Share

Bagian 19

Maryam berlari ke dalam dan memberitahukan akan kedatanganku dengan suara yang sangat keras. Bik Sum sontak kaget, dan berlari tergopoh. Wanita yang aku perkirakan umurnya telah melewati enam puluh tahun itu menangis seketika saat melihatku berada di depannya.

“Ya Allah, rasti. Rasti, ini benarkah kamu? Rasti kamu kemana saja? Kenapa menghilang?” tanya Bik Sum bertubi-tubi setelah memelukku erat sekali.

Untuk sejenak, aku menikmati rasa damai ini. Telah lama aku tidak merasakan pelukan hangat dari seorang keluarga. Karena setahuku, keluargaku hanyalah Bapak dan Ibu yang telah lama tiada. Kedua tanganku ikut mendekap tubuh Bik sum yang gempal. Bau bumbu dapur yang menguar dari tubuhnya sama sekali tidak aku hiraukan. Tak terasa, air mataku kembali tumpah. Meski taka da ikatan darah, mereka adalah orang dekat keluargaku yang aku miliki.

“Ayo, masuk. Bik Sum bau, ya? Maaf, ya? Bik Sum sangat bahagia meliha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status