Home / Romansa / MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG / Bab 27. Bertemu Dengan Marco

Share

Bab 27. Bertemu Dengan Marco

Author: Jielmom
last update Last Updated: 2025-07-01 11:00:14

Safira, tidak memperdulikan ucapan ibunya. Di tangannya sudah terdapat notifikasi pesan, dan pesan itu dari Marco.

“Safira!”

“Mam, sudahlah aku bukan anak kecil lagi. Kalau Mami masih saja ributin aku, sebaiknya, Mami pulang saja!” usir Safira.

Clara menarik napas panjang. Sungguh sulit untuk berbicara dengan anak yang sejak kecil dimanja suaminya itu. “Baiklah, mami besok kembali ke Surabaya. Kalau terjadi apa-apa, jangan libatkan mami!” gerutu Clara sambil keluar dari kamar tidur Safira. Dadanya sesak hampir menangis diperlakukan Safira sedemikan rupa.

“Ish! Menyusahkan saja!” gumam Safira. Dibuka notifikasi pesan yang muncul di layar gawainya dan dengan wajah sebal Safira membacanya dalam hati, “Bagaimana kesanmu menjadi ibu untuk si kembar?” tanya Marco dengan emoticon tersenyum.

“Jangan mengejek, Marco. Aku tidak menyangka mereka selalu menangis sepanjang hari! Rasanya aku sudah tidak tahan menghadapi mereka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 54. Ijin Tes DNA

    Ketika Karin masih memikirkan tanda yang berada di tubuh Jaslyn, Brigitta kembali ke kamar dengan langkah cepat, membawa obat baru dan segelas air hangat yang lain. Ia meletakkannya di nakas dan mengusap kepala Jaslyn lembut. “Sayang, ini obatnya. Kali ini pelan-pelan ya.”Karin mengangguk, lalu menyuapi obat itu dengan hati-hati. Kali ini, Jaslyn menelannya tanpa muntah.“Pintar,” bisik Karin sambil membelai rambut lembut anak itu.Tak lama, mata Jaslyn mulai berat. Tapi sebelum benar-benar terpejam, tangannya menggenggam jemari Karin.“Tante, temani aku tidur ya…” lirihnya, seperti takut jika saat membuka mata nanti, Karin tak ada.Karin tersenyum lembut, meski hatinya masih penuh badai. “Iya, Tante di sini. Tidurlah.”Ethan dan Brigitta saling melirik di ambang pintu, lalu Ethan memberi isyarat agar mereka keluar pelan-pelan, membiarkan Karin tetap di samping Jaslyn.

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 53. Tanda Lahir

    Ethan berdiri. Tegak, diam sejenak. Hatinya bergemuruh.Anak-anak yang sedang dicari Karin, mereka bukan hanya milik Karin. Mereka adalah anak-anaknya juga.Darahnya. Dagingnya.Dan selama ini ia tidak tahu.Tanpa berkata apa pun lagi, Ethan melangkah keluar dari ruangan tempat mereka berbincang. Setiap langkahnya berat namun pasti. Ia tidak bisa hanya duduk diam. Ia tidak bisa membiarkan wanita itu sendirian mencari buah hati mereka.Ia harus tahu lebih banyak.Dengan rahang mengeras dan sorot mata tajam, Ethan langsung menuju ruang kerja Erick. Tanpa mengetuk pintu, ia langsung membuka dan masuk.Erick yang tengah menyesap kopi kaget, nyaris menumpahkan cangkir di tangannya. “Tuan Ethan? Ada apa?”“Aku butuh informasi soal Karin,” ujar Ethan tanpa basa-basi. “Keluarganya, kontak darurat, siapa pun yang pernah dia sebut. Aku harus tahu.”

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 52. Penyesalan

    Pertanyaan Ethan menggantung di udara. Karin menahan napas, tenggorokannya terasa kering. Matanya menatap meja, mencoba mengatur detak jantung yang kini berdentum cepat di dadanya.Butuh beberapa detik sebelum Karin akhirnya mengangguk pelan.“Iya… aku pernah hamil,” suaranya nyaris seperti bisikan. Lalu ia menambahkan dengan lebih tenang, meskipun hatinya porak-poranda, “Aku melahirkan. Anak kembar… laki-laki dan perempuan.”Ethan terdiam.Sementara itu, Karin menggenggam kedua tangannya di pangkuan, berusaha tetap tenang meski pikirannya kacau. “Lalu?” Ethan bertanya, nada suaranya lebih pelan sekarang, seperti mencoba memahami.Karin mengangkat bahu sedikit. “Itu saja. Setelah melahirkan… aku kehilangan mereka.” Ia menunduk, mencoba menahan air mata. “Mereka bilang bayiku meninggal.”“Meninggal? Apa yang terjadi?”“Mereka bilang, bayi

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 51. Pertanyaan

    Petugas itu meninggalkannya sebentar. Karin duduk di kursi tunggu, menatap lorong-lorong rumah sakit yang terasa begitu asing namun menyimpan luka lama. Tak lama kemudian, seorang wanita tua berseragam batik rumah sakit datang menghampirinya. “Nona Karin, saya Bu Rina. Saya dulu bertugas di bagian administrasi, setelah saya cek, nyonya Safira adalah pasien yang melahirkan kembar laki-laki dan perempuan lima tahun yang lalu. Disitu data yang tertulis. Karin menatap tajam ke arah Bu Rina. “Bu, saya ingin tahu… tanggal berapa tepatnya Safira Dimitri melahirkan anak kembar itu?” Bu Rina membuka kembali catatan di tangannya, lalu menjawab pelan, “Tanggal 5 April… lima tahun yang lalu.” Jantung Karin seperti dihantam keras dari dalam. “Itu… tanggal saya melahirkan juga,” gumamnya, matanya membulat. “Saya ingat betul. Tanggal 5 April. Saya melahirkan bayi kembar. Laki-laki dan perempuan.”

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 50. Penelusuran

    Anak-anak puas bermain hingga akhirnya Brigitta menyuruh pulang karena sudah sore. Di dalam mobil, perjalanan dari mall menuju rumah keluarga Lucas Brigitta, terasa lebih sunyi dibanding saat mereka berangkat. Anak-anak tertidur pulas di kursi belakang, kepala mereka bersandar ke sisi masing-masing. Jaslyn masih memegang balon pink di tangannya, sementara Jason memeluk boneka dinosaurus kecil yang dibelinya tadi.Brigitta menoleh ke arah Karin yang duduk di sampingnya. “Mereka jarang setenang ini,” ucapnya pelan sambil tersenyum.Karin membalas senyum kecil. “Mungkin karena mereka kelelahan.”Brigitta mengangguk. “Tapi ini lelah yang bahagia. Terima kasih, ya, Karin. Aku senang kamu ikut hari ini.”Sesampainya di rumah, para pengasuh segera membantu mengangkat anak-anak ke kamar. Karin duduk sebentar di ruang tamu, merasa canggung apakah ia harus langsung pamit atau menunggu.Brigitta muncul da

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 49. Kedatangan Anak-Anak

    Langkah kaki Karin terdengar ringan namun gugup ketika ia melintasi lobby ECorp. Senyum para staf resepsionis, suara mesin fotokopi, dan aroma kopi dari pantry kantor seharusnya terasa biasa saja—tapi tidak hari ini. Ada getaran aneh di dadanya yang belum juga mereda sejak ia melangkah keluar dari apartemen tadi pagi.Ciuman kilat itu. Di dalam mobil. Singkat, tapi... menusuk.Karin menunduk, menatap refleksinya di lift kaca. Bibirnya sempat terbuka, ingin bertanya—tapi kepada siapa?Begitu lift terbuka di lantai 20, Karin menarik napas dalam. Ia mengenakan setelan kerja rapi seperti biasa, tetapi hatinya jauh dari biasa.Saat pintu ruangan Ethan dibuka oleh Erika, Karin masuk dengan tenang, memeluk tablet dan folder kerja.Ethan sedang berdiri di depan jendela, memandangi gedung-gedung Jakarta yang bersinar tertimpa matahari pagi. Ia tampak... biasa saja.Terlalu biasa.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status