แชร์

4.Langkah Pertama Menuju Puncak

ผู้เขียน: fatahmhd
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-02 19:00:32

Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.

Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.

[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!]

[Kemampuan baru tersedia!]

Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.

[Nama: Jinmu]

[Level: 5]

[Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap]

[Kekuatan: 50 (+10)]

[Kecepatan: 45 (+15)]

[Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]

Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.

[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]

Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.

Namun sebelum aku sempat menguji kekuatan baruku

KRAK!

Suara ranting yang patah di kejauhan membuatku segera waspada. Seseorang ada di sini.

Aku berjongkok di balik semak-semak dan menggunakan Mata Harimau. Pandanganku menjadi lebih tajam, dan aku bisa melihat dengan jelas ke arah suara itu berasal.

Di sana, ada dua orang yang mengenakan jubah sekte yang berbeda dari Sekte Moon.

"Sekte Gunung Angin?" gumamku pelan.

Sekte Gunung Angin terkenal sebagai salah satu sekte kelas menengah di wilayah ini. Murid-muridnya cukup berbakat, tapi mereka sombong dan sering meremehkan sekte kecil seperti Sekte Moon.

"Aku yakin suara itu berasal dari sekitar sini," kata salah satu dari mereka, seorang pemuda dengan rambut hitam panjang.

"Jangan terlalu jauh masuk ke hutan ini. Ada rumor bahwa Harimau Hitam tinggal di sini," kata yang lainnya, seorang gadis berambut pendek yang membawa tombak di punggungnya.

Aku menyeringai dalam hati. Mereka sudah terlambat. Harimau itu sudah kujadikan pengalaman dan kekuatan baru.

Namun, aku tetap diam. Aku ingin tahu tujuan mereka di sini.

"Tunggu, lihat ini!" pemuda itu menunjuk ke arah bekas pertarunganku dengan harimau tadi. Pohon tumbang, darah di tanah, dan jejak cakar besar masih terlihat jelas.

"Kita harus segera memberi tahu senior kita. Jika seseorang bisa mengalahkan Harimau Hitam di sini, itu berarti ada murid kuat yang berkeliaran," kata gadis itu dengan nada serius.

Mereka berbalik dan mulai berjalan menjauh. Aku menghela napas lega. Tidak perlu ada konflik untuk sekarang.

Namun, baru saja aku akan berdiri

[Ancaman Baru Terdeteksi!]

Aku menegang. Apa lagi kali ini?

Aku mengaktifkan Mata Harimau dan melihat ke belakang mereka.

Bayangan besar bergerak di antara pepohonan.

Aku mengerutkan kening. Itu bukan manusia.

ROOOOAAAARRR!!!

Suara menggelegar menggema di seluruh hutan. Kedua murid Sekte Gunung Angin langsung terkejut dan berbalik.

Dari dalam kegelapan, sesosok makhluk besar keluar dengan geraman menakutkan.

Seekor Serigala Darah, ukurannya hampir setinggi manusia dewasa, dengan bulu merah tua dan mata kuning yang menyala dalam kegelapan. Makhluk ini jauh lebih berbahaya daripada Harimau Hitam.

"Serigala Darah!" seru gadis itu. Wajah mereka langsung pucat.

Aku mengamati situasi ini dengan tenang. Mereka dalam bahaya. Jika aku membiarkan mereka mati, itu bisa menjadi keuntungan bagiku—satu sekte pesaing berkurang.

Tapi di sisi lain…

Aku mengepalkan tangan. Aku bukan orang yang hanya duduk diam melihat seseorang dibantai.

Aku mengambil napas dalam-dalam, lalu melesat keluar dari semak-semak dengan kecepatan penuh.

[Aktifkan: Moon’s Awakening (Lv. 1)]

Tubuhku terasa ringan. Dengan satu lompatan, aku sudah berada di dekat mereka.

Mereka terkejut melihatku. "Siapa kau?!" seru pemuda itu.

"Tidak penting. Jika kalian tidak ingin mati, pergilah dari sini," kataku dengan nada datar.

"Tidak mungkin! Kami tidak bisa meninggalkanmu di sini sendirian!" sahut gadis itu.

Aku melirik mereka sejenak. Keberanian mereka lumayan juga.

Serigala Darah itu menggeram. Tubuhnya menegang, lalu dalam hitungan detik—

WOOSH!

Dia menerkam!

Aku melompat ke belakang untuk menghindari cakar tajamnya. Serangan itu menghancurkan tanah tempat aku berdiri tadi.

Kecepatan serigala ini luar biasa. Jika aku sedikit lebih lambat, aku mungkin sudah terbelah dua.

Aku menatap pemuda itu. "Kau bisa bertarung?"

Dia menggertakkan giginya dan menghunus pedangnya. "Tentu saja!"

Aku beralih ke gadis itu. "Kau juga?"

Dia mengangkat tombaknya. "Jangan meremehkan kami!"

Aku menyeringai kecil. Baiklah, ini akan menarik.

"Kalian hadapi dari samping, aku akan menyerang dari depan," perintahku.

Tanpa menunggu jawaban mereka, aku langsung melesat ke depan.

Serigala Darah mengayunkan cakarnya ke arahku, tapi aku sudah mengantisipasi serangannya. Dengan Mata Harimau, aku bisa membaca gerakannya lebih jelas.

Aku merunduk, lalu menyerang perutnya dengan belatiku.

SLASH!

Darah merah menyembur, tapi serigala itu tidak mundur. Sebaliknya, dia mengaum keras dan mencoba menggigitku.

CLANG!

Tiba-tiba, pedang pemuda itu menebas ke arah kepala serigala, memaksanya mundur.

Gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk menusukkan tombaknya ke kaki serigala.

STAB!

Serigala itu meraung kesakitan. Sekarang!

Aku melompat ke atas punggungnya dan menghunus belatiku ke tengkuknya.

SLASH!

Darah membasahi tanah. Serigala Darah menggelepar beberapa saat sebelum akhirnya tumbang.

[Serigala Darah dikalahkan!]

[+1500 XP]

[Item didapatkan: Cakar Serigala Darah, Inti Demon Beast]

Aku berdiri, terengah-engah.

Dua murid Sekte Gunung Angin juga tampak kelelahan, tapi mereka tersenyum puas.

Pemuda itu menatapku dengan kagum. "Siapa sebenarnya kau?"

Aku memasukkan belatiku ke sarungnya dan menatap mereka dengan tenang.

"Hanya murid sekte kecil yang diremehkan."

Aku berbalik dan mulai berjalan pergi.

Namun, sebelum aku melangkah lebih jauh

[Misi Baru Tersedia!]

[Gabung atau Lawan – Sekte Gunung Angin menunjukkan ketertarikan padamu. Akan kah kau menerima tawaran mereka atau melawannya?]

Aku menyipitkan mata. Sekte Gunung Angin? Menarik.

Sekte mereka memang lebih besar dan lebih dihormati dibanding Sekte Moon, tapi aku tidak sebodoh itu untuk langsung percaya pada mereka.

Aku menoleh ke dua murid yang baru saja bertarung bersamaku. Pemuda dengan pedang itu masih menatapku dengan waspada, sementara gadis bertombak tampak sedikit lebih santai.

"Hei, murid sekte kecil," pemuda itu membuka suara, "kau tadi menyebut dirimu dari Sekte Moon?"

Aku mengangguk pelan.

Dia melipat tangan dan menghela napas. "Tak kusangka, ada murid Sekte Moon yang bisa membunuh Serigala Darah seorang diri."

Gadis itu ikut menimpali, "Bukan hanya membunuh, kau bahkan bisa mengendalikan pertempuran seakan kau sudah terbiasa bertarung dengan makhluk semacam ini."

Aku hanya tersenyum tipis. "Itu hanya keberuntungan."

Pemuda itu menggeleng. "Tidak, itu bukan hanya keberuntungan. Kami melihat bagaimana kau bergerak, membaca serangan lawan, dan memberikan instruksi. Sepertinya kau memiliki pengalaman lebih dari yang kau tunjukkan."

Aku tidak menanggapi, hanya menunggu mereka melanjutkan.

Gadis itu akhirnya berkata, "Sekte kami selalu mencari bakat baru. Jika kau ingin meninggalkan sekte kecil itu, aku bisa merekomendasikanmu ke senior kami."

Aku mengangkat alis. Cepat sekali mereka tertarik.

Aku bisa saja menerima tawaran mereka dan mendapatkan posisi yang lebih nyaman di sekte yang lebih kuat. Tapi aku juga tidak suka menjadi bawahan orang lain tanpa alasan yang jelas.

Aku menyilangkan tangan. "Apa keuntungannya untukku?"

Mereka bertukar pandangan sejenak sebelum pemuda itu menjawab, "Keuntungan? Pertama, kau akan berada di sekte dengan sumber daya lebih baik. Kedua, kau tidak perlu membuang waktumu di tempat yang bahkan tidak dianggap oleh dunia persilatan."

Gadis itu menambahkan, "Kami juga memiliki teknik kultivasi yang lebih kuat daripada yang bisa kau dapatkan di Sekte Moon."

Aku tersenyum samar. "Aku tidak meragukan itu. Tapi kenapa kalian begitu tertarik padaku?"

Pemuda itu mendengus. "Kami hanya tidak ingin melihat bakat terbuang sia-sia."

Aku bisa melihat ada setengah kebohongan di sana. Aku tidak tahu apakah mereka benar-benar ingin membantuku, atau mereka hanya ingin mengawasi seseorang yang berpotensi menjadi ancaman.

[Pilihan Tersedia: Bergabung atau Menolak?]

Aku berpikir sejenak, lalu berkata, "Aku menghargai tawaran kalian, tapi untuk saat ini, aku belum tertarik untuk meninggalkan sekteku."

Mereka tampak sedikit kecewa, tapi tidak terkejut.

"Kalau begitu," kata pemuda itu, "jika kita bertemu sebagai lawan di masa depan, jangan harap aku akan menahan diri."

Aku terkekeh. "Begitu juga denganku."

Gadis itu hanya menghela napas. "Baiklah. Tapi jika kau berubah pikiran, datanglah ke markas Sekte Gunung Angin. Kami akan menerimamu."

Mereka berbalik dan pergi, meninggalkanku sendiri di dalam hutan yang kembali sunyi.

Aku menghela napas panjang.

"Jadi, begini rasanya menjadi seseorang yang diperhitungkan?"

Dulu, aku hanya seorang pria biasa yang menulis novel dan bermain game. Sekarang, aku menjadi murid sekte kecil yang mulai menarik perhatian sekte-sekte lebih besar.

Aku mengepalkan tangan. Aku baru saja memulai perjalananku. Tidak ada gunanya mencari perlindungan di sekte lain. Aku akan membangun kekuatanku sendiri.

Namun, aku tidak bisa terus berdiam di sini.

Aku membuka peta sistem. Tujuanku berikutnya adalah kembali ke sekte dan mempersiapkan diri untuk ujian mendatang.

Aku berbalik dan mulai berjalan menuju gerbang keluar hutan.

Tapi sebelum aku melangkah lebih jauh

[Quest Tambahan Tersedia!]

[Misi Rahasia: Penjaga Hutan Tua]

[Temukan sosok misterius yang mengawasi pertarunganmu dari kejauhan.]

Aku langsung berhenti di tempat. Seseorang mengawasi pertarunganku?

Aku mengaktifkan Mata Harimau dan melihat sekeliling.

Dari kejauhan, di balik pepohonan, aku melihat sosok samar berdiri diam, menatapku.

Orang itu mengenakan jubah abu-abu dengan tudung menutupi wajahnya. Aura yang dia pancarkan tidak biasa—tenang, tapi penuh tekanan.

Aku langsung memasang kuda-kuda.

"Siapa kau?" tanyaku dengan suara tegas.

Sosok itu tidak langsung menjawab. Dia hanya menatapku dengan diam sebelum akhirnya berbicara dengan suara berat.

"Anak muda... kau berbeda dari murid Sekte Moon lainnya."

Aku tetap diam, menunggu dia melanjutkan.

"Aku telah mengamati pertarunganmu. Kau memiliki potensi, tapi masih mentah. Jika kau ingin benar-benar kuat... kau harus melepaskan dirimu dari batasan sektemu."

Aku menyipitkan mata. Lagi-lagi seseorang menyuruhku meninggalkan Sekte Moon.

"Apa kau dari Sekte Gunung Angin juga?" tanyaku dengan nada curiga.

Orang itu tertawa kecil. "Tidak. Aku bukan bagian dari sekte mana pun."

Aku mengencangkan cengkeramanku pada belati di pinggangku. "Lalu, apa yang kau inginkan dariku?"

Orang itu terdiam sebentar, lalu berkata dengan suara rendah, "Aku ingin mengujimu."

Sebelum aku bisa bereaksi, dia menghilang dari pandanganku.

WOOSH!

Aku langsung melompat mundur, mengaktifkan Refleks Insting.

CLANG!

Tiba-tiba, sebuah bilah pedang muncul dari sampingku, nyaris mengenai leherku.

Aku segera menarik belatiku dan menangkis serangannya dengan cepat.

DIA TERLALU CEPAT!

Aku melompat ke belakang, menciptakan jarak.

Sosok itu kini berdiri di depanku, masih dengan wajah tersembunyi di balik tudungnya.

"Bagus, kau punya insting yang cukup tajam."

Aku menggeram pelan. Siapa sebenarnya orang ini?

Namun, sebelum aku bisa menyerangnya balik—

[Misi Diperbarui!]

[Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit dalam pertarungan melawan "Penjaga Hutan Tua."]

Aku tersenyum miring.

"Baiklah... mari kita lihat seberapa kuat kau sebenarnya."

Aku langsung melesat ke depan, bersiap menghadapi pertarungan yang mungkin akan mengubah hidupku.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   5.Duel Di Hutan Yang Sunyi

    CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   6 Pemburu Sekte Srigala

    Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   7 Langkah Pertama Menuju Sarang Serigala

    Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   8.Bayangan di Tengah Malam

    Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-06
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   1.Kematian Yang Terlambat

    Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   2.Bangkitnya Murid Terlemah.

    Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   3.Hutan Bulan Yang Gelap

    Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02

บทล่าสุด

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   8.Bayangan di Tengah Malam

    Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   7 Langkah Pertama Menuju Sarang Serigala

    Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   6 Pemburu Sekte Srigala

    Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   5.Duel Di Hutan Yang Sunyi

    CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   4.Langkah Pertama Menuju Puncak

    Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   3.Hutan Bulan Yang Gelap

    Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   2.Bangkitnya Murid Terlemah.

    Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   1.Kematian Yang Terlambat

    Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status