Share

5

Penulis: Redflame
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-22 15:38:28

Keesokan harinya Yanti terbangun dengan kondisi yang tidak biasa, disampingnya ada Aris yang sudah memandangnya dengan senyum yang selalu memikat hatinya. Yanti benar-benar merasa bahagia.

“Pagi sayang.” Suara bariton milik Aris membuatnya tersenyum bahagia, ada kekosongan hati yang kini mulai terisi.

“Pagi sayang, hmm, aku mau mandi trus bersiap ke kantor.”

“Mau aku anterin?”

“Hmmm, aku hari ini bakal pergi ke beberapa tempat, jadi lebih baik aku berangkat sendiri aja.”

“Aku bisa anter kemanapun kamu mau kok? Ga ada masalah, toh hari ini aku bisa off kan schedule ku.”

“Jangan gitu ahh, hmm ntar malem aja kita dinner gimana?”

“Ok ide bagus, aku yang pilih tempat ya.”

Up to you.” senyum Yanti mengembang melihat Aris yang begitu bersemangat.

Aris kemudian bergegas membersihkan dirinya dikamar mandi dan Yanti kembali ke kamarnya untuk bersiap.

Saat yanti kembali ke ruang utama dirumahnya, ia bertemu dengan Tomi.

“Ma, sore ini aku pengen kita melamar Gina.”

“Hmm, ok Mama akan kosongkan jadwal lagian hari ini rasa-rasanya ga ada meeting sama klien.”

“Ok deh, Ma. Sampai ketemu nanti sore ya.” Kata Tomi sambil berlalu pergi

“Ya, sayang.”

Yanti kemudian kembali berjalan menuju ke rumah tamu di samping rumah yang digunakan semalaman bersama dengan Aris.

“Kamu dah siap?” tanya Yanti dengan senyum manisnya.

“Udah, tadi aku lihat ada mobil keluar. Anak kamu?”

“Iya, Tomi anak semata wayangku. Dia bilang kalo sore nanti dia mau melamar kekasihnya.”

“Oya? Nama anak kamu Tomi ya, haha, namanya kaya calon menantuku juga. Dia aku tanya kapan lalu untuk keseriusan dia sama anak tunggalku. Ehh ternyata dia cukup berani juga dia bilang kalo memang dia serius sama anakku, jadi ya aku suruh keluarganya untuk segera melamar.”

“Semoga lancer ya acara anak kamu.” Kata Yanti dengan menggelendot di tubuh Aris, membuat Aris gemas dan ia mengecup bibir Yanti, membuat Yanti kembali mengecup bibir pria yang ada dihadapannya.

“Kamu dah siap berangkat?” tanya Aris lembut sambil mengusap lengan Yanti.

“Iya, yuk berangkat.”

“Ok.”

Mereka berdua kemudian masuk ke mobil masing-masing, Yanti berangkat menuju ke galerinya sedangkan Aris kembali kerumah.

====

Pekerjaan Yanti pagi ini tidak begitu padat, hanya ada beberapa aktifitas untuk pembelian material bahan kain guna pesanan gaun wedding klien dan prepare untuk peragaan busana di Paris dalam waktu dekat. Yanti sangat menikmati semua kesibukannya dan tiba-tiba ponselnya berdering.

“Ma, aku dah dideket galeri Mama, aku sama Gina mampir ya.” Kata Tomi dengan suaranya yang ceria dan semangat.

“Oke deh, Mama tunggu ya, Nak. Hati-hati kalian berdua.”

“Siap, Ma.”

Tak berselang lama mereka berdua sampai di galeri milik Yanti, dengan ramah Mia menyapa Tomi anak pimpinannya itu dan mempersilahkan mereka untuk langsung keruangan Yanti.

“Haloooo, Maaa.” Sapa Tomi dari balik pintu kantor.

“Haloo anak gantengnya Mama. Sini masuk, Gina mana?”

“Tuh ngekor dibelakang Tomi.” Jawab anak tunggalnya itu sambil mengerlingkan mata kearah Gina dan disambut cubitan kecil di pinggang Tomi hingga membuatnya mengaduh.

“Halo, Tante.” Sapa Gina ramah seraya mendekat kearah Yanti.

“Halo Gina sayang, akhirnya kamu kesini juga, ya beginilah galeri Tante.”

“Keren loh Tante arsitektur dan penataannya, Gina suka lihatnya.”

“Oya? Ahh, penilaianmu jeli juga. Kapan-kapan Papa Mama kamu diajak kesini ya, biar kita bisa deket.”

“Ok deh, Tante. Kebetulan Papa juga Arsitek ya mungkin aja Papa dan Tante bisa tukar pikiran soal layout ruangan dan sebagainya.”

“Oya? Siapa nama Papamu, kali aja Tante kenal.”

“Aris, Tante. Nama lengkap Papaku Aris Ganindra. Ini fotonya, Tante.” Gina menyerahkan ponselnya dengan bersemangat.

Terpampang jelas dilayar utama ada foto keluarga milik kekasih anaknya itu dan ia tercekat memandang sosok pria yang yang teramat ia kenal ada difoto itu.

‘Aris, ’ mata Yanti terbelalak seakan tak percaya akan kenyataan yang dihadapinya kali ini.

Jantungnya seakan berhenti berdetak kala kekasih anaknya menyebut Aris dengan sebutan Papa.

“Ma, jangan lupa nanti kita kerumah Gina. Ini aku mau anter dia ke salon dulu.” Kata-kata Tomi memecah kepanikan Yanti.

“Oh iya, hmm,  kalian silahkan habiskan waktu kalian. Hmm, nanti sore kita ke rumah Gina, hati-hatai ya kalian.” Yanti berusaha menutupi keterkejutannya, namun tetap saja ia masih tergagap.

“Mama kenapa?”

“Ga papa sayang, tiba-tiba Mama pusing nih ga tau kenapa.”

“Ya udah Mama pulang aja dulu, istirahat. Atau aku anter ke klinik?’

“Ga usah, Mama pulang aja. Istirahat bentar pasti mendingan.”

“Oke deh, kita pergi dulu ya, ”

Mereka berdua kemudian berpamitan meninggalkan Yanti yang masih merasa terguncang.

====

Sore Harinya

Tok, tok, tok

Terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Yanti

“Maa, ayo siap-siap, Mama ga lupa kan kalo kita malem ini mau ke rumah Gina? Mama dah sehat?” Tomi berusaha membuka pintu kamar karena dirasa tidak ada jawaban dari dalam.

Terlihat Yanti terduduk lesu di tempat tidurnya, membuat Tomi cemas.

“Mama belum sehat ya?” tanya Tomi sekali lagi

“Tom, gimana kalau kita undur atau batalin aja acara lamaran kamu gimana?”

“Ma, ga bisa gitu dong! Ini aku dah siapin cincin buat Gina. Mama jangan bikin aku frustasi, Ma. Mama ini kenapa sih? Kemarin kayaknya Mama yang heboh kenapa sekarang malah kaya gini? Alesan Mama apa?!”

“Mama belum siap kamu tinggal, Tom.”

“Halahhhh!! Alesan Mama itu ga make sense buat aku, Ma!! Mama tahu kan kalau aku ga bakal ninggalin Mama?? Udah deh Ma, mendingan Mama sekarang mandi dan bergegas kurang satu jam lagi loh kita.”

“Tapi, Tom, dia itu.” Yanti seketika mengatupkan mulutnya, ia tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya.

“Dia kenapa? Dia siapa? Ma, sekarang udah ga ada waktu lagi. Tomi udah bawa cincin ini buat Gina, please, Ma. Jangan hancurkan masa depan Tomi dengan alesan Mama yang ga masuk akal!” Tomi seketika bergegas pergi keluar dari kamar Yanti.

Dengan keadaan yang tertekan, Yanti kemudian menghubungi Aris namun ponselnya tak di respon bahkan sampai dua kali ia coba namun hasilnya tetap nihil.

Aduuuhhh Ris, jawab dong!!’ Yanti semakin panik.

Ia melihat ke jam dinding, waktu terus berjalan dan ia mau tidak mau harus datang mendampingi anaknya. Ia merasa berdosa terhadap anaknya, jika saja ia tak mengukir kembali cinta masa lalu mereka mungkin anak tidak akan menjadi korbannya. Dan sekarang ia harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya akan melamar anak mantan kekasihnya dahulu, ia mengingat akan dosa apa yang ia perbuat dimalam itu yang membuat situasinya makin rumit.

Yanti kemudian dengan setengah hati berangkat ke rumah Gina bersama dengan Tomi.

“Mama kenapa sih?” tanya Tomi dalam perjalanan.

“Hmm, ga papa kok sayang, ehh, Mama Cuma lagi ga ok aja.”

“Aku jadi curiga deh sama Mama, Mama ga biasanya kaya gini. Perubahannya tu drastis banget.”

“Ahh, perasaanmu aja kali, Tom.” Jawab Yanti dengan gugup.

Yanti semakin salah tingkah saat mobil Tomi masuk ke area parkir rumah Gina yang sangat besar dan luas.

“Tom, tunggu.”

“Kenapa lagi sih, Ma??”

“Kamu serius mau nglamar Gina?”

“Iyaa, Ma, Mama ni kenapa sih? Heran loh aku, Ma.”

“Tom, pulang aja yuk. Mama lagi ga enak badan nih.”

“Ga bisa! Kita udah sampe sini kok. Pokoknya malam ini aku harus bisa melamar Gina, Ma!!”

Setelah mereka beradu argument, Yanti akhirnya turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Tomi

Saat mereka berdua masuk alangkah terkejutnya Aris ketika Tomi berjalan bersama dengan Yanti, sedangkan Yanti melihat ekspresi itu membuat degup jantungnya semakin tak karuan, sedangkan Sintia terlihat sedang berjalan dengan cepat menuju keruang tamu untuk menemui Tomi dan Mamanya, namun betapa terkejutnya Sintia saat mendapati calon besannya adalah mantan kekasih suaminya. Langkahnya seketika berhenti dan menatap dengan wajah tak suka.

Situasi yang tidak enak dirasa oleh Tomi dan juga Gina. Membuat mereka berdua saling menatap bingung

“Papa Mama kita kenapa sih?”

“Ga tau!” Jawab Tomi dengan frustasi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Luka Dalam Dusta    38

    Farhan melajukan mobilnya dengan cepat dan mendahului mobil Aris membuat emosi Aris memuncak. Ia mematikan saluran panggilan lelaki yang sedang terang-terangan mendekati kekasihnya itu. Terlihat Farhan tersenyum smirk dibalik kemudinya, ia sangat faham karakter sahabatnya itu dimana ia tidak bisa diam jika ditantang untuk balapan. "Kau terlalu mudah tertebak, Ris. Mau kalah berapa puluh kali lagi sekarang?" kata Farhan dengan wajah penuh kemenangan karena ia bisa membaca bahwa ia akan memenangkan sepersekian detik dari Aris."Brengsek!! Ia sangat tahu celah untuk aku jatuh!!" Aris memukul kemudinya dengan cukup keras membuat Yanti yang ada disampingnya takut."Ris, udahlah ngapain sih kalian?! Berhenti ga!! Ini jalur jalan raya, padat kendaraan!!" Yanti berteriak namun itu tak membuat Aris berhenti. Dengan cepat Yanti mengambil ponselnya dan menelpon Farhan, karena ini hanya bisa berhenti jika salah satunya berhenti."Kamu ngapain??!" tanya Aris membuat kensentrasinya sedikit buyar.

  • Luka Dalam Dusta    37

    "Kok kamu ga kasih tahu aku sih, Ris?""Trus kalau kamu tahu mau kamu apain? Hubungan kamu sama dia sudah renggang, apa aku tega makin menambah bensin di api yang sedang menyala? Apa kamu mau itu terjadi dan membuat semua makin runyam?"Yanti hanya bisa terdiam dan menatap jalan yang ada dihadapannya sambil menggigit sisi bibirnya tanda bahwa ia sedang berfikir keras."Udahlah, kamu harus berfikir dari sisi positifnya bahwa ia seprotectif itu karena dia sayang sama kamu dan ingin memperhatikanmu.""Memperhatikanku atau ia ingin menghancurkan hubungan kita berharap hubungannya dengan Gina bisa berjalan tanpa hambatan?""Yan, apapun alasannya ingat bahwa ia Tomi..anakmu, jangan terlalu keraslah sama dia? Aku tahu hubungan kalian saat ini sedang tidak baik, aku juga tidak akan bahagia jika berada diposisinya melihat kedekatan kita yang setelah sekian tahun lamanya berakhir namun kembali terjalin sedangkan dia memiliki hubungan dengan anak dari kekasih

  • Luka Dalam Dusta    36

    Pagi ini Farhan ada janji temu diluar kota dengan kliennya, setelah ia selesai mandi ia mendengar suara notifikasi chat masuk, masih dengan mengenakan handuk putih yang ia lilitkan melingkar di area pinggang Farhan kemudian mengambil ponsel di meja nakas dan melihat rupanya dari Kia sang informan."Tuan, hari ini nyonya Yanti dijemput oleh tuan Aris menuju ke kantornya. Berikut saya kirim foto sebagai bukti." Kia memberikan foto-foto tersebut kepada Farhan.Ketika Farhan melihat foto tersebut rasa kesal dan cemburu kembali membakar hatinya. 'Brengsek!!! Kenapa dia bisa dekat lagi sama Yanti, harusnya sudah tidak ada celah untuk membuat Yanti kesal padanya!!! Arrrgghhhhh!!!' Farhan terlihat sangat kesal, wajahnya yang semula sumringah tiba-tiba berubah dan kehilangan semangat.====Kebersamaan Aris dan Yanti sebelum Kia datangPagi ini Yanti rencana hanya ingin berdiam dikantor, ia berusaha melupakan sejenak semua kekesalannya terhadap para lelaki terutama Aris. Saat ia tengah bersiap

  • Luka Dalam Dusta    35.

    "Gina??" suara Rachel memecah keadaan, ia terlihat terkejut namun ada satu sisi yang membuatnya merasa menang dari Gina.Tomi yang muai terbangun melihat kearah Gina berdiri, ia cukup terkejut dan merasa bersalah namun Tomi melihat ini sebagai suatu kesempatan dimana Gina pasti akan pergi meninggalkannya karena melihat situasi yang membuat calon tunangannya itu sangat terluka."Tom..kok kamu tega sih sama aku?!! Kenapa kamu berubah!" Gina berteriak sambil terisak.Tomi kemudian berdiri, kebetulan ia hanya bertelanjang dada dan ia sudah mengenakan kembali celananya yang sempat ia tanggalkan. Ia berjalan mendekat ke arah Gina dengan senyum seringai yang memperlihatkan rasa muak akan wanita yang tak diundang itu."Aku tega? Lebih tega mana kamu atau aku? Kamu membuat statement buruk tentang Mamaku..inget Gina.. MAMA KU!!! Kau dengan enaknya menuduh wanita yang melahirkanku dengan mulutmu! Kau melukaiku teramat dalam kau harus tahu itu dan sekarang aku melakukan ini dengan Rachel dan kamu

  • Luka Dalam Dusta    34.

    Terdengar suara pintu kamar apartemen Tomi terbuka, rachel yang ketakutan mengintip dari balik tembok kamar yang dapat langsung melihat ke area ruang tamu, rupanya yang masuk adlaah sang pemilik apartemen. Wajah wanita itu langsung terlihat lega, dengan tersenyum ia berjalan mendekat dan menyapa lelaki itu, namun ia melihat wajah Tomi terlihat sangat kusut dan tidak seperti biasanya."Tom? Kamu ga papa?""Kenapa emangnya?" jawab Tomi singkat dengan nada yang datar."Hmmm..kalau kamu pengen sendirian, ga papa kok. Aku menghindar dulu karena sepertinya kamu sedang tidak ingin di ganggu.""Huffttttt..ga gitu sih, Chel. Aku minta maaf kalau sikapku bikin kamu ga nyaman. Tapi ga gitu maksudku." kata Tomi dengan wajah menyesal dan mendekat ke arah Rachel dan memegang kedua lengan wanita berambut panjang dan cantik itu."Lalu??""Ada hal yang bikin aku ga nyaman aja di sana.""Gina?""Kok kamu tahu sih?""Ya kan kalian satu tim

  • Luka Dalam Dusta    33

    Setelah tiga puluh menit berlalu, Aris rupanya sudah sampai lebih dahulu kemudian tak lama Farhan datang dan masuk ke ruang utama. Situasi terlihat berbeda karena tak biasa cafe itu sepi pengunjung, Farhan melihat sekeliling yang terlihat tidak biasa sedangkan Rana tetap berada di mobil untuk menunggu Farhan.Ketika Farhan melihat sang pemilik cafe, ia menanyakan kenapa dengan memberikan kode gerakan kepala dijawab oleh pemilik cafe kopi itu dengan memasang tulisan Closed di pintu. Wajah Farhan langsung berubah serius karena jelas ini akan berakhir tidak baik-baik saja karena tak akan mungkin Aris membooking tempat ini hanya untuk hal tak penting.Terlihat Aris duduk disudut area belakang, ia duduk dengan membelakangi pintu masuk. Farhan kemudian berjalan menuju meja tersebut."Ada apa kau memanggilku." tanya Farhan datar yang tanpa dipersilahkan ia langsung duduk berhadapan dengan Aris seraya menyalakan rokoknya."Langsung saja, apa maumu.""Mauku? Tentang apa dulu nih, kok tiba-tiba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status