Share

Bab 22

"Apaan sih daritadi Ana, Ani? Siapa itu?"

"Eh?"

Aku menatap Ariel yang juga menghentikan langkah di sebelahku. Kami belum masuk ke dalam gedung.

Perhatian Ariel juga terhenti ke poster. Pria yang kumaksud adalah Ariel sendiri. Sementara wanita yang berfoto di sebelahnya sangat mirip dengan Ani.

"Haduh, ngelama-lamain aja. Saya gak main-main kali ini. Bisa aja saya pecat kamu. Jangan ngerasa kamu bisa bebas kerja sama saya."

Mampus. Ariel melangkah masuk ke dalam gedung duluan. Wajahnya tampak memerah. Aku mengusap kening, ini bahaya sekali.

Buru-buru aku mengikuti langkah Ariel. Dia tampak marah sekali padaku.

"Maaf, Riel. Tadi saya cuma nebak aja."

Langkah Ariel terhenti. Dia mengembuskan napas kasar, kemudian menoleh padaku dan menggelengkan kepala.

"Saya kira kamu bekerja itu bisa profesional. Ternyata salah, bukan profesional. Kamu tidak lebih dari orang-orang di luar sana yang tidak berpendidikan."

Wow. Aku mundur satu langkah mendengarnya. Berani sekali Ariel bilang begitu p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status