"Sepertinya mama menyukai Hana." gumam Sandra dalam hati.Tanpa ia sadari ada rasa iri dan cemburu saat melihat sang mertua tampak menyukai madunya, selama ini Nur selalu baik pada Sandra. Namun, Sandra yang kurang menghargai kebaikan mertuanya itu, tapi sekarang saat sang mertua terlihat menyukai Hana, hatinya terasa terusik."Sandra, ada apa?" tanya Irsyad melihat sang istri melamun. Ia pikir Sandra sedang memikirkan pernikahannya dengan Hana, mulai menyesali keputusannya. Namun, ternyata yang ada di pikiran Sandra bukan itu."Eh ... Gak apa-apa, Mas. Ijab kabul sudah selesai, kamu dan Hana sudah sah menjadi suami istri. Sekarang waktunya tamu menikmati hidangan," ucap Sandra mengalihkan pembicaraan.Para tamu yang hadir dalam acara tertutup itu pun menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Salah satu tamu yang hadir adalah atasan Irsyad, sebagai asisten CEO, ia menceritakan masalah rumah tangganya pada atasannya itu.Irsyad menjauh dari Hana yang masih terlihat memaksakan senyum,
"Assalamualaikum," ucap Irsyad, Sandra, dan Hana.Mereka mendatangi rumah yang didiami Nur selama ini, untuk memperkenalkan Hana kepada wanita paruh baya itu. "Waalaikumsalam," terdengar jawaban dari dalam, tak lama kemudian pintu terbuka."Irsyad, Sandra. Kalian datang gak kasih kabar dulu," ucap Nur, lalu mempersilahkan anak dan menantunya masuk, tetapi saat Irsyad dan Sandra sudah masuk tatapan Nur tertuju pada seorang gadis cantik memakai gamis berwarna pastel dan kerudung berwarna senada, gadis itu berdiri sambil menunduk di belakang Sandra dan Irsyad. "Ini siapa?""Ini Hana, calon istri kedua mas Irsyad, Mah," ucap Sandra seraya merangkul Hana.Hana memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap Nur sekilas seraya melengkungkan senyumnya. Lalu gadis itu meraih tangan Nur dan menciumnya, kebiasaan yang tak bisa ia hilangkan, mencium tangan orang yang lebih tua."Irsyad, ini beneran?" tanya Nur."Kami akan jelaskan di dalam, Mah," ucap Irsyad.Nur menganggukan kepala, lalu mereka
"Ayo kita makan dulu, Han. Nanti selesai makan baru kita bahas masalah pernikahan kamu dan mas Irsyad," ucap Sandra dengan nada ramah dan penuh dengan senyuman.Hana mengangguk dan duduk di samping Sandra, ia merasa sangat canggung dalam situasi tersebut. Sementara Irsyad mengepalkan tangannya di bawah meja, ia tak habis pikir mengapa istrinya bisa begitu tenang dan tak sedih membahas pernikahan ia dengan wanita lain."Mas kok makannya cuma sedikit, ini kan makanan favorit kamu," ucap Sandra saat melihat makanan di piring suaminya hanya sedikit."Aku gak nafsu makan," jawab Irsyad singkat dengan nada dingin. Ia terbiasa mengambil makanan sendiri tanpa dilayani Sandra, tetapi biasanya dengan porsi lebih banyak.Hana pun hanya menyendok sedikit makanan ke piringnya, sejak kejadian tadi siang di pabrik sebenarnya Hana sudah tidak punya nafsu makan. Ia terus memikirkan apakah keputusan yang ia ambil benar atau kesalahan yang fatal. Namun, Hana tetap memaksakan makan walau sedikit, sebab i
"Ke ruangan saya, kita bicara berdua saja!" ucap Sandra.Hana menganggukan kepala, ia tidak punya bukti yang cukup untuk membela diri membuktikan jika ia tidak bersalah dalam kejadian itu. Rekaman cctv yang menunjukan ia memberikan kunci pada lelaki tak di kenal malah semakin menyudutkannya, membuat semua orang percaya jika Hana berkomplot dengan para pencuri."Jika rekaman cctv itu di berikan pada polisi, pasti polisi juga mengira aku memang berkomplot dengan pencuri itu. Kenapa ada kejadian seperti ini ya Allah, bagaimana aku membuktikan jika aku tidak bersalah?" gumam Hana dalam hati sambil berjalan menuju ruang kerja Sandra.Sesampainya di ruang kerja Sandra, suasana masih terasa tegang. Sandra meminta Hana duduk, gadis cantik itu pun langsung menuruti perintah atasannya."Hana, kenapa kamu melakukan semua ini. Keluar dari pekerjaan dan mencuri banyak sekali barang, sekarang dimana kamu dan pencuri itu sembunyikan barang-barang itu?" tanya Sandra masih berpura-pura menjadi korban.
Sejak Sandra meminta Hana untuk jadi istri suaminya, Hana mulai tak nyaman saat bekerja. Sandra terus membujuk Hana dengan berbagai cara, tetapi Hana tetap tak mau menjadi madu atasannya itu. Hingga akhirnya Hana memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut."Aku harus melakukan sesuatu, sebelum Hana benar-benar pergi," gumam Sandra setelah menerima surat pengunduran diri dari Hana.Keesokan harinya. "Han, kamu serius mau berhenti kerja?" tanya Sandra."Iya, maaf Bu. Saya tak nyaman karena ibu terus meminta saya jadi istri kedua suami ibu," jawan Hana jujur."Kalau sudah seperti ini saya tidak bisa memaksa, semoga kamu dapat kerjaan lain yang lebih nyaman. Hari ini kamu masih kerja, kan. Tolong ikut pak Amir untuk mengecek bahan produksi, katanya ada kendala di jalan," ucap Sandra.Hana mengangguk dan menuruti perintah atasanya, gadis cantik itu pun pergi bersama salah satu supir yang biasa mengirim barang. Namun, sebelum pergi dengan pak Amir, Hana mengambil tasnya di
"Iya, Mas. Biar aku yang carikan wanita yang mau nikah kontrak dan melahirkan anak untuk kita," ucap Sandra."Sandra, ini bukan solusi yang baik. Wanita yang mau menikah kontrak seperti itu, pasti bukan wanita baik-baik, aku tidak mau punya anak dari wanita yang seperti itu," tolak Irsyad."Ini satu-satunya solusi untuk kita, Mas. Dari pada kamu nikah sama wanita yang di pilih mama kamu, pernikahan itu pasti sungguhan. Aku gak bisa berbagi cinta selamanya dengan wanita lain," ucap Sandra.Irsyad menekan pangkal hidungnya, ia benar-benar pusing dengan situasi yang ada. Irsyad bukan lelaki yang mudah dekat dengan sembarang wanita, apalagi jika harus menikah."Mas, kalau kamu cinta sama aku, ikuti saja semua rencanaku. Dengan menikah kontrak kamu tidak perlu berbagai cinta dengan wanita lain dan kita akan punya anak," ucap Sandra.Irsyad menghela nafas, lalu beranjak ke kamar mandi. Ia membasuh wajah nya, matanya memerah ia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.Sementara Sandra sedang m