Share

Bab 7

Author: Mblee Duos
last update Last Updated: 2022-08-31 22:31:44

"Bu..Ibu yakin akan menjual rumah ini ?" Tanyaku yang masih belum yakin akan keputusan Ibu kala itu.

"Kita akan memulai hidup baru Aina. Ruang baru untuk kamu bangkit dari keterpurukan." Ibu menatapku serius.

Tanganku reflek terhenti memasukkan barang barang kedalam kardus. Saat itu aku dan Ibu sedang sibuk mempacking perabotan yang akan kita bawa pindah ke rumah baru.

Memang tak terelakkan sejak kehamilanku hingga Aiswa lahir, aku hampir tak pernah keluar rumah. Mengurung diri di kamar. Demi tidak mendengar cuitan orang orang diluar sana.

Hilang sudah pribadi seorang Aina yang dulu selalu ceria dan energik.

"Lanjutkan sekolahmu Aina !"Ibu meyakinkanku.

"Tapi Bu..."

"Biar Ibu yang mengurus Aiswa. Ibu juga sudah mendaftarkanmu disekolah yang baru. Tata lagi masa depanmu !" Ibu memotong ucapanku.

Ibu seperti mengerti keraguanku. Perlahan berjalan ke arahku, memelukku dan berbisik kemudia, "Jangan biarkan dirimu terlarut kesedihan masa lalu Aina!"

Aku hanya mengangguk. Tak mampu berkata apapun lagi. Pelupuk mataku kian basah. "Apakah semua itu mungkin ?"

💖💖💖

Pagi ini aku benar benar gemas dengan kemacetan lalu lintas Jakarta. Hampir 2 jam aku terjebak dijalan menuju kantor.

"Shiiiit.....!" Aku mendengus kesal memukul stir mobil.

"Aku bisa terlambat sampai di kantor !" Desisku frustasi.

Akan ada rapat penting terkait pengembangan proyek perusahaan. Dan aku harus segera memberikan proposal presentase proyek kepada atasanku.

Bagaimanapun aku harus selalu menjaga kredibilitasku dalam bekerja. Mengingat sangat tidak mudah bagiku mendapatkan posisi sebagai manager keuangan seperti saat ini.

Setelah lulus sekolah, Ibu tak sanggup lagi membiayaiku kuliah. Uang pensiunan yang tiap bulan ia terima tak lagi cukup memenuhi kebutuhan kami. Apalagi susu khusus Aiswa yang alergi protein hewan juga cukup mahal.

Aku memutuskan melamar pekerjaan untuk membiayai sendiri pendidikanku di Universitas.

Tak mudah rupanya mencari kerja dikota, apalagi hanya berbekal ijazah SMA. Melamar dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Lamaranku selalu saja ditolak. Sungguh melelahkan..!

Aku hampir putus asa.

Sampai akhirnya nasib baik memihakku. Lamaranku mendapat panggilan, meski hanya untuk sebagai cleaning service. Tak mengapa, yang terpenting aku bisa menghasilkan rupiah. Setelah lulus kuliah, toh aku bisa mencari pekerjaan yang lebih layak.

"Braaakkkk....!" Aku berjalan begitu tergesa hingga tak sengaja menabrak seseorang didepanku.

Berkas berkas yang kubawa berhamburan. Aku berjongkok untuk mulai memungutinya.

"Aina...!" Sebuah suara bariton menyebut namaku.

Aku mendongak untuk melihat pemilik suara itu.

Mataku terbelalak. Mulutku melongo melihat seorang yang berdiri didepanku. Sungguh tak percaya !

"Di..Di...Dion ?" Aku tergagap menyebut nama pria itu. Pria dari masa laluku. Ya....dialah Dion, mantan tunanganku.

" Apa kabar, Aina ?" Dion tersenyum dengan lesung pipitnya. Membuatku terpaku beberapa detik.

"Baik..!" Jawabku singkat.

Dion ikut berjongkok membantuku memungut kertas yang terserak.

"Sayang....aku pikir kamu sudah tiba duluan tadi di ruangan direktur. Ternyata kamu disini, dan....." Perkataan wanita itu terputus tatkala aku menoleh kebelakang.

Mata kami bersitatap.

"Nita..?"

"Aina...?" Ucapnya kemudian

tak kalah terkejut saat melihatku.

Mulut kami saling bungkam seketika. Jantungku berdegup kencang menyadari panggilan yang dia tujukan untuk Dion barusan. Panggilan itu...panggilan yang sama yang pernah aku sematkan untuknya dulu. "SAYANG".

"Nita dan Dion?"

Belum selesai keterkejutanku, Nita berjalan menghampiri Dion. Lalu berdiri tepat disampingnya. Aku melihat ia menggamit mesra tangan Dion kemudian.

"Aina, aku tidak menyangka kita akan bertemu disini setelah sekian lama tak ada kabar."

"Kenapa kalian bisa berada disini?" Aku belum bisa menyembunyikan keterkejutanku.

"Aku dan istriku mewakili perusahaan kami mengikuti rapat kerjasama proyek dengan perusahaan Edwin Group." ujar Dion menjawab pertanyaanku.

Aku yang masih shock, belum bisa mencerna penjelasan Dion barusan.

"Oh ya, aku belum memberitahumu jika kami sudah 6 tahun menikah, Aina!"

"Jeduaaarrr!" Petir terasa menghantam tubuhku mendengar ucapan Nita barusan.

Sahabat terdekatku masa SMA menikah dengan Dion, mantan tunanganku? Kenyataan yang begitu sulit kupercaya!

Sudah 6 tahun? Berarti mereka menikah saat aku mengandung Aiswa. Dan itu juga berarti, sesaat setelah Dion memutuskan pertunangan kami. Batinku bergejolak saat pikiranku mulai mencoba menebak nebak.

"Pemerkosaan, hamil tanpa suami, sahabatku menikah dengan tunanganku!" Hatiku memanas mengingat semuanya.

" Apa kamu bekerja di perusahaan Edwin group ini, Aina?"

"Huuuuffff!" Ku tarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Mengisi rongga dada yang terasa begitu sesak.

"Oh, iya! Aku memang bekerja di Edwin Group, Nita." Aku berusaha tenang menyembunyikan kekalutanku.

"Waow, bagus sekali! Itu berarti kita akan sering bertemu untuk proyek kali ini. Benar begitu kan, Sayang ?" Nita mengerling ke arah Dion.

Perih! Perih sekali rasa hatiku. Ucapan Nita barusan seolah menyiram garam diatas lukaku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 52

    Sekilas kulirik lelaki di sampingku. Dalam hati berkata, "Kenapa Fattan gak bilang kalau Mamanya dan Aiswa sudah saling mengenal?"Tapi di saat yang sama, ekor mataku menangkap Fattan yang tengah terbengong menatap dua orang yang masih saling berpelukan di depan kami. Mulut lelaki itu sedikit menganga, kedua matanya pun melebar. Dari ekspresinya, sepertinya ia juga sama terkejutnya denganku.Tunggu!Kalau begitu, itu berarti Fattan juga tidak tahu kalau keduanya memang telah saling kenal sebelumnya?"Fattan, Aina, Ayo masuk! Malah bengong kalian berdua!" titah Mama Fattan yang sedikit mengejutkan kami. "Fattan, kamu kenapa sih melongo begitu. Jelek, tahu?""Haa...?" secara hampir bersamaan aku dan Fattan menjawab. "Ma, Mama kok ga bilang kalau udah kenal sama Aiswa?" sembur Fattan langsung begitu memasuki rumah. Pertanyaan yang juga mewakili rasa penasaranku."Lah, Mama sendiri juga ga tahu kalau ternyata Aiswa ini adalah anak dari Aina," Mama Fattan melihat ke arahku.Aku tertunduk.

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 51

    "Loyo banget keliatannya kamu, Na!" Wina mendekatiku, menoel lenganku. Lalu dengan suara berbisik dia kembali berkata, "Begadang ya? Mikirin ayang Polisi ya?" Pletaakk!Aku menjitak jidatnya. "Duuh...! Semena mena banget sih, Na!" katanya cemberut sambil mengusap usap jidatnya. Bibirnya mengerucut. Hingga gemas aku rasanya, ingin mengikatnya dengan karet.Aku terkekeh. "Salah sendiri jahil. Punya temen satu, mulutnya suka suka rada blong remnya," ujarku."Nah, situ ngelamun aja kerjaannya. Ntar kesambet setan jomblo, baru tahu rasa loh. Minta dikawin dia! Ha ha...""Yeee... Pantesnya tuh ya, tuh Setan ama kamu. Klop sama sama jahil, sama sama jomblo juga!""Enak aja ngatain jomblo! Gue punya Pak Daniel, tahu?" dan Wina langsung membekap mulutnya kemudian. "Alamak, keceplosan!lMataku membola, menatap Wina serius. Tapi tatapanku itu hanya dibalas nyengir kuda tak jelas olehnya."Oh, akhirnya, bebas sudah satu pria gak akan mengejarku lagi!" aku menarik napas panjang dan menghembuskan

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 50

    "Kamu sudah siap?" Fattan bertanya ke sekian kalinya dengan pertanyaan yang sama, sejak dari ia menjemputku di rumah, hingga perjalanan menuju rumahnya.Dan aku sendiri hanya mengangguk tiap kali ia bertanya demikian.Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu yakin dengan kesiapanku. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan wanita yang paling penting di hidup Fattan selama ini. Mamanya. Jujur saja, aku sangat nervous. Berkali kali kumenghela napas panjang untuk mengurangi kegugupan. Tapi sepertinya sama sekali tak berhasil.Ciiittt...!Rem mobil berdecit pelan saat mobil memasuki sebuah garasi yang sangat luas. "Keluar!" titah Fattan disertai senyum manisnya. Ia juga mencubit gemas pipiku. "Tenang saja, Ibuku adalah wanita teranggun di dunia. Dia bukan singa yang akan menerkammu. Ha ha..."Fattan terkekeh memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Aku segera keluar dari mobil setelah pintu mobil terbuka secara otomatis. Pemandangan yang tak biasa kini tersuguh di depan mataku. Bagaimana ti

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 49

    "Gimana, bagus kan, Ma? Surprize dari kita?" Aiswa bertanya masih dengan senyum lebar di bibirnya. Alih alih menjawab pertanyaannya, diriku yang masih mematung karna shock, hanya mampu melongo tanpa seucap kata pun."Bagaimana Aiswa bisa berada di sini sekarang? Bahkan mungkin tiba lebih dulu dariku! Bukankah tadi kata Ibu, Aiswa sudah tidur lebih awal? Dan undangan makan malam itu, palsu?Seribu pertanyaan itu kini saling berjejal di pikiranku.Kupandang Fattan juga Aiswa bergantian. Rona ceria di wajah mereka mungkin sangat kontras dengan wajahku yang pucat pasi saat ini.Fattan melepaskan gandengan tangannya dari Aiswa. Ia kemudian berjalan menuju sebuah meja. Menuang segelas air putih dari sebuah dispenser. Lalu kembali berbalik kepada kami. "Minumlah!" titahnya, menyodorkan gelas kepadaku. Sepertinya ia mulai paham tentangku yang belum juga pulih dari keterkejutan.Tanpa menjawab lagi aku pun meraih gelas tersebut, dan menenggak isinya hingga tandas. Perlahan napasku yang tadinya

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 48

    "Na, mau makan siang bareng?" tanya Winda yang kini telah berdiri di samping mejaku."Aduh, kayaknya ga deh Win! Kerjaan aku masih numpuk banget soalnya," tolakku halus seraya menggelengkan kepala. "Tapi nitip aja kali, ya?""Emm... gimana ya?" Winda menyipitkan mata sambil mengerucutkan bibirnya. Pura pura berpikir. Menggodaku!Spontan saja kucubit pinggangnya. Membuatnya memekik geli, "Auu..., iya - iya, aku beliin! Ha ha ha...""Ehm... ehm...!" Mendengar suara deheman, aku dan Winda refleks menghentikan candaan kami. Hampir bersamaan kami menoleh. Sesosok pria dengan langkahnya yang tegap berjalan menghampiri kami."Eh, Pak Daniel!" sapa Winda pertama kali. Sementara aku hanya tersenyum dan menganggkukkan kepala melihat kehadirannya. "Kayaknya ada yang bakal diajak makan siang bareng, nih!" celetuk Winda melirik lirik ke arahku. Hmm, lagi bersiap siap usil dia rupanya!Aku melotot, dengan maksud supaya Winda berhenti berceloteh dan menggodaku. Karna memang dirinya sudah hapal di

  • MAMA MUDA VS MAS POLISI   Bab 47

    "Bengong! Gimana, diterima tidak?" dia kembali bertanya."Aaah...?" aku makin tergagap. Ya ampun! Orang ini benar benar ga ada basa basinya menanyakan hal seperti ini, ya? To the point saja maunya. Melamarku dengan cara seperti ini. Sungguh nggak ada romantis romantisnya sama sekali!Eiiits...! Apa? Romantis? Lah, malah pikiranku kemana mana ini jadinya! Aku menepuk jidat frustasi."Aina!" kudengar Ibu memanggil. Kemudian setelahnya, ia sudah berdiri di ambang pintu. Raut mukanya kulihat seketika berubah canggung saat menatap ke dalam ruangan. Ah, iya! Jarak aku dan Fattan berdiri rupanya begitu dekat. "Maaf, mengganggu!" ucap Ibu sedikit kikuk."Nggak kok, Bu! Ada apa?" tanyaku. Dan di saat yang bersamaan, Fattan pun memutar badan ke arah Ibu berdiri. Ia lalu tersenyum dan menyapa, "Oh, Ibu?""Emm... Aina, ada tamu untukmu!" Ibu berkata mengungkapkan maksudnya menghampiri kami. Ekspresinya nampak ragu ketika mengatakannya."Tamu?" ulangku, sedikit mengernyit. Perasaan tidak ada tema

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status