Home / Romansa / Lust Vegas / 1. One Wild Night

Share

Lust Vegas
Lust Vegas
Author: Rindu Rinjani

1. One Wild Night

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2021-05-30 23:55:40

Baju terusan mini tanpa lengan dengan bagian punggung terbuka melekat erat di tubuh ramping Kayla. Sementara sahabatnya memilih terusan model tube dengan bahan yang melambai. Bibir mereka dipulas oleh lipstick berwarna nude untuk menyeimbangkan riasan mata yang mencolok.

"Kita akan bersenang-senang malam ini," kata Kayla sambil menegak satu sloki minuman beralkohol, dan diikuti oleh Erin.

Sengaja mereka minum sedikit dulu dengan alasan membuat diri mereka rileks.

Ini adalah hari-hari terakhir liburan Kayla dan Erin di negeri Paman Sam. Mereka berdua memilih untuk bertandang ke Las Vegas, sebuah kota yang juga disebut sin city.

Kedua sahabat ini begitu menginginkan kehidupan yang sungguh liar. Penasaran dengan tempat hiburan yang begitu meriah, seperti yang biasa mereka lihat dalam layar kaca.  Mencoba keberuntungan dalam setiap permainan judi yang ada di kota ini.

Malam ini, kedua wanita yang telah menjalin persahabatan semenjak masa SMU ini pun berniat menikmati pengalaman yang berbeda. Segalanya harus lebih gila, liar dibanding malam sebelumnya, karena dua hari lagi mereka akan meninggalkan negeri paling beragam ini.

Kembali Erin dan Kayla memeriksa tas mereka. Memastikan dokumen perjalanan dan identitas mereka tak tertinggal di hotel.

"Kayla, ayo!" ajak Erin.

"Ok," jawab Kayla kemudian mengambil sling back nya. Melenggang dengan sepatu setinggi tujuh senti yang membuat mereka semakin anggun. Bersiap menemui keliaran yang akan menyambut mereka.

***

Kedua wanita dengan pakaian setengah terbuka itu pun mendekati meja bar setelah cukup lelah dalam memainkan poker dan russian roulette.

"Hmm sepertinya aku butuh minum," kata Erin.

"Aku pun. Bermain sebentar saja sudah membuatku kehausan," keluh Kayla.

"Cosmopolitan!" seru Erin pada bartender.

"Me too," pinta Kayla.

"Here it is Ladies," kata bartender berambut pirang sambil menyerahkan dua gelas berkaki pada Kayla dan Erin.

"Loe abis ini mau main lagi Kay?" tanya Erin.

"Nggak ah bosen gue, lagian gue nggak jago."

"Yah, loe," jawab Erin sedikit kecewa.

Keberuntungan Erin memang selalu bagus. Dalam lima kali permainan ia hanya kalah sebanyak satu kali. Kemenangan yang dialaminya tentu saja membuat perempuan yang rambutnya diwarnai merah itu ketagihan untuk terus mencoba.

Lain halnya dengan sahabatnya. Perempuan berlesung pipi ini belum merasakan kemenangan apapun, hingga membuatnya enggan untuk bermain lagi.

Sambil menikmati manisnya cosmopolitan, kedua sahabat ini melihat ke arah kanan. Lantai dansa yang tak jauh dari arena permainan judi.

"Sepertinya menari lebih menyenangkan," tawar Erin.

"Kayaknya sih. Seru juga kita bisa seneng-seneng."

"Siapa tahu bisa dapat gebetan juga ya kan?"

Ucapan Erin barusan mampu membuat Kayla tertawa tapi tak sekencang tawa Erin. Perempuan yang berprofesi sebagai desainer interior ini memang sudah memiliki seorang kekasih di tanah air, Gavin.

"Hmm, loe mikir Gavin ya?" tanya Erin meledek.

"He he ya gitu deh," jawab Kayla.

"Ya elah cuma ngedance doang Kay, nggak ada masalah kan?"

Perempuan berambut sebahu ini berpikir sejenak sambil menegak minuman yang dipesannya.

"Hmm bener juga ya, kan cuma ngedance aja, lagian tujuannya ke sini memang buat seneng-seneng. Sayang donk duit yang udah dikumpulin buat liburan ke sini nggak dimanfaatkan," pikir Kayla.

Keduanya pun akhirnya sepakat untuk melewatkan sisa malam ini dengan berdansa. Sambil melangkah anggun, mereka pun menuju area menari, membuat beberapa pasang mata lelaki melirik mereka. Tentu karena eksotisme dan kecantikan mereka berdua yang cukup menggoda.

Kedua sahabat itu pun menggerakkan tubuh molek mereka mengikuti dentuman irama. Masing-masing dari dua wanita muda ini mendapatkan pasangan dansa yang sedari tadi berada di dekat mereka hanya dalam waktu yang singkat.

Gerakan-gerakan menggoda dan enerjik yang diciptakan membuat mereka kehausan. Bersama pasangan dansa masing-masing mereka pun terus menari sambil memegang gelas cocktail dan membiarkan diri terhanyut dalam pengaruh minuman beralkohol.

Malam semakin larut dan suasana pun semakin liar. Tanpa sadar kedua sahabat ini pun berpisah bersama pasangan yang baru mereka temui. Seperti saat Kayla meninggalkan club bersama pasangannya, dengan langkah yang begitu ringan.

***

Semburat putih dari jendela jatuh pada wajah Kayla yang berbaring tengkurap. Perlahan wanita 27 tahun itu pun membuka mata.

"Uuh jam berapa sekarang," keluhnya sambil meraba-raba dan mencari ponselnya yang mungkin ada di atas nakas.

"Kok nggak ada," batinnya.

Dengan sedikit malas, Kayla pun mulai berbalik mengumpulkan kesadaran untuk meninggalkan ranjang dan mencari benda pipih kesayangannya. Saat itulah ia mendapati kejanggalan yang refleks membuatnya menutup mulut agar tak berteriak.

Ia mendapati seorang pria tertidur di sampingnya bertelanjang dada. Sementara Kayla sendiri hanya mengenakan pakaian dalam.

"Ups, siapa dia?"

Dengan kepala yang masih sedikit berat Kayla mencoba mengingat dimana ia bertemu pria itu. Bukan hal aneh bagi Kayla yang menganut gaya hidup bebas tentang hubungan one night stand, tapi baru kali ini ia tidak ingat siapa pria yang bersamanya.

"Berapa banyak aku minum semalam ya?" pikirnya dan mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Namun sepertinya pengaruh alkohol terlalu besar untuknya, hingga ia hanya mampu mengingat kalau ia berada di club dan berdansa.

Mendadak Kayla lupa akan tujuannya mencari ponsel. Ia justru mencondongkan tubuhnya pada pria yang masih berbaring memejamkan mata.

Disibakkannya rambut yang menutupi wajah pria itu, seorang pria dengan wajah setengah Asia.

Kayla pun memutuskan untuk menepuk-nepuk wajah pria di sampingnya.

"Hey, Wake up! Wake up!" serunya berusaha membuat pria yang tertidur itu membuka mata, sama seperti Kayla tadi.

"Apaan sih!" balas pria itu kemudian menguap, seolah merasa terganggu dengan Kayla yang membangunkannya.

"Orang Indonesia?" tanya Kayla mengangkat kedua tangan pria itu dari wajahnya.

"Iya bawel!"

"Galak amat sih loe macam herder," balas Kayla.

Pria itu akhirnya mengusap-ngusap wajahnya dengan kedua tangan, seketika ia merasakan sesuatu yang aneh pada jemarinya. Sebuah cincin yang tersemat di jari manisnya.

Diam-diam ia memperhatikan benda yang melingkar di jarinya, dan memandang ke arah Kayla.

"Coba lihat jari kamu!" Tanpa permisi, pria itu pun meraih tangan Kayla dan memeriksa jarinya.

"Sama," gumamnya.

"Apaan sih, lepasin tangan gue!" protes Kayla kemudian menarik tangannya.

"Kita sudah menikah," jawab pria itu akhirnya.

"Apa? Menikah?" tanya Kayla tak percaya.

"Ya, cincin ini buktinya," katanya sambil mengangkat telapak tangan dan menunjukkan pada perempuan di sampingnya.

Kayla pun mengalihkan pandangan pada jemarinya dan mulai sadar kalau ia tak pernah memiliki cincin ini sebelumnya. Memegangi kepalanya saat menyadari kalau dirinya Kayla Jasmine sudah menikah dengan seorang Oscar Rionaldo bukan Gavin Barata kekasihnya.

"Gimana kita bisa nikah, gue kan nggak kenal siapa loe," protes Kayla.

"It's Vegas, baby."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lust Vegas   26. Dua Pria Bertengkar

    Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu

  • Lust Vegas   25. Jadi Ini Maumu?

    Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men

  • Lust Vegas   24. Rencana Tersembunyi

    Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya

  • Lust Vegas   23. Ide Aurelia

    “Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa

  • Lust Vegas   22. Gavin Emosi

    Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.

  • Lust Vegas   21. Cowok Sarap

    “Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status