Baju terusan mini tanpa lengan dengan bagian punggung terbuka melekat erat di tubuh ramping Kayla. Sementara sahabatnya memilih terusan model tube dengan bahan yang melambai. Bibir mereka dipulas oleh lipstick berwarna nude untuk menyeimbangkan riasan mata yang mencolok.
"Kita akan bersenang-senang malam ini," kata Kayla sambil menegak satu sloki minuman beralkohol, dan diikuti oleh Erin.Sengaja mereka minum sedikit dulu dengan alasan membuat diri mereka rileks.Ini adalah hari-hari terakhir liburan Kayla dan Erin di negeri Paman Sam. Mereka berdua memilih untuk bertandang ke Las Vegas, sebuah kota yang juga disebut sin city.Kedua sahabat ini begitu menginginkan kehidupan yang sungguh liar. Penasaran dengan tempat hiburan yang begitu meriah, seperti yang biasa mereka lihat dalam layar kaca. Mencoba keberuntungan dalam setiap permainan judi yang ada di kota ini.Malam ini, kedua wanita yang telah menjalin persahabatan semenjak masa SMU ini pun berniat menikmati pengalaman yang berbeda. Segalanya harus lebih gila, liar dibanding malam sebelumnya, karena dua hari lagi mereka akan meninggalkan negeri paling beragam ini.Kembali Erin dan Kayla memeriksa tas mereka. Memastikan dokumen perjalanan dan identitas mereka tak tertinggal di hotel."Kayla, ayo!" ajak Erin."Ok," jawab Kayla kemudian mengambil sling back nya. Melenggang dengan sepatu setinggi tujuh senti yang membuat mereka semakin anggun. Bersiap menemui keliaran yang akan menyambut mereka.***Kedua wanita dengan pakaian setengah terbuka itu pun mendekati meja bar setelah cukup lelah dalam memainkan poker dan russian roulette."Hmm sepertinya aku butuh minum," kata Erin."Aku pun. Bermain sebentar saja sudah membuatku kehausan," keluh Kayla."Cosmopolitan!" seru Erin pada bartender."Me too," pinta Kayla."Here it is Ladies," kata bartender berambut pirang sambil menyerahkan dua gelas berkaki pada Kayla dan Erin."Loe abis ini mau main lagi Kay?" tanya Erin."Nggak ah bosen gue, lagian gue nggak jago.""Yah, loe," jawab Erin sedikit kecewa.Keberuntungan Erin memang selalu bagus. Dalam lima kali permainan ia hanya kalah sebanyak satu kali. Kemenangan yang dialaminya tentu saja membuat perempuan yang rambutnya diwarnai merah itu ketagihan untuk terus mencoba.Lain halnya dengan sahabatnya. Perempuan berlesung pipi ini belum merasakan kemenangan apapun, hingga membuatnya enggan untuk bermain lagi.Sambil menikmati manisnya cosmopolitan, kedua sahabat ini melihat ke arah kanan. Lantai dansa yang tak jauh dari arena permainan judi."Sepertinya menari lebih menyenangkan," tawar Erin."Kayaknya sih. Seru juga kita bisa seneng-seneng.""Siapa tahu bisa dapat gebetan juga ya kan?"Ucapan Erin barusan mampu membuat Kayla tertawa tapi tak sekencang tawa Erin. Perempuan yang berprofesi sebagai desainer interior ini memang sudah memiliki seorang kekasih di tanah air, Gavin."Hmm, loe mikir Gavin ya?" tanya Erin meledek."He he ya gitu deh," jawab Kayla."Ya elah cuma ngedance doang Kay, nggak ada masalah kan?"Perempuan berambut sebahu ini berpikir sejenak sambil menegak minuman yang dipesannya."Hmm bener juga ya, kan cuma ngedance aja, lagian tujuannya ke sini memang buat seneng-seneng. Sayang donk duit yang udah dikumpulin buat liburan ke sini nggak dimanfaatkan," pikir Kayla.Keduanya pun akhirnya sepakat untuk melewatkan sisa malam ini dengan berdansa. Sambil melangkah anggun, mereka pun menuju area menari, membuat beberapa pasang mata lelaki melirik mereka. Tentu karena eksotisme dan kecantikan mereka berdua yang cukup menggoda.Kedua sahabat itu pun menggerakkan tubuh molek mereka mengikuti dentuman irama. Masing-masing dari dua wanita muda ini mendapatkan pasangan dansa yang sedari tadi berada di dekat mereka hanya dalam waktu yang singkat.Gerakan-gerakan menggoda dan enerjik yang diciptakan membuat mereka kehausan. Bersama pasangan dansa masing-masing mereka pun terus menari sambil memegang gelas cocktail dan membiarkan diri terhanyut dalam pengaruh minuman beralkohol.Malam semakin larut dan suasana pun semakin liar. Tanpa sadar kedua sahabat ini pun berpisah bersama pasangan yang baru mereka temui. Seperti saat Kayla meninggalkan club bersama pasangannya, dengan langkah yang begitu ringan.***Semburat putih dari jendela jatuh pada wajah Kayla yang berbaring tengkurap. Perlahan wanita 27 tahun itu pun membuka mata."Uuh jam berapa sekarang," keluhnya sambil meraba-raba dan mencari ponselnya yang mungkin ada di atas nakas."Kok nggak ada," batinnya.Dengan sedikit malas, Kayla pun mulai berbalik mengumpulkan kesadaran untuk meninggalkan ranjang dan mencari benda pipih kesayangannya. Saat itulah ia mendapati kejanggalan yang refleks membuatnya menutup mulut agar tak berteriak.Ia mendapati seorang pria tertidur di sampingnya bertelanjang dada. Sementara Kayla sendiri hanya mengenakan pakaian dalam.
"Ups, siapa dia?"Dengan kepala yang masih sedikit berat Kayla mencoba mengingat dimana ia bertemu pria itu. Bukan hal aneh bagi Kayla yang menganut gaya hidup bebas tentang hubungan one night stand, tapi baru kali ini ia tidak ingat siapa pria yang bersamanya."Berapa banyak aku minum semalam ya?" pikirnya dan mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Namun sepertinya pengaruh alkohol terlalu besar untuknya, hingga ia hanya mampu mengingat kalau ia berada di club dan berdansa.Mendadak Kayla lupa akan tujuannya mencari ponsel. Ia justru mencondongkan tubuhnya pada pria yang masih berbaring memejamkan mata.Disibakkannya rambut yang menutupi wajah pria itu, seorang pria dengan wajah setengah Asia.Kayla pun memutuskan untuk menepuk-nepuk wajah pria di sampingnya."Hey, Wake up! Wake up!" serunya berusaha membuat pria yang tertidur itu membuka mata, sama seperti Kayla tadi."Apaan sih!" balas pria itu kemudian menguap, seolah merasa terganggu dengan Kayla yang membangunkannya."Orang Indonesia?" tanya Kayla mengangkat kedua tangan pria itu dari wajahnya."Iya bawel!""Galak amat sih loe macam herder," balas Kayla.Pria itu akhirnya mengusap-ngusap wajahnya dengan kedua tangan, seketika ia merasakan sesuatu yang aneh pada jemarinya. Sebuah cincin yang tersemat di jari manisnya.Diam-diam ia memperhatikan benda yang melingkar di jarinya, dan memandang ke arah Kayla."Coba lihat jari kamu!" Tanpa permisi, pria itu pun meraih tangan Kayla dan memeriksa jarinya."Sama," gumamnya."Apaan sih, lepasin tangan gue!" protes Kayla kemudian menarik tangannya."Kita sudah menikah," jawab pria itu akhirnya."Apa? Menikah?" tanya Kayla tak percaya."Ya, cincin ini buktinya," katanya sambil mengangkat telapak tangan dan menunjukkan pada perempuan di sampingnya.Kayla pun mengalihkan pandangan pada jemarinya dan mulai sadar kalau ia tak pernah memiliki cincin ini sebelumnya. Memegangi kepalanya saat menyadari kalau dirinya Kayla Jasmine sudah menikah dengan seorang Oscar Rionaldo bukan Gavin Barata kekasihnya."Gimana kita bisa nikah, gue kan nggak kenal siapa loe," protes Kayla."It's Vegas, baby."Perempuan dengan rambut sebahu itu hanya mendengkus kesal saat mendengar pernyataan laki-laki di sampingnya. Menikah, hanya sebuah kata tapi memiliki pengaruh yang besar, terutama untuknya saat ini.Kayla memang menginginkan pernikahan, tapi tidak untuk saat ini. Masih banyak tempat yang belum juga ia jelajahi. Yang terpenting pernikahannya bukan dengan orang asing yang tak dikenal."Loe inget sesuatu nggak?" tanya Kayla pada partnernya."Hmm apa ya? Coba gue pikir dulu," balas Oscar sambil berbaring dan menatap langit-langit kamar, sementara kedua tangannya menjadi bantal."Ya, gue inget," jawab Oscar.Kayla terlihat antusias dan memutar tubuhnya ke hadapan pria berkulit putih di sampingnya. Gerakan cepat yang ia buat membuat selimut yang menutupi tubuh nyaris polosnya tersingkap.Sebagai laki-laki normal yang baru saja bangun tidur dan masih sedikit menyisakan pengaruh alkohol pun membulatkan mata. Laki-
Kayla merapikan rambut dan pakaiannya. Kemudian mengoleskan pemulas bibir warna merah muda dan membereskan meja kerjanya.Ia telah kembali pada realita kehidupan sehari-hari. Melupakan semua kemeriahan Las Vegas dan kembali mengumpulkan rupiah demi rupiah di tanah air."Gak sabar rasanya pengin ketemu Gavin," gumam Kayla sambil meraih kunci mobilnya.Sengaja ia tak mengatakan pada kekasihnya perihal kunjungannya kali ini untuk memberi kejutan. Bahkan sebelum berangkat ia mengatakan akan singgah di Singapura barang dua malam untuk beristirahat sejenak."Gavin suka nggak ya sama oleh-oleh yang aku bawa," gumam Kay dari balik kemudi.Hubungan yang dibina lebih dari dua tahun bersama Gavin memang membuatnya begitu mencintai lelaki berkulit putih ini. Terlebih saat ia kedapatan dirinya menikah semalam dengan lelaki asing yang justru menimbulkan perasaan bersalah sepanjang waktu.Kali ini Kayla menco
Dengan napas yang memburu, Kayla mencoba menahan untuk kuat. Dalam hati ia menyemangati diri sendiri untuk tidak menangis. Namun tak sanggup, dan ia memutuskan untuk berbalik meninggalkan kamar utama lelakinya."Kay ... Kay tunggu aku. Aku akan jelaskan semuanya!" seru Gavin saat mengejarnya, sementara lelaki berjambang itu memilih untuk duduk di ranjang Gavin."Nggak ada yang perlu kita omongin lagi Vin, semua udah jelas," balas Kayla tanpa menoleh ke arah lelaki berambut cepak yang mengikutinya.Gavin mempercepat langkah hingga berhasil menghalangi Kayla untuk masuk ke dalam mobilnya."Jangan sentuh aku Gavin, aku jijik!" seru perempuan berlesung pipi ini sambil menepiskan tangan dari genggaman Gavin."Maaf Kay. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud untuk,—" Belum juga Gavin melanjutkan kalimat, tapi Kayla sudah memotong ucapannya."Untuk mengatakan kalau kamu tidak menyukai perempuan? At
Gadis 27 tahun itu menyalami wanita berseragam cokelat yang duduk di seberangnya."Terima kasih untuk pelayanan dan respons cepat yang Ibu berikan. Saya pamit dulu," kata Kayla ramah."Sama-sama Ibu," jawab petugas wanita itu tak kalah ramah.Sambil senyum, Kayla meninggalkan gedung instansi pemerintahan dengan mobilnya. Berkas yang baru ia dapat diletakkan di bangku penumpang."Untung aja pelayanannya nggak ribet, dan cepet. Lagian, bisa-bisanya semua dokumen dari sana ada di tas gue, memang kalau orang baik pasti nasibnya baik," gumam Kayla sambil terus mengemudi.Banyak hal yang ia bayangkan di dalam kepala atas apa yang baru ia lakukan. Kesemuanya membuat gadis penyuka travelling ini tersenyum penuh kemenangan.***Para mahasiswa masih mengerubungi Oscar meskipun acara seminar telah usai. Sosok Oscar yang sukses di usia muda membuat Universitas Pahlawan mendaulatnya untuk memjadi pembicara
Sadar terlalu lama tertegun, Oscar pun berlari menyusul kekasihnya yang telah melangkah jauh. Tak peduli akan mahasiswa yang memandangnya dengan tatapan aneh lantaran ia berlari cepat bagaikan atlet. Sementara ia mengenakan setelan kerja yang formal."Aurelia ... Aurelia tunggu!" teriakannya semakin membuat orang-orang di sekitarnya mengangkat bahu keheranan.Namun Oscar terus saja berlari, tujuannya hanya satu ia tak boleh membiarkan hubungannya dengan tunangannya kandas. Aurelia Destiani adalah perempuan yang begitu ia cintai, dan hari pernikahan mereka tinggal selangkah lagi.Semua persiapan pernikahan telah mereka siapkan, mulai pakaian, catering, tempat. Bahkan mereka berdua sudah membayar uang muka untuk jasa hiburan artis ibukota."Sayang ... Sayang apa yang kamu bilang tadi hanya candaan kan?" tanya Oscar begitu berhasil menyalip kekasihnya.Aurelia pun berdiri sambil berkacak pinggang dan mata biru softlens ny
Oscar masih menatap bayangan sang tunangan yang semakin lama semakin menjauh. Saat pemilik tubuh indah itu tak lagi terlihat oleh kedua mata, ia pun kembali mengacak-acak rambutnya dan memaki kebodohannya."Sial! Kenapa gue bisa seceroboh itu, bisa gawat kalau Aurelia mulai tampil di media sosial," runtuk Oscar.Masih dalam keadaan kesal, pria tiga puluh tahun itu pun meninggalkan kampus dan kembali ke kantornya."Gue harus bisa ketemu sama perempuan itu. Ini nggak bisa dibiarin, sial dasar penipu!" runtuk Oscar dari balik kemudi.Pria berambut kecokelatan itu mengambil napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan. Mencoba untuk membuat dirinya lebih tenang agar bisa mendapatkan solusi untuk masalahnya kali ini."Eh, tapi gimana caranya ya biar bisa dapat informasi tentang dia. Gue kan sama sekali nggak punya kontaknya, Foto-foto dia juga udah gue apus semua dari ponsel gue. Lagian nama Kayla Jasmine juga nggak cuma
Garis lengkung tipis terkembang di wajah Oscar setelah ibu jarinya bergerak naik turun di atas benda pipihnya. "Hmm aku yakin ia pasti bisa menemukan perempuan itu untukku. Semoga saja nomornya tidak berubah," gumam Oscar kemudian menghubungi seseorang. Dia adalah Nando, seorang yang direkomendasikan oleh temannya, Randy. Nando bisa dibilang seorang informan yang cukup bisa dipercaya. Beberapa bulan lalu ia sempat menggunakan jasanya untuk mencari tahu siapa yang mencoba untuk menjadi penyusup dalam bisnisnya. "Ya," suara yang terdengar berat menjawab panggilan dari Oscar. "Nando, apa kau ingat aku?" tanya Oscar dengan maksud berbasa-basi. "Aku tidak ingat, langsung saja, katakan siapa dirimu, dan apa keperluanmu?" tanya Nando dengan ketus. Oscar mengangguk seolah Nando dapat melihatnya kali ini. Namun ia sadar orang yang berprofesi seperti Nando memang perlu bersikap hati-hati. "Aku Osca
Oscar langsung berdiri dan menyalami pria berjaket yang datang menemuinya di cafe anyelir.Pria bertubuh sedikit ramping ini menyambut uluran tangan Oscar dan langsung duduk."Hmm, seperti apa orang yang mau kamu cari?" pria itu langsung bertanya tanpa basa-basi walaupun Oscar sudah menawarinya makan dan minum.Dialah Nando yang sering dimintai bantuan untuk memecahkan misteri. Paling sering, ia diminta untuk mencari orang yang lari dari hutang.Oscar mengeluarkan fotonya bersama Kayla yang sudah ia cetak pada Nando."Ini, aku ingin bertemu dengan perempuan ini," katanya.Nando mengambil foto berukuran 9x6 yang ada di hadapannya. Kemudian mengamati gambar pasangan suami istri yang ada di sana."Tidak ada foto yang lebih jelas?" tanya Nando.Foto yang dimiliki oleh Oscar memang berukuran kecil. Ditambah lagi foto pernikahan Vegas mereka terlihat dalam keadaan yang berantakan.