Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang.
Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, dia tahu satu hal. "Sekarang aku cukup kuat untuk menyingkirkan prajurit biasa. Tapi jika aku ingin mencapai puncak, aku harus lebih dari sekadar 'kuat'." Tidak hanya kekuatan fisik, tetapi juga pemahaman tentang dunia ini. Tentang sekte, politik, dan rahasia yang tersembunyi di balik sistem ini. Dan untuk itu—dia membutuhkan informasi. --- Gerbang Sekte Moon Saat Jinmu kembali ke Sekte Moon, suasana di dalam lebih hidup dari biasanya. Para murid berbicara dalam kelompok-kelompok kecil, beberapa bahkan menoleh ke arahnya dengan ekspresi terkejut. Dia mengabaikannya dan terus berjalan. Namun, saat hendak memasuki aula utama, seseorang tiba-tiba menghadangnya. "Jinmu!" Jinmu berhenti dan menoleh dengan malas. Di hadapannya berdiri seorang pemuda dengan jubah sekte yang masih bersih tanpa noda—tanda bahwa dia jarang turun ke lapangan. "Kau menghilang selama tiga hari, lalu tiba-tiba kembali seperti tidak terjadi apa-apa?" Pemuda itu menyilangkan tangan, suaranya mengandung nada menuduh. Jinmu hanya mengangkat alis. "Dan itu masalahmu… kenapa?" Wajah pemuda itu menegang. "Sebagai murid Sekte Moon, kau punya tanggung jawab! Jika kau mati di luar, sekte akan dianggap lemah! Apa kau tidak peduli dengan kehormatan kita?" Jinmu menghela napas pelan. Dia benar-benar tidak punya waktu untuk menghadapi drama ini. Namun, sebelum dia bisa menjawab, seseorang memotong percakapan mereka. "Jinmu… kau kembali." Suara itu terdengar lembut, tapi memiliki kekuatan yang menekan. Jinmu menoleh dan mendapati Tetua Hui—salah satu tetua Sekte Moon—berjalan mendekat dengan ekspresi serius. "Ikut aku," perintahnya. Jinmu menyipitkan mata sejenak sebelum akhirnya mengangguk. --- Aula Utama Sekte Moon Begitu memasuki aula, Jinmu langsung bisa merasakan atmosfer yang berbeda. Ada beberapa tetua sekte yang sudah duduk di kursi mereka, dan di tengah aula, ada gulungan kertas yang tampak seperti laporan penting. "Duduk." Tetua Hui menunjuk ke kursi di depannya. Jinmu duduk tanpa banyak bicara, menunggu penjelasan. Tetua Hui menatapnya lekat-lekat sebelum akhirnya membuka mulut. "Kami mendapat laporan dari salah satu mata-mata kami di wilayah Sekte Serigala Hitam. Sepertinya mereka menganggapmu sebagai ancaman." Jinmu menaikkan sebelah alis. "Cepat juga mereka bereaksi." "Lebih cepat dari yang kami duga." Tetua Hui mengangguk. "Biasanya, Sekte Serigala Hitam tidak akan menganggap serius seorang murid sekte kecil… kecuali jika mereka merasa ada sesuatu yang lebih besar di baliknya." Jinmu berpura-pura berpikir sejenak. "Mungkin mereka hanya paranoid?" Tetua Hui menghela napas. "Atau mungkin mereka telah melihat sesuatu dalam dirimu yang bahkan kau sendiri belum menyadarinya." Jinmu diam. Dalam pikirannya, dia tahu apa yang membuat Sekte Serigala Hitam waspada. Sistem Lunar Ascension. Dengan fitur pemulihan energi, peningkatan teknik yang cepat, dan berbagai keunggulan lainnya, dia memang bukan murid biasa. Tetapi, pertanyaan yang lebih besar muncul di benaknya. Kenapa sistem ini memilihnya? Apa ada alasan tertentu? Namun, sebelum dia bisa lebih jauh tenggelam dalam pikirannya, Tetua Hui melanjutkan. "Kami memutuskan untuk mengambil langkah lebih dulu." Jinmu menatapnya dengan penuh minat. Tetua Hui tersenyum tipis. "Sekte Moon akan mengirim seseorang untuk menyusup ke Sekte Serigala Hitam dan mencari tahu apa yang sebenarnya mereka rencanakan." Jinmu mengangkat bahu. "Dan aku yakin orang yang kalian maksud itu… adalah aku?" "Tentu saja." Dia mendesah pelan, tetapi di dalam hatinya, senyum mulai terbentuk. "Menyusup ke sekte pembunuh terkenal? Sepertinya ini akan menyenangkan." --- Di Dalam Kamarnya Malam semakin larut ketika Jinmu duduk bersila di dalam kamarnya. Sinar bulan menerobos jendela, memberikan cahaya redup di atas lantai kayu. Dia membuka jendela dan menatap langit. Sekte Serigala Hitam… Dulu, aku hanya seorang pria yang menulis kisah-kisah fiksi. Sekarang, aku akan masuk ke dalam kisahku sendiri. Dia mengepalkan tangannya, merasakan energi mengalir di seluruh tubuhnya. "Mari kita lihat seberapa jauh aku bisa naik ke puncak." Dengan senyum samar, Jinmu menutup matanya dan mulai bermeditasi. Persiapan telah dimulai. Malam semakin larut, tetapi Jinmu masih duduk bersila di dalam kamarnya. Cahaya bulan menembus jendela, menciptakan siluet samar di lantai kayu. Sekte Serigala Hitam... Jinmu menarik napas dalam-dalam. Dia tahu sekte itu bukanlah tempat biasa. Berbeda dengan Sekte Moon yang kecil dan diremehkan, Sekte Serigala Hitam adalah tempat para pembunuh dan prajurit bayaran. "Menyusup ke dalam sarang mereka bukan hal yang bisa dianggap enteng." Dia membuka sistemnya dan mulai mengevaluasi kemampuan yang dimilikinya. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Dengan teknik bayangan yang semakin kuat, dia bisa bergerak tanpa terdeteksi. Namun, hanya itu saja belum cukup. Jinmu menggerakkan jarinya, menelusuri daftar kemampuan yang tersedia. Lalu, sebuah opsi menarik perhatiannya. [Teknik Ilusi Bulan Kelam] – Biaya: 500 Poin Lunar Sebuah teknik yang memungkinkan pengguna menciptakan bayangan semu untuk mengelabui musuh. Jinmu menyeringai. Teknik ini akan sangat berguna. Tanpa ragu, dia mengonfirmasi pembeliannya. [Teknik Ilusi Bulan Kelam telah diperoleh.] Saat itu juga, Jinmu merasakan aliran energi dingin menyebar di tubuhnya. Pikiran dan indranya terasa lebih tajam. "Bagus. Dengan ini, aku bisa menciptakan tiruan palsu dan mengalihkan perhatian mereka." Namun, sebelum dia bisa berlatih lebih lanjut, sebuah ketukan terdengar di pintunya. Tok. Tok. Tok. Jinmu membuka pintu, dan di sana berdiri Tetua Hui dengan ekspresi serius. "Kita perlu bicara." --- Di Ruang Pertemuan Sekte Moon Jinmu duduk di depan Tetua Hui, yang menatapnya dengan mata tajam. "Aku tahu kau sudah setuju untuk menyusup ke Sekte Serigala Hitam, tetapi sebelum itu, kau harus tahu sesuatu." Jinmu tetap diam, menunggu penjelasan. Tetua Hui menghela napas sebelum melanjutkan. "Sekte Serigala Hitam bukan hanya sekadar sekte pembunuh. Mereka memiliki hubungan dengan organisasi bawah tanah yang jauh lebih berbahaya. Ada kemungkinan bahwa mereka sudah mengetahui keberadaanmu sejak lama." Jinmu menyipitkan mata. "Mereka sudah mengetahui keberadaanku?" "Kami belum bisa memastikan sejauh mana, tetapi sumber kami mengatakan bahwa ada seseorang di dalam sekte itu yang secara khusus mengawasi pergerakan orang-orang berbakat. Dan kau… baru saja masuk dalam daftar mereka." Jinmu tertawa kecil. "Menarik. Berarti aku cukup berbakat hingga mereka mau mengawasi seorang murid sekte kecil?" Tetua Hui menggeleng. "Ini bukan lelucon, Jinmu. Jika mereka mencurigaimu, maka menyusup ke sana akan jauh lebih sulit dari yang kita perkirakan." Jinmu mengangkat bahu. "Itu hanya membuat tantangannya lebih seru." Tetua Hui menatapnya dengan tajam, lalu akhirnya menghela napas. "Baiklah. Tapi setidaknya bawalah ini." Dia melemparkan sebuah benda kecil ke arah Jinmu. Jinmu menangkapnya dan melihat bahwa itu adalah lencana batu giok berwarna hitam, dengan simbol bulan sabit di tengahnya. "Apa ini?" "Itu adalah token dari salah satu informan kita yang bekerja di dalam Sekte Serigala Hitam. Jika kau menemui masalah, carilah orang yang mengenali lencana itu." Jinmu menggenggam lencana itu dan memasukkannya ke dalam jubahnya. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan berangkat besok malam." Tetua Hui menatapnya dalam diam, lalu akhirnya mengangguk. "Berhati-hatilah, Jinmu." --- Malam Sebelum Keberangkatan Di dalam kamarnya, Jinmu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Jubah hitam polos untuk menghindari identifikasi sebagai murid Sekte Moon. Pisau kecil beracun untuk berjaga-jaga jika keadaan darurat. Teknik Ilusi Bulan Kelam yang baru dipelajarinya, untuk melarikan diri jika situasi memburuk. Setelah semuanya siap, dia berdiri dan menatap bulan di langit. "Baiklah. Sekarang, mari kita mulai permainan ini." Dengan satu langkah ringan, dia menghilang dalam bayangan malam. Misi penyusupan telah dimulai.Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg
Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang
Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS
Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit
Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku
CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku
Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la
Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg
Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di
Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la
CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku
Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku
Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit
Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS
Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang