Share

3.Cahaya di Balik Reruntuhan

Author: fatahmhd
last update Last Updated: 2025-03-02 17:15:39

Langit di atas Sekte Moon dipenuhi awan kelabu. Seolah menandai dimulainya hari yang tak akan dilupakan oleh siapa pun yang menyaksikannya.

Hari ini adalah hari ujian tahunan.

Setiap murid Sekte Moon,baik yang telah dilatih selama bertahun-tahun maupun yang nyaris dilupakan seperti aku, harus menunjukkan kemampuannya. Yang lemah akan dibuang, yang cukup kuat akan naik ke tingkat selanjutnya. Dan yang luar biasa... akan menjadi legenda.

“Aku tak percaya si penyendiri itu benar-benar datang,” bisik seorang murid.

“Jinmu? Bukankah dia itu murid dari aula belakang? Bahkan teknik pernapasan dasar pun kabarnya tak bisa dia kuasai.”

Suara mereka menusuk telinga, tapi aku melangkah tanpa ragu.

Aku pernah menghindari mata orang-orang. Tapi tidak hari ini.

Hari ini, aku akan membungkam mereka.

Tepian lapangan ujian dipenuhi murid yang gelisah. Di tengahnya, batu ujian berdiri kokoh—balok granit besar yang dirancang khusus untuk menguji kekuatan fisik para peserta.

“Uji Raga,” kata Tetua Hwan dari atas panggung. Suaranya tegas, berat, dan mengandung aura spiritual yang membuat bulu kuduk meremang.

“Siapa pun yang gagal memecahkan tingkat dasar pada batu ini langsung dicoret. Tak ada pengecualian.”

Para murid mulai maju satu per satu. Tinju demi tinju menghantam batu. Beberapa berhasil meninggalkan retakan kecil, beberapa lainnya nyaris tak memberi dampak apa pun.

Jek, murid dengan tubuh besar dan mulut yang lebih besar, maju penuh percaya diri.

BUK!

Batu itu sedikit retak. Sorak-sorai kecil terdengar. Jek membungkuk lalu kembali ke tempatnya, ia lalu menatapku dengan senyum meremehkan.

“Sekarang giliran… Jinmu.”

Hening. Beberapa murid terkikik pelan.

Aku berjalan ke tengah arena. Tatapanku lurus ke depan. Tidak pada penonton. Tidak pada penguji. Hanya pada batu itu.

[Sistem Aktif.]

[Mode Ujian: Diizinkan membuka 10% Potensi Fisik.]

[Bonus Aktivasi: “Heaven’s Grip” Lv.1 – Kekuatan ledakan tinju meningkat 200%. Durasi: 3 detik.]

Dadaku bergetar. Tenaga hangat dan berat menyelimuti tangan kananku. Nafasku perlahan menjadi lebih dalam, lebih ringan.

Satu tarikan napas.

Dua.

Tiga.

BUUUMM!

Tinju itu menghantam batu dengan kekuatan luar biasa. Retakan langsung menjalar dari titik benturan hingga ke dasar batu. Lalu dengan suara yang menusuk langit, batu itu pecah menjadi dua bagian simetris.

Semua orang diam. Bahkan suara angin pun seakan berhenti.

“A-apa itu?” seseorang berbisik.

“Dia... menghancurkannya?”

“Dengan satu pukulan…?”

Aku menarik kembali tinjuku, menghela napas pelan.

“Lulus,” gumam Tetua Hwan dengan suara yang sulit disembunyikan kekagumannya.

Aku melangkah turun tanpa sepatah kata pun. Sorotan mata di sekeliling berubah. Dari ejekan menjadi keterkejutan. Dari hinaan menjadi ketakutan.

Beberapa jam berlalu. Ujian kedua dimulai: Uji Refleks dan Keseimbangan. Dalam arena tali dan tiang kayu setinggi belasan meter, murid diminta melintasi jalur berbahaya sambil menghindari serangan otomatis berupa anak panah kayu dan bola besi kecil.

“Kau tak akan bisa lulus ujian itu, Jinmu,” kata Jek, menyembunyikan ketegangan dengan ejekan. “Ujian itu butuh kecepatan dan refleks. Kau bahkan tampak lemah saat berjalan.”

Aku hanya mengangkat bahu, “Mungkin. Tapi lihat saja.”

[Sistem Aktif: “Shadow Drift” Lv.1 – Kecepatan gerak meningkat selama 15 detik. Keberuntungan meningkat drastis.]

Aku melompat ke jalur kayu pertama dan langsung memutar tubuh menghindari panah yang melesat dari sisi kanan. Kaki kananku menjejak tali tipis, meluncur ke tiang berikutnya dengan kelincahan yang bahkan aku sendiri tak percaya.

“Dia… seperti bayangan.”

“T-tak mungkin...”

Di puncak tiang terakhir, aku berdiri, lalu melompat turun sebelum waktu habis.

“Selesai.” Ucapku pelan dengan seringai lebar.

Ketika ujian ketiga dimulai, Uji Ketahanan Energi Dalam, tetua-tetua mulai saling berbisik. Murid-murid lain semakin sering mencuri pandang ke arahku, penuh ketakutan dan rasa ingin tahu.

Jek melotot, wajahnya tak lagi sombong.

Aku duduk di atas altar batu yang disiapkan. Tanganku bersilang. Aura biru mulai keluar dari tubuhku, mengalir pelan tapi mantap.

[Sistem Deteksi: Aliran Qi stabil. Aktivasi Mode Meditasi: “Moon Core Absorption.”]

[Bonus Rahasia Terbuka: Koneksi dengan Inti Spirit Sekte Moon 50% penyerapan energi spiritual lokal.]

Tubuhku terselimuti cahaya lembut. Duniaku senyap. Energi dalamku, yang dulu tak lebih dari genangan dangkal, mulai berubah menjadi pusaran deras. Seketika, altar bergetar. Aura spiritual di sekitarku tersedot masuk ke tubuhku. Murid-murid panik. Beberapa tetua berdiri dengan kaget.

“Dia… dia menyerap energi altar? Itu seharusnya mustahil!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   8.Bayangan di Tengah Malam

    Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   7 Langkah Pertama Menuju Sarang Serigala

    Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   6 Pemburu Sekte Srigala

    Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   5.Duel Di Hutan Yang Sunyi

    CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   4.Langkah Pertama Menuju Puncak

    Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku

  • Lunar Ascension: Murim’s Overpowered Moonlord   3.Cahaya di Balik Reruntuhan

    Langit di atas Sekte Moon dipenuhi awan kelabu. Seolah menandai dimulainya hari yang tak akan dilupakan oleh siapa pun yang menyaksikannya. Hari ini adalah hari ujian tahunan. Setiap murid Sekte Moon,baik yang telah dilatih selama bertahun-tahun maupun yang nyaris dilupakan seperti aku, harus menunjukkan kemampuannya. Yang lemah akan dibuang, yang cukup kuat akan naik ke tingkat selanjutnya. Dan yang luar biasa... akan menjadi legenda. “Aku tak percaya si penyendiri itu benar-benar datang,” bisik seorang murid. “Jinmu? Bukankah dia itu murid dari aula belakang? Bahkan teknik pernapasan dasar pun kabarnya tak bisa dia kuasai.” Suara mereka menusuk telinga, tapi aku melangkah tanpa ragu. Aku pernah menghindari mata orang-orang. Tapi tidak hari ini. Hari ini, aku akan membungkam mereka. Tepian lapangan ujian dipenuhi murid yang gelisah. Di tengahnya, batu ujian berdiri kokoh—balok granit besar yang dirancang khusus untuk menguji kekuatan fisik para peserta. “Uji Raga,” kata Tetua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status