Beranda / Romansa / Luka Cinta / Bab 7-Apakah ini Cinta?

Share

Bab 7-Apakah ini Cinta?

Penulis: Cinta94
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-27 13:30:02

"Mas John, serius mau traktir saya?" Tanya Alana kembali mematiskan.

Ya.. saat di bus tadi John mengajak Alana untuk makan malam, dia beralibi ingin mentraktir Alana yang sudah bekerja keras untuk acara Cullen.

"Serius dong, Mba. Masa saya bohong. Sekarang saya serahkan sama Mba Alana, mau beli makanan apa saja nanti saya yang bayar semuanya"

Alana tersenyum mendengarnya. "Mas John, tapi gajihan masih lama loh, saya jajannya banyak tau"

John tertawa renyah mendengarnya. "Badan sekecil ini makannya banyak juga. Tapi tenang, mau seberapa banyak pun saya tidak masalah"

"Baiklah, kalau begitu kita makan mie ayam disana" tunjuk Alana pada sebuah gerobak mie ayam lengkap dengan tenda dan kursi disana.

Saat ini mereka sedang berada disebuah taman yang jika malam hari akan menjadi tempat wisata kuliner. Banyak sekali para penjual kaki lima berjejer disini, banyak pilihan jika ingin makan malam disini dan masih banyak berbagai camilan juga disini tidak hanya makan berat saja.

Alana dan John menikmati malam ini dengan begitu lepas, mereka salig tertawa dan berbagi cerita satu sama lainnya. Terlihat sekali kedekatan mereka disini dan itu membuat hati John benar-benar diatas awan, karena bisa bersama dengan seseorang yang spesial dihatinya, meskipun dia belum berani untuk mengunkapkannya.

Alana melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, dan ini sudah menunjukkan pukul 20.30. Dia harus bergegas pulang karena besok masih banyak pekerjaan di kantor yang menantinya.

Sebelum Alana berbicara, John lebih dulu membuka suaranya. "Mba, sudah malam mau pulang sekarang?" Tanya John.

Alana menganggukkan kepalanya. "Besok Mas John pun harus berangkat pagi-pagi kan. Terimakasih banyak untuk traktirannya malam ini, lain kali saya yang akan traktir Mas John"

John pun tersenyum senang dengan kepala yang dia anggukkan. Sungguh rasanya nyaman sekali berlama-lama bersama dan sedekat ini dengan sesorang yang kita sukai.

"Saya tunggu kalau begitu" sahutnya dan dibalas dengan senyuman juga kedua jempol Alana yang dia angkat.

Mereka pun beranjak dari kursi plastik dan berjalan menuju halte bus.

"Mba, naik taksi saja ini sudah malam Bus ke arah rumah Mba kayanya sudah tidak ada"

Alana melihat jamnya lagi, ya, memang benar bus ke arah rumahnya beroperasi hingga pukul 20.00.

"Biar saya pesan taksi online untum Mba Alana"

"Eh, tidak udah Mas John, biar saya yang pesan saja. Mas John pesan untuk Mas saja"

"Kosan saya sudah dekat ko dari sini" bohongnya. "Sudah saya pesankan, sebentar lagi sampai"

Ya, memang benar kata-kata John, sebuah mobil sedan hitam tiba di depan mereka. "Nah, ini dia"

Alana mengkerutkan keningnya merasa bingung, mobil semewah dan semahal ini dijadikan taksi online, apakah sang driver sedang gabut. Dia pun mendekat dan merapatkan lengannya pada lengan John lalu membisikan sesuatu pada John. "Mas, yakin ini mobilnya? Ini mah mobil orang kaya, Mas" bisik Alana yang membuat John menahan tawanya.

Ini memang mobil milik John atau Shayne Raffa Cullen, dia meminta pada Arlo untuk mengantar Alana dan berpura-pura menjadi seorang driver taksi online.

John pun merubah raut wajahnya seolah tengah memikirkan hal yang sama dengan Alana. "Oia, bisa jadi, orang kaya zaman sekarang kan banyak gabutnya. Tapi, ini bener ko mobilnya" jawabnya seraya menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan pesanan taksi onlinenya.

Alana pun melihatnya dan menyamakan plat serta jenis mobilnya. "Sama, Mas" ucapnya dengan kepala yang dua anggukkan.

"Sudah malam, Mba. Tenang, Mba Alana nggak akan diculik ko, percaya sama saya" kata John yang melihat kekhawatiran di wajah Alana.

Alana pun berjalan dan masuk ke dalam mobil sedna hitam ini. "Oia, makasih lagi ya Mas John"

"Dengan senang hati, Mba"

John mengetuk jendela bagian penumpang dikursi depan, jendela pun menurun menampilkan sosok driver disana yang tak lain adalah Arlo asisten pribadinya.

"Antarkan Mba Alana sampai rumahnya dengan aman dan nyaman, paham!"

"Baik, Pak. Pacarnya, ya Pak?" Lendeknya diwaktu yang tidak tepat ini.

John melototkan kedua matanya dan itu membuat Arlo menutup kembali jendelanya dengan kepala yang dia anggukkan dan melajukan mobilnya ini meninggalkan John seorang diri di halte

Tidak membutuhkan waktu lama hingga kini mobil sedan itu tiba di depan rumah Alana.

Disaat dirinya akan membayar tarif taksi ini, tapi ditolak oleh Arlo dengan alasan sudah dibayarkan oleh John.

Alana cukup lama terdiam mencerna semuanya. "Kalau begitu terimakasih, Mas"

Alana pun bergegas keluar mobil berjalan menuju rumahnya. Nampaknya sang ibu sudah berada di kamarnya, dia tidak akan menunggu kepulangannya akan berbeda jika Ayra yang telat pulang maka sang ibu akan menunggunya dengan penuh kekhawatiran. Tapi jika dirinya pulang telat dan berpapasan dengan sang ibu, maka hanya akan ada omelan untuknya.

Tetapi Alana tidak begitu mempedulikannya, dia sudah terbiasa dengan hal ini sedari dulu. Dan dia tetap menyayangi Ibu dan Kakaknya.

"Kakaaaaaaaak!" Teriaknya begitu tiba di kamar sang kakak, langsung memeluk sang kakak yang sedang terduduk di atas kasur.

"Waah, ada apa ni, dari raut wajahnya terlihat bahagia sekali"

"Apakah terlihat sebahagia itu?"

"Jelas sekali, sangat terlihat jelas. Ayok, ceritakan pada Kakak?"

Alana terlihat memicingkan kedua matanya dengan senyum yang tertahan.

"Belum saatnya" sahutnya dengan gelak tawa diakhir.

Ayra membuka mulutnya dengan kepala yang dia gelengkan. "Kamu nakal sekali ya!" Ucapnya seraya memukul badan Alana dengan bantal, hanya pukulan kecil layaknya seorang kakak dan adik.

Alana tertawa seraya menghindar dari pukulan sang kakak dan dia pun berlari keluar menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar dia mendudukan dirinya di atas kasur dengan senyum yang masih terukir di wajahnya.

"Oh, Alana.. Apakah kamu menyukai Mas John!!" Gumamnya pada diri sendiri dengan menahan rasa malu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Luka Cinta   Bab 10-Tragedi Lift

    Alana menelan salivanya gugup. "A.. ada apa ya, Pak?" Shayne membungkukan badannya lalu mencondongkan kepalanya mendekati Alana, membuat gadis itu semakin merasa gugup dan tidak tahu harus berkata apa. "Siang nanti kita makan siang di pantry" bisik Shayne tepat di telinga Alana, dan jujur itu membuat Alana merinding kaena posisi pria ini yang benar-benar dekat dengannya, jika saja seseorang melihat posisi mereka ini, maka sudah dipastikan akan banyak gosip baru di Cullen. Shayne tersenyum tipis tepat di hadapan wajah Alana, melihat raut wajah gadis dihadapannya ini yang begitu gugup dan tegang satu lagi kedua pipinya tengah merona. Dia pun menjauhkan badannya dan membenarkan kembali posisinya. Sedangkan Alana, wanita itu masih terpaku di tempatnya dengan nafas yang sedikit lega. Segera wanita itu pun membenarkan posisinya kembali, dan satu lagi segera dia menetralkan kembali wajahnya yang tengah merona akibat ulah Shayne. Pintu lift berdenting menandakan mereka telah sampai di

  • Luka Cinta   Bab 10-Shayen Raffan Cullen

    Setelah acara kemarin, Dion tidak bisa diam begitu saja. Dia harus meminta maaf karena sudah menarik CEO perusahaan ini dan meragukan statusnya. Tetapi ini semua bukan sepenuhnya salah dia, karena sejak awal yang dia kenal adalah John, rekan sesama OB di perusahaan ini. "Awalnya gue yang takut dia terancam dalam pekerjaannya, dan sekarang malah pekerjaan gue yang sepertinya terancam" gumamnya seraya mondar mandir tidak jelas di pantry. "Hah.. tapi gimana gue minta maafnya!!" Dia masih merasa gelisah karena kecerobohannya pula. "Minta maaf pada siapa?" Tanya seseorang tiba-tiba yang membuat Dion terlonjak kaget. Dion membalikkan badannya melihat si pemilik suara, dan betapa terkejutnya dia kala melihat siapa yang menghampirinya ini. Dengan segera dia membukukkan badannya memberi hormat. "Selamat pagi, Pak Shayne!" Sapanya dengan begitu sigap. "Pagi.. Kenapa jadi formal gini, Yon?" Kata Shayne yang semakin membuat Dion merasa tidak tenang. Dia tersenyum lebar menunjukkan

  • Luka Cinta   Bab 9-Shayne Raffan Cullen

    "Dia bukan Tuan Shayne putra dari Tuan Harist, melainkan dia hanyalah seorang OB di Cullen ini!!" Ucap Mario tiba-tiba yang membuat semua orang membulatkan matanya tidak percaya. Disisi lain Clara menjentikkan jarinya seraya menatap Alana. "Ah.. kan, pantas aja dari tadi gue ngerasa nggak asing sama wajah dia, ternyata dia itu John" Alana terdiam sesaat seraya mencerna semua yang terjadi disini. "Apa benar dia Shayne bukanlah John, dan mungkin John itu hanya samarannya saja" batinnya. "Ya, dia itu adalah John salah satu OB kita" timpal Monica. Mario tersenyum sinis seolah merendahkan Erika. "Ternyata Nyonya Erika sangat licik, membayar seseorang untuk berpura-pura menjadi Tuan Shayne agar perusahaannya masuk dalam 4 besar" Erika membantah semua tuduhan Mario, karena itu tidak benar sama sekali. "Jangan mengatakan hal yang tidak saya lakukan, anda sudah memfitnah saya!" "Waah, lalu apa pembelaan anda tentang ini? Perusahaan anda itu tidak pantas untuk masuk ke dalam 4 be

  • Luka Cinta   Bab 8-Acara Cullen

    Hari tersibuk bagi karyawan Cullen pun dimulai. Tepatnya sekarang acara besar Cullen sedang berlangsung. Salah satu gedung milih Cullen menjadi saksi betapa meriah, megah, dan mewahnya acara hari ini. Karangan bunga yang bertuliskan selamat sufah berjejer di halaman depan, mobil-mobil mewah pun sudah banyak yang terparkir. Para tamu undangan sudah banyak memenuhi gedung ini, dan salah satunya adalah Erika, ibunda Alana. Alana sendiri sedang sibuk bersama para rekannya untuk mengatur acata hari ini, ditengah kesibukkannya dia masih memikirkan cara untuk membantu perusahaan sang ibu agar memenangkan tender ini. Selain Ayra, dia pun menceritakan hal ini pada John beberapa hari lalu. Ntah mengapa dia bisa bercerita bebas dan lepar pada John, meskipun dia tahu John tidak akan bisa membantunya, karena dia hanyalah seorang OB di Cullen dan dia pun karyawa baru sama seperti dirinya, jadi John tidak memiliki koneksi dengan petinggi di Cullen. "Ok, dengarkan semuanya!" Suara Loren mengintru

  • Luka Cinta   Bab 7-Apakah ini Cinta?

    "Mas John, serius mau traktir saya?" Tanya Alana kembali mematiskan. Ya.. saat di bus tadi John mengajak Alana untuk makan malam, dia beralibi ingin mentraktir Alana yang sudah bekerja keras untuk acara Cullen. "Serius dong, Mba. Masa saya bohong. Sekarang saya serahkan sama Mba Alana, mau beli makanan apa saja nanti saya yang bayar semuanya" Alana tersenyum mendengarnya. "Mas John, tapi gajihan masih lama loh, saya jajannya banyak tau" John tertawa renyah mendengarnya. "Badan sekecil ini makannya banyak juga. Tapi tenang, mau seberapa banyak pun saya tidak masalah" "Baiklah, kalau begitu kita makan mie ayam disana" tunjuk Alana pada sebuah gerobak mie ayam lengkap dengan tenda dan kursi disana. Saat ini mereka sedang berada disebuah taman yang jika malam hari akan menjadi tempat wisata kuliner. Banyak sekali para penjual kaki lima berjejer disini, banyak pilihan jika ingin makan malam disini dan masih banyak berbagai camilan juga disini tidak hanya makan berat saja.

  • Luka Cinta   Bab 6

    Hari ini menjadi hari tersibuk bagi seluruh karyawan Cullen. Mereka tengah mempersiapkan untuk acara besar minggu ini. Tidak ada yang bisa beristirahat apalagi mereka yang menjadi panitia inti acara nanti. "Gais, saya minta perhatiannya sebentar!" Seru Bu Loren seraya menepukan tangannya. "Untuk yang tidak masuk dalam panitia inti saya minta kalian siapkan dan fokus pada semua proposal dan minta kepada departemen desain untuk segera mengirimkan desainnya pada kita, agar semuanya bisa selesai tepat waktu. Dan untuk Gladis, Clara dan Alana kalian sebagai panitia acara ikut saya meeting bersama Tuan Harist, sebelum keberangkatannya ke luar kota beliau meminta kita untuk meeting terlebih dahulu. Jadi, siapkan diri kalian karna 30 menit lagi Tuan Harist tiba di perusahaan" ucap Loren. Alana saling menatap dengan Clara, bagaimana tidak, mereka diberitahu saat 30menit menjelang meeting, sungguh membuat gila sekali rasanya. "Baik, Bu!" Jawab ketiganya. "Ok, siapkan apa saja yang harus di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status