin setelah meninggalnya kedua orang tua Cinta, wanita itu pergi. Begitu pemikirannya. Namun mengingat dia melihat sosok Cinta secara tiba-tiba waktu itu, bukankah berarti Cinta berada di Indonesia? Dandy sudah seminggu lebih hanya datang setiap pagi, sore hari ataupun malam. Tetap saja Cinta tidak pernah ada dirumahnya. Seminggu lagi dia juga harus pindah ke kantor cabang yang berada di Kalimantan. Akan susah untuk dirinya mencari keberadaan Cinta. "Cinta, kamu dimana?" Lirihnya pada diri sendiri.
Bian bangun dari tidurnya perlahan dia membuka mata dan melihat seorang wanita cantik dengan bulu mata lebat serta lentik sedang tertidur ditutupi selimut. Kulit putih bersih milik Cinta dapat dilihat Bian dan membuat Bian ingin menyentuh bahu terbuka Cinta itu. Bian memejamkan kembali matanya setelah dia mengecup bahu Cinta. Baru Bian ingin kembali tidur sambil memeluk Cinta, suara pintu terbuka dan sesosok wanita cantik nan lembut terlihat menutup mulutnya karena terkejut dengan keadaan dua manusia yang dia lihat saat ini.Wanita itu adalah Viza__kekasih Banu. Bian tidak ingat kalau akan ada Viza kesini menjenguknya. "Mas Bian diluar ada Mama Bianca. Sebentar lagi pasti sampai kesini." Bian terkejut dan buru-buru membangunkan Cinta. Suasana nyaman mereka harus terganggu karena Bian lupa kalau tante nya itu akan sampai pagi ini. Untung Viza yang lebih dulu melihat mereka. "Hei preety wakeup, aunty Bianca akan segera sampai disini." Cinta yang terkejut
"Tante please...aku tidak punya pilihan lain." Bianca ingin menjauhkan lagi Stevani tapi Bian menarik tangan Bianca tanda dia tidak keberatan Stevani menemuinya. "Bian ingat Cinta ada disini." Bian tersenyum lalu dia beralih menatap Stevani. Wanita itu berhambur memeluk Bian dan menangis tersedu, dan hati Bian seakan diremas mendengar tangisan itu. "Stev, kita bicara ditaman saja." Mereka lalu bergerak menuju taman rumah sakit itu. Jauh dihujung lorong Cinta melihatnya, melihat Bian dipeluk oleh wanita yang dia tidak tahu siapa."Ada apa kau kesini?" Stevani duduk dikursi taman sementara Bian dikursi rodanya. Wajah dan hidung wanita itu merah akibat menangis, sorot matanya jelas terluka. "Ayah akan menikahkanku dengan pria lain." Ungkap Stevani, dia melihat wajah Bian yang seolah tidak terkejut."Kalau begitu bagus, kamu bisa melanjutkan kehidupanmu. Selamat kalau begitu, akhirnya ayah mu menemukan pasangan yang tepat untukmu." Airmata itu jatuh lag
Ih.....lancar nih si Bian nongol sama Cinta. 🤭🤭🤭Selamat bermalam minggu dear 🥰🥰🥰🥰😘Jakarta 08.30 wibCinta sedang membereskan meja barunya untuk bekerja. Sudah seminggu dia di Jakarta dan dua hari yang lalu dia resmi menjadi sekertaris Pak Bos Brian Jayker. Tapi pria itu sedang mengalami masalah yang berat sehingga harus mengambil cuti. Hubungan Cinta dan Bian pun sudah diketahui orang-orang dikantor. Ada yang mengatakan Cinta hanya memanfaatkan Pak bos ada juga yang berkata dia beruntung. Namun apa yang bisa dia lakukan, toh itu mulut mereka jadi Cinta hanya bisa bersikap sebiasanya. Untung saja Renata temannya dan Stevi sudah kembali ke kantor ini, ditambah ada sahabatnya yang sekarang bisa diajak bercerita apapun itu.Ponsel Cinta bergetar menampilkan sebuah pesan dari Bian.Lagi apa?
Cinta duduk dipondok yang terdapat didepan tempat pemakaman. Dengan terpaksa dia mengikuti kemauan Dandy untuk berbicara, Cinta juga penasaran kenapa dulu Dandy pergi begitu saja setelah semua yang terjadi. Rintik hujan seolah memperlama pertemuan tak terduga mereka ini, Cinta melirik Dandy yang ternyata menatap dirinya. "Maafkan aku," ujar nya dan Cinta masih bungkam. "Malam aku tahu kalau orangtua mu tidak menyukaiku aku bertekad dalam hati kalau aku harus menjadi pria yang sukses agar orangtua mu menerima ku. Saat aku tahu kau kembali menemui orangtua mu aku merasa kau pun mulai tidak yakin denganku." Cinta menatap pria yang pernah mengisi hari-harinya itu dulu. "Aku berharap setelah hari itu aku bisa memberitahukanmu kalau aku akan ke Harvard melanjutkan study ku. Tapi ternyata kau menghilang. Nomor bahkan semua sosial mediamu tidak kau aktifkan." Ya itu memang yang Cinta lakukan, karena dia membenci Dandy yang pergi begitu saja saat dia membutuhkan Pria itu.
Bunyi minyak makan yang nyaring saat dimasukan ikan untuk digoreng memenuhi rumah Cinta. Wanita itu sudah sibuk pagi-pagi ini membuat bekal makan siang untuknya dan Bian. Sudah lama dia tidak memasakkan bekal untuk Pak bos nya itu. Dan entah kenapa Cinta merasa hari ini dia harus memasak lebih enak dari biasanya.Ponselnya berdering menampilkan nama Mila. "Ya mil? Oke siap!" Cinta mematikan sambungan telpon lalu membalik ikan yang dia masak. Hari ini dia akan memasak ikan saos dengan capcay juga tempe goreng tepung. Setelah semua selesai dimasak oleh Cinta, dia menatanya ditempat bekal lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Cinta siap dengan pakaian kantor nya serta kotak bekal yang lumayan besar kali ini. Dia mengayuh sepeda nya dengan senyuman. Dia sangat berharap Bian memuji masakannya nanti. Suara klakson mobil membuat Cinta menoleh. "Cinta," panggil pria yang paling tidak ingin Cinta lihat itu. Namun Cinta enggan menjawab. Melihat Da
Awan gelap sedang menahan Cinta, dia berputar-putar pada hembusan angin yang semakin membuatnya bingung. Hujan kembali turun namun Cinta belum juga bergerak pergi dari rumahnya. Pagi ini seluruh tubuh Cinta tidak bisa diajak berkompromi. Kejadian melihat Stevani dan Bian keluar kantor bersama seolah menurunkan semangatnya menjalani hari-hari yang harus dia lewati. Dia hanya ingin terus mengurung dirinya dikamar dan terus mencoba menelpon Bian. Berharap pria itu mau mengangkat telponnya. Sudah seminggu dan Bian masih terus mengabaikannya. Cinta berpikir mungkin Bian merasa tidak pantas untuknya, seperti yang dulu pria itu katakan. Sehingga dia sepertinya harus berusaha meyakinkan Bian kalau pria itu sangat sempurna untuknya. Dia merasa nyaman, damai, dan tenang jika Bian ada. Dia bisa lepas tersenyum dan tertawa bersama Bian, semua itu sudah sangat sempurna baginya. Dan yang paling penting mereka saling mencintai. Tapi kenapa Bian sulit sekali mengerti hal itu.
Cinta keluar dari kantor dengan wajah sembab membuat semua pegawai kantor bertanya-tanya. Mila menyentuh bahunya dan berjalan bersama Cinta. "Loe mau kemana? Kenapa gak cerita kalau ada masalah?" Cinta memeluk Mila masih didepan halaman kantor, Bella melihatnya dan ingin memanggil Cinta. Namun niat nya itu dia urungkan karena sedang bersama temannya. "Tamatlah riwayat loe Mas Bian..," gumam Bella lalu masuk kedalam mobilnya.Sementara Cinta dan Mila memilih memanggil taksi, Cinta bersikeras ingin ke makam kedua orangtua nya sendiri namun Mila memaksa ikut. Dia khawatir melihat Cinta yang seperti ini.Sampai di Makam Cinta menceritakan semua didepan Makam orangtua nya. Mila ikut meneteskan airmatanya saat Cinta bilang dia mungkin mendapatkan kutukan karena dulu pernah membuat orangtua nya meninggal karena seorang Pria. Sehingga kali ini mungkin Tuhan menghukumnya, dia tidak bisa bersama dengan Pria yang sangat dia Cintai. "Ta, loe yang sa