Love you all.... πππππ enjoy ya.. πππ
ππππππππππππππππ
Cinta mengikat rambutnya dan membawa empat tempat bekal yang dia bawa pakai paper bag. Bekal itu dua miliknya dan dua lagi milik si bos. Cinta dengan semangat menuju tempat kerjanya dan setelah hampir satu jam dia mendayung sepedanya akhirnya dia sampai diperusahaan bergengsi di jakarta itu. Jika ada yang tanya kenapa Cinta suka naik sepeda alasannya karena lebih irit, dan juga dia bisa melalui jalan tikus dengan aman. Tidak perlu terjebak macet.
Cinta mengetuk pintu ruangan Bian yang dia tahu pasti Bian sudah disana, Karena dia sempat bertanya kepada security didepan pintu masuk tadi.
"Masuk," suara si bos membuat Cinta langsung membuka pintu kaca tapi tidak tembus pandang itu."Kau sudah datang? Naik sepeda lagi?"
Pertanyaan Bian membuat Cinta mendengus."Ya naik apa lagi pak? Orang saya cuma punya itu."
Bian memperhatikan wajah polos tanpa polesan make up Cinta. Dan Bian sepertinya lebih suka Cinta tidak memakai make up. Wajah Cinta yang seperti ini membuatnya semakin menginginkan Cinta terus berada didekatnya. Bian bahkan menelan ludahnya sendiri saat pandangan matanya jatuh dibibir merah muda milik Cinta."Kalau kamu mau mobil, saya bisa berikan?"
Cinta kaget mendengar hal itu, dia mulai ngeri melihat Bian sekarang. Tidak mungkinkan Bian mau memberinya mobil secara cuma-cuma padanya. Pasti pria ini ingin hal aneh-aneh darinya."Mana bekal saya?"
Cinta langsung kembali pada niatnya datang menemui Bian. Dan dia mengeluarkan dua bekal nasi berwarna merah dan satunya hitam. Dua tempat bekal itu dia beli semalam sore setelah pulang kerja."Pak yang merah itu untuk sarapan, dan yang hitam untuk makan siang".
Bian mengangguk dan dia menjalankan kursi rodanya untuk mendekat kepada Cinta yang masih berdiri didepan meja kerjanya."Cinta nanti siang kamu temani saya makan siang. Kita makan sama-sama."
Cinta langsung menggelengkan kepalanya."Ehm.. tidak bisa Pak. Saya takut nanti bapak terganggu."
"Kenapa saya harus terganggu. Saya cuma mau komplain masakan kamu secara terang-terangan agar kamu tahu."
Jleb
Cinta memang sudah kepedean. Kasian banget lo Cin, sok cantik sih. Bantin Cinta pada dirinya sendiri.
"Saya gak mau tau, kamu harus datang dan temani saya nanti siang. Anggap aja service kamu karena saya sudah katring sama kamu."
Belum Cinta menjawab Bian sudah berbicara lagi sambil mengecek ponselnya."Ehm.. Dan saya sudah transfer uang katring saya dan juga bekal kamu yang saya makan semalam."
Cinta akhirnya mengangguk. Dia pergi setelah berpamitan dengan Bian yang menatapnya datar, tapi setelah Cinta keluar Bian tersenyum puas."Ye.. Ye... Makan masakan yayang."
Bian memutar kursi rodanya riang bagai anak SD yang dapat hadiah sepeda dari orang tuanya.***
Cinta berkutat dengan pekerjaannya dengan serius, kacamata yang selalu dia pakai setiap kerja membuat semua pria pasti mengira Cinta adalah wanita kutu buku.
Tepukan dibahu Cinta membuatny menoleh. "Woi.. Udah kerjanya, ayo istirahat. Loe makan di pantry kantor kan? Gue juga bawa bekal nih hari ini."Cinta tersenyum merasa bersalah, membuat Iren teman dekatnya itu aneh."Sorry Ren, gue harus keruangan pak Bian."
Iren membulatkan matanya."Maksud loe pak Bian yang itu.."
Cinta mengerti pertanyaan Iren, dan bodohnya kenapa juga dia harus jujur sama Iren mengenai ini." Iya kan cuma ada satu Bian dikantor ini. Rada-rada loe, udah ah. Gue juga gak tau kenapa tadi gue disuruh keruangannya."
Cinta membawa tempat bekalnya dan agar Iren tidak mencurigainya dia membawa beberapa berkas asal dari mejanya."Kamu ke pantry duluan aja, ntar kalau udah selesai aku nyusul deh."
Iren hanya diam melihat Cinta yang buru-buru pergi. Pokoknya dia harus tanya apa yang dilakukan Cinta di ruangan pak Bian saat jam istirahat begini.*****
Cinta mengetuk pintu dan kata "Masuk." dari Bian membuatnya membuka pintu dengan wajah kesal.
Cinta kesal karena Bian menstransfer uang ke Rekeningnya dengan jumlah fantastis, itu bukan untuk makan satu bulan. Tapi satu tahun."Kenapa bapak transfer uang ke saya banyak sekali?""Saya tidak berniat menerima deposito terlebih dahulu,"
Tanpa melihat sekitar Cinta langsung menyembur Bian dengan semua pertanyaan yang sudah dia tahan sedari tadi.Diruangan itu ada Bella, dan Brian. Bella meneliti wanita yang menampakkan wajah kesalnya kepada Bian, sedangkan Brian menahan tawanya."Kamu bicara apa sih? Terima aja susah banget."
Bian menggerakkan kursi rodanya agar bisa lebih dekat dengan Cinta."Terima bagaimana Pak? Saya gak mau bapak beli"
Sontak perkataan Cinta yang terakhir membuat Brian mengeluarkan tawanya, dan Cinta langsung menutup mulutnya. Tawa Brian masih memenuhi ruangan itu, Bian kesal melihat Brian tertawa seperti itu. Bella langsung mencubit perut Brian agar pria itu diam. Dan ternyata cubitan Bella berhasil."Siapa juga yang mau membeli kamu Cinta."
"Lah terus?" Bian benar-benar tidak habis pikir dengan Cinta. Wanita ini senang dibungkam dengan uang, tapi saat dia memberikan lebih malah wanita ini marah kepadanya.
"Kamu gak secantik itu untuk membuat saya tergila-gila sama kamu."
Dan perkataan Bian menyakiti Cinta yang memang lagi mudah tersinggung.Cinta langsung menundukkan wajahnya tanda dia sangat malu dan sedikit terusik dengan kalimat Bian."Ayo makan, saya sudah lapar."
Tanpa ingin membuat dirinya malu Cinta langsung menuruti kemauan Bian. Dia duduk disofa yang ada diruangan itu dengan diam. Brian dan Bella terus melihatinya penasaran."Loe kelewatan mas," Brian menegur Bian yang sedang membuka bekal makanannya.
Bian melihat wajah Brian dengan tatapan bertanya. Sontak Bella dan Brian melirik Cinta yang menunduk dengan arah mata mereka."Mas, kita permisi balik ya. Bye mas, bye Cinta." Bella langsung menarik Brian untuk ikut dengannya keluar ruangan sekarang juga.
Cinta masih menundukkan wajahnya, dan perlahan membuka bekalnya. Bian menarik nafasnya dalam lalu menggeser sedikit kursi rodanya agar bisa bersebelahan dengan Cinta.
"Cinta sorry, saya gak bermaksud begitu tadi."
"Iya pak saya mengerti. Maka dari itu saya akan kembalikan uang bapak, saya akan ambil uang yang semestinya bapak kasih sama saya saja."
Cinta melihat wajah Bian dan mencoba berekspresi biasa saja. Bian mengangguk dan memakan masakan Cinta yang sangat dia sukai.Cinta jadi merasa tolol kenapa dia bisa berurusan dengan Bian sampai sejauh ini. Apa sebenarnya yang diinginkan pria ini? Mustahil jika Bian menyukainya. Dia cukup sadar diri dia siapa dan Bian siapa. Meski pria ini lumpuh, tapi dia yakin banyak wanita cantik yang ingin menjadi kekasihnya karena pria ini kaya raya.
"Aduh bos mau loe apa sih? Kok nyebelin banget." Cinta berbicara sendiri didalam hatinya.
Bersambung...
Moga suka ya...
Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r
Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng
Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan
Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h
Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&
Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka