CLANG!
Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya. Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi— SWOOSH! Dia tiba-tiba menghilang. Sial, dia benar-benar cepat! Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."] [Waktu tersisa: 2 menit 45 detik] Baru 15 detik?! Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah. "Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis. Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh. [Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!] "Hah?" Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku menyeringai dan berkata, "Tentu saja. Aku ini jenius, tahu?" Aku melesat ke arahnya dengan percaya diri penuh… lalu tersandung akar pohon dan hampir mencium tanah. "Ugh—!" Sosok itu menatapku dengan wajah datar. “…Apa kau sedang latihan menabrak pohon?” Aku batuk pelan dan buru-buru berdiri. "Itu… strategi, oke?" Dia menghela napas. "Kalau begitu, biarkan aku menunjukkan strategi yang sebenarnya." Dalam sekejap, aura di sekelilingnya berubah. Tekanan udara menjadi lebih berat, dan tiba-tiba DUARR! Sebuah serangan energi tak kasat mata menghantam dadaku, membuatku terpental ke belakang! Aku menabrak batang pohon dengan keras. [HP Berkurang 20%! Aktivasi Mode Bertahan atau… pura-pura pingsan?] "APA?! PURA-PURA PINGSAN?!" Aku hampir ingin menangis. Kenapa sistem ini selalu memberiku pilihan bodoh di saat genting?! Lawanku melangkah mendekat dengan tenang. "Masih bisa berdiri?" Aku menggeram dan menepis notifikasi sistem. Tidak ada waktu untuk pura-pura mati! Aku harus berpikir cepat. Serangan lawanku bukan hanya cepat, tapi juga penuh perhitungan. Jika aku terus bertarung seperti ini, aku hanya akan dipermainkan sampai habis. Aku menutup mata sejenak dan mengambil napas dalam. Tenang… Analisis… Cari pola serangannya… Lalu aku membuka mata dan mengaktifkan Mata Harimau. [Analisis Gerakan Lawan… 50%... 75%... 100%!] [Mendapatkan Gaya Bertarung: "Bayangan Petir"] Oh? Ini menarik. Saat sosok itu menyerang lagi, aku tidak lagi menghindar sepenuhnya. Sebaliknya, aku memiringkan tubuh sedikit, cukup untuk mengurangi dampak serangannya. SWISH! Pedangnya meleset tipis dari pinggangku. Dia tampak terkejut. "Hm?" Aku tersenyum. Sekarang, giliranku! Aku langsung melesat dengan kecepatan baru, mengikuti pola gerakannya yang tadi kupelajari. [Aktivasi Teknik: "Bayangan Petir – Langkah Ganda"] Bayanganku tampak ganda di matanya, membuatnya ragu sejenak. Kesempatan! Aku menebaskan belatiku ke arahnya. Dia berhasil menangkis, tapi kali ini, dia sedikit terdesak! Aku bisa melihat matanya menyipit. "Menarik… Kau belajar dengan cepat." Aku hanya tersenyum samar. Tentu saja, aku punya sistem yang sangat overpower. Tapi sebelum aku bisa melanjutkan serangan— [Misi Selesai! Waktu 3 menit telah berlalu!] Seketika, lawanku melompat mundur dan menurunkan pedangnya. Aku juga menurunkan belatiku, masih waspada. Dia menatapku beberapa detik sebelum akhirnya tertawa kecil. "Bagus, kau lulus ujian ini." Aku mengangkat alis. "Ujian?" Dia mengangguk. "Aku hanya ingin melihat apakah kau layak atau tidak." Aku masih mencoba mengatur napasku. "Layak untuk apa?" Dia menyeringai tipis dan akhirnya menurunkan tudungnya, memperlihatkan wajahnya. Dia adalah pria paruh baya dengan rambut perak dan mata tajam seperti elang. "Namaku Baek Seol-Jin," katanya dengan suara rendah. "Aku adalah mantan murid Sekte Bulan Bayangan." Aku langsung mengernyit. Sekte Bulan Bayangan? Itu adalah salah satu sekte yang dikenal memiliki teknik paling mematikan di dunia Murim. "Apa yang kau inginkan dariku?" tanyaku. Seol-Jin tersenyum samar. "Aku ingin menawarkan sesuatu yang bisa membuatmu lebih kuat." Aku diam, menunggu penjelasannya. Dia melanjutkan, "Aku memiliki teknik rahasia yang bisa mempercepat kultivasimu hingga 10 kali lipat." Mataku sedikit membelalak. 10 kali lipat?! "Namun," katanya, "teknik ini memiliki risiko besar. Jika kau gagal mengendalikannya, kau bisa kehilangan akal sehatmu... atau mati." Aku terdiam. Di satu sisi, ini kesempatan luar biasa untuk mempercepat kekuatanku. Tapi di sisi lain, risikonya juga terlalu besar. Sistem pun langsung muncul dengan opsi baru. [Pilihan Tersedia: Terima tawaran Baek Seol-Jin atau tolak dan lanjutkan jalanmu sendiri?] Aku menatapnya lekat-lekat, berpikir keras. Lalu, aku akhirnya berkata "Aku tertarik... tapi aku ingin tahu lebih banyak sebelum mengambil keputusan." Baek Seol-Jin tersenyum tipis. "Bagus, kau bukan tipe orang bodoh yang langsung melahap umpan. Itu berarti kau punya potensi untuk bertahan hidup lebih lama." Aku tetap waspada. "Jadi, apa sebenarnya teknik yang kau tawarkan?" Dia duduk di atas batu, lalu menarik napas dalam. "Teknik ini disebut ‘Bayangan Bulan Hitam’. Teknik yang mempercepat kultivasi dengan menyerap energi bulan secara langsung, tanpa perlu meditasi panjang seperti teknik biasa." Aku mengernyit. “Terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.” "Memang." Baek Seol-Jin mengangguk. "Kecepatan kultivasimu bisa meningkat sepuluh kali lipat, bahkan mungkin lebih, tetapi..." Dia menatapku dengan serius. "Jika kau kehilangan kendali, kau akan menjadi makhluk buas yang tidak bisa berpikir, hanya tahu bertarung dan membunuh." Aku terdiam. Menjadi kuat dalam waktu singkat, tapi dengan risiko kehilangan akal sehat? Sistem langsung mengeluarkan notifikasi. [Pilihan Tersedia: Terima Teknik ‘Bayangan Bulan Hitam’ atau tolak tawaran dan cari jalan sendiri?] Aku menatap layar transparan itu, lalu kembali menatap Seol-Jin. Aku harus mengambil keputusan dengan hati-hati. Aku menarik napas panjang, lalu— "Baiklah, aku akan mencobanya." Seol-Jin mengangkat alis. "Kau yakin?" Aku mengangguk. "Aku tidak punya kemewahan untuk berkembang lambat di dunia ini." Dia tersenyum kecil. "Bagus. Maka kita akan mulai malam ini." Pelatihan Gila Dimulai Saat bulan penuh mulai bersinar di langit, Seol-Jin membawaku ke sebuah batu besar di tengah hutan. "Duduk di sini dan kosongkan pikiranmu," katanya. "Teknik ini bekerja dengan menyerap langsung cahaya bulan ke dalam inti kultivasimu." Aku mengangguk dan duduk bersila di atas batu itu. Seol-Jin mulai mengucapkan mantra aneh, lalu menekan punggungku dengan telapak tangannya. WUSHH! Aku langsung merasa gelombang energi dingin mengalir ke seluruh tubuhku! "Ugh!" Dingin. Seperti ada es yang menyelimuti organ dalamku. Tapi setelah beberapa detik, rasa dingin itu berubah menjadi panas. Sistem mengeluarkan notifikasi. [Peringatan! Tubuh Anda menyerap energi dalam jumlah besar!] [Efek Samping: Potensi kehilangan kendali meningkat!] Aku menggertakkan gigi. Tidak! Aku harus mengendalikannya! Aku menutup mata dan mencoba mengatur aliran energi di dalam tubuhku. Sementara itu, Seol-Jin terus mengawasi dengan mata tajam. "Jangan biarkan energinya liar! Kendalikan seperti kau mengendalikan napasmu!" Aku mengangguk, mencoba fokus. Detik demi detik berlalu. Lalu, tiba-tiba— "GWAAAHHH!" Aku merasakan sesuatu meledak di dalam tubuhku! [Selamat! Anda telah mencapai tahap 'Bulan Perak' dalam kultivasi Anda!] [Kekuatan meningkat drastis!] Aku membuka mata dan melihat tanganku yang kini bersinar samar. Aku merasakan kekuatan luar biasa mengalir di dalam diriku. Aku berdiri, menatap Seol-Jin. "Aku berhasil." Dia tersenyum puas. "Kau lebih berbakat dari yang kuduga." Tapi sebelum aku bisa merayakan keberhasilan ini— [Peringatan! Keberadaan Anda telah terdeteksi oleh kelompok pemburu dari Sekte Serigala Hitam!] Aku langsung menegang. Sial. Sepertinya kesenangan ini tidak akan bertahan lama.Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la
Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di
Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg
Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang
Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS
Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit
Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku
Angin malam berembus lembut saat Jinmu tiba di perbatasan wilayah Sekte Serigala Hitam. Dikelilingi hutan lebat dan pegunungan berbatu, sekte itu berdiri megah seperti benteng tak tertembus. Dari kejauhan, Jinmu bisa melihat para penjaga patroli yang mengenakan jubah hitam dengan simbol kepala serigala di punggung mereka. "Keamanan mereka cukup ketat. Tapi… bukan masalah bagiku." Dia menutup matanya, mengaktifkan Teknik Ilusi Bulan Kelam. Bayangannya bergetar sebelum tubuhnya perlahan-lahan menghilang, menyatu dengan kegelapan. Dengan langkah ringan, Jinmu bergerak melintasi hutan, menghindari para penjaga tanpa suara. Menyusup ke dalam sekte bukan perkara sulit, tetapi menyelinap tanpa diketahui? Itu tantangan sebenarnya. Jinmu bersembunyi di balik salah satu bangunan kayu besar di dalam sekte, memperhatikan para murid yang sedang berlatih di halaman terbuka. "Aku harus menemukan informasi tentang pemimpin sekte ini… atau orang yang mencurigakan." Namun, sebelum dia bisa berg
Cahaya bulan menggantung tinggi di langit malam, menyinari jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering. Jinmu berjalan santai, tangannya dimasukkan ke dalam lengan jubahnya yang sederhana. Dari luar, dia tampak seperti murid sekte kecil yang sedang melakukan perjalanan pulang. Namun, jika seseorang memperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Matanya tidak lagi mencerminkan ketidaktahuan seorang pemula. Langkahnya ringan, tetapi penuh keyakinan. Dan di balik ekspresi santainya, ada aura samar yang membuat udara di sekitarnya terasa lebih berat. Dia telah berubah. Jinmu menyentuh dadanya pelan. [Sistem Lunar Ascension] - Teknik Bayangan Tanpa Bentuk: Level 4 - Mode Bayangan Purnama: Durasi +2 detik - Energi Pemulihan Otomatis di bawah sinar bulan: Aktif Menakjubkan. Dalam waktu singkat, dia telah mengalami peningkatan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan di kehidupan sebelumnya. Jika ini terus berlanjut… tak ada yang bisa meremehkannya lagi. Namun, di
Angin malam bertiup dingin di hutan lebat. Jinmu berdiri di tengah rerimbunan pohon, merasakan energi bulan mengalir ke dalam tubuhnya. Baru saja ia berhasil menguasai teknik Bayangan Bulan Hitam, tetapi belum sempat menikmati peningkatan kekuatannya, suara langkah kaki yang teratur mulai terdengar dari kejauhan.“Tch. Sudah kuduga, aku belum bisa tenang,” gumamnya sambil menghela napas.Dari kegelapan, lima pria berpakaian serba hitam dengan emblem serigala di bahu mereka muncul. Wajah mereka tertutup topeng, hanya menyisakan mata mereka yang tajam dan penuh niat membunuh.[Deteksi Pemburu Aktif]– Musuh dari Sekte Serigala Hitam terdeteksi.– Bahaya: Menengah ke Tinggi– Saran: Lawan atau KaburJinmu menyeringai membaca notifikasi sistem. Kabur? Itu bukan gayanya.“Anak sekte rendahan?” Salah satu pria berbicara, suaranya dalam dan kasar. “Kau yang mengambil teknik terlarang itu?”Jinmu mengangkat bahu santai. “Teknik? Aku hanya menemukan buku tua di gua dan membacanya. Tidak ada la
CLANG!Belatiku beradu dengan pedang sosok berjubah abu-abu itu, menciptakan percikan api di udara. Serangannya begitu cepat dan tajam, seolah udara sendiri ikut terbelah setiap kali dia mengayunkan pedangnya.Aku mundur beberapa langkah, mencoba mencari celah untuk menyerang balik. Tapi sebelum aku bisa bereaksi—SWOOSH!Dia tiba-tiba menghilang.Sial, dia benar-benar cepat!Aku langsung mengaktifkan Refleks Insting dan membungkuk tepat waktu untuk menghindari serangan dari atas. Pedangnya menebas udara, hanya beberapa inci dari kepalaku. [Misi Rahasia: Bertahan selama 3 menit melawan "Penjaga Hutan Tua."][Waktu tersisa: 2 menit 45 detik]Baru 15 detik?!Aku mencoba menyerang balik dengan belatiku, tapi lawanku hanya menangkisnya dengan mudah."Kecepatanmu lumayan untuk bocah sekte kecil," katanya sambil tersenyum tipis.Tiba-tiba, sistem memberiku notifikasi aneh.[Pujian Terdeteksi! Aktivasi Mode Ego Tinggi!]"Hah?"Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa percaya diri berlebihan. Aku
Tubuhku masih terasa panas. Kekuatan asing yang baru saja meresap ke dalam tubuhku masih beradaptasi dengan sistemku.Aku mengepalkan tangan, merasakan perubahan yang terjadi. Gerakanku lebih ringan, mataku lebih tajam, dan indra-indraku jauh lebih peka daripada sebelumnya.[Esensi Harimau Bulan Gelap telah diserap!][Kemampuan baru tersedia!]Aku segera membuka panel status untuk melihat apa yang berubah.[Nama: Jinmu][Level: 5][Gelar: Pewaris Esensi Harimau Bulan Gelap][Kekuatan: 50 (+10)][Kecepatan: 45 (+15)][Keterampilan Baru: Mata Harimau, Refleks Insting]Mataku menyipit. Mata Harimau? Aku memilih keterampilan itu dan segera muncul notifikasi.[Mata Harimau (Lv. 1): Memungkinkan pengguna untuk melihat dengan lebih tajam di dalam kegelapan dan membaca gerakan lawan dalam pertempuran.]Aku tersenyum tipis. Sistem ini benar-benar tahu cara membuatku semakin kuat.Namun sebelum aku
Begitu aku melangkah masuk, udara terasa lebih dingin. Aroma tanah basah bercampur dedaunan memenuhi hidungku, sementara suara serangga dan hewan liar bergema di kejauhan. Di tempat seperti ini, mereka yang lengah akan menjadi mangsa. [Mode Bertahan Hidup Aktif!][Analisis Lingkungan…][Ancaman terdeteksi dalam radius 100 meter!]Aku berhenti sejenak.Sistem ini benar-benar luar biasa. Dengan hanya berdiri di sini, aku bisa mengetahui keberadaan ancaman tanpa harus mencarinya.Baiklah, mari kita uji lebih jauh.Aku menutup mata, membiarkan informasi dari sistem mengalir ke pikiranku. Tiga musuh di depan, sebelah kanan, dan satu lagi bersembunyi di balik semak-semak.Aku menghela napas.Sederhana.Dengan gerakan ringan, aku merunduk dan bergerak ke arah semak-semak tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Aku bisa merasakan sesuatu mengintai di baliknya.Seekor Serigala Bayangan.Binatang ini dikenal sebagai predator malam yang memanfaatkan kegelapan untuk menyerang mangsanya. Bulunya hit
Suasana berubah. Murid-murid Sekte Moon yang awalnya menatapku dengan ejekan kini membisu. Tak ada lagi cemoohan, tak ada lagi tawa meremehkan. Yang tersisa hanyalah tatapan penuh keterkejutan dan ketakutan. Di depanku, Kang Hojin masih berlutut. Napasnya memburu, matanya melebar tak percaya. "Apa… yang kau lakukan tadi…?" gumamnya, suaranya bergetar. Aku menatap tanganku yang baru saja melepaskan serangan sabit bulan. Teknik itu terasa alami—seolah-olah aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Tapi ini baru permulaan. Aku melangkah maju perlahan. Setiap langkah yang kuambil terdengar jelas dalam keheningan. "Kenapa kau ketakutan, Hojin?" tanyaku dengan nada santai. "Baru satu serangan dan kau sudah gemetar?" Dia menggertakkan giginya, lalu bangkit. Tatapan ketakutan di matanya tergantikan oleh amarah. "Sialan! Aku tidak peduli trik apa yang baru saja kau pakai! Aku akan tetap menghabisimu!" Dia mencabut pedangnya dan langsung menyerang dengan kecepatan tinggi. SWOOS
Gelap. Aku pikir kematian akan datang cepat dan tanpa rasa. Tapi ternyata, aku masih sadar. Masih bisa berpikir. Masih bisa… merasakan. Sial. Tubuhku tak lagi bisa digerakkan. Aku hanya mengambang dalam kehampaan yang dingin. Apakah ini akhir? Mati begitu saja? Tanpa prestasi, tanpa pencapaian? Tidak. Aku menolak menerima ini. Aku telah menghabiskan hidupku menulis tentang pahlawan yang bereinkarnasi, menjadi lebih kuat, dan membalas dendam. Tapi aku sendiri mati sebagai pecundang? Kalau ada kesempatan kedua… Aku bersumpah, aku akan hidup berbeda. Lalu, seakan mendengar keputusanku, suara mekanis bergema di pikiranku. DING! [Sistem Lunar Ascension Aktif…] Menyesuaikan tubuh host… Menghubungkan dengan jiwa… Reinkarnasi dimulai. Dan sebelum aku bisa berpikir lebih jauh— Aku tersentak bangun. Udara dingin menusuk kulitku, suara pedang beradu bergema di sekitar, dan bau darah menyengat hidungku. Aku bukan lagi Seo Jin yang sekarat di rumah sakit. Aku berada di dunia yang