Share

PART 2

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-01 20:19:55

Kaget bercampur kecewa membuat Alea bahkan tak sempat menitikkan air mata. Dengan getir dia pun melangkah kembali turun, melupakan niat awalnya mengambil kacamata yang tertinggal di dalam kelas.

"Ketemu nggak bu kacamatanya? Lhoh ... lhoh ... bu Lea kok wajahnya pucat gitu, kenapa Bu?" Bu Lukman langsung menghujaninya dengan pertanyaan melihat wanita itu menuruni tangga dengan lesu.

Alea tahu dia tidak mungkin menceritakan kejadian yang dilihatnya di lantai atas tadi pada temen-temannya itu. Apa jadinya jika mereka tahu? Pernikahan yang baru seumur jagung itu pastilah akan hancur dalam sekejap. Terlebih aib yang akan ditanggungnya setelah semua orang mengetahui hal itu.

"Eh iya bu, ketemu kok," bohong Alea. "Oh ya Bu Rika, suami saya kayaknya ada kerjaan lemburan mendadak dari pak kepala sekolah. Saya boleh nebeng sampai rumah nggak?"

"Oo ya tentu boleh dong. Ayo deh kita pulang sekarang. Udah mau sore juga ini, bu ibu."

Bu Rika pun segera menggandeng lengan Alea menuju ke motornya. Lalu menyerahkan salah satu helm yang kebetulan selalu dibawanya dengan motor maticnya itu. Bu Rika memang terkenal baik hati dan suka sekali memberikan tumpangan pada teman-teman atau siswanya yang kebetulan pulang searah dengannya.

Dalam perjalanan, Alea lebih banyak diam, padahal dalam hatinya menangis tanpa henti. Segala pikiran berkecamuk di kepalanya.

Bagaimana nanti dia menghadapi suaminya saat berada di rumah bahkan belum terbersit sedikitpun dalam benaknya. Seandainya dia bisa pulang saja saat ini ke rumah orangtuanya. Tapi rasanya itu tidak mungkin dilakukannya. Pulang sendiri tanpa suaminya tentu akan menjadi tanda besar bagi ayah dan ibunya.

.

.

.

Sesampainya di rumah, Alea segera menumpahkan air mata sejadinya. Dia benar-benar tidak menyangka akan melihat kejadian seperti tadi. Suami yang baru dinikahinya sebulan lalu itu berpelukan dengan wanita lain. Dan yang lebih menyakitkan, wanita itu adalah anak didiknya sendiri.

Rasanya tak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan perasaan Alea saat ini selain "hancur". Dia bahkan tidak punya bayangan apa yang akan terjadi pada hidupnya setelah ini. Melanjutkan hidup dengan Genta dan berpura-pura tidak terjadi sesuatu jelas takkan sanggup dilakukan oleh wanita itu.

.

.

.

"Bisa kamu jelaskan padaku apa artinya ini, Mas?" Alea menyodorkan ponselnya pada Genta yang sedari pulang tadi mencoba untuk membujuknya untuk tersenyum dan bicara.

Menyadari bahwa istrinya pulang lebih dulu tanpa mencarinya rupanya tak membuat lelaki itu peka bahwa sesuatu telah terjadi pada wanita yang sedang sangat berbahagia telah dipersuntingnya itu.

Genta bahkan belum menyadari kemarahan Alea sebelum ponsel wanita itu akhirnya berada di tangannya.

Mata lelaki itu sontak membelalak melihat video yang sedang di putar di layar. Bagaimana mungkin dia bisa tidak tahu bahwa ada orang yang melihatnya bersama dengan Olivia tadi saat berada di lantai atas?

Matanya memejam dengan hati perih. Bayangan gelap tiba-tiba menyelimuti kepalanya. Bagaimana cara menjelaskan semua ini pada istrinya itu?

"Kamu dapat dari mana itu, Al?" Bukannya menjawab pertanyaan Alea, Genta justru balik bertanya untuk menutupi raut wajahnya yang mendadak menebal.

"Menurutmu aku dapat dari mana, Mas? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang kalian lakukan tadi." Alea dengan tenang menjawab. Sangat kontras dengan hatinya yang sebenarnya sangat sedih dan marah luar biasa.

"Kamu salah paham, Al. Bukan begitu kejadian yang sebenarnya," ujar lelaki itu membela diri.

"Haruskah aku percaya? Apa kamu mau bilang bahwa kalian berdua hanya berteman saja? Begitu, Mas?" ujar Alea dengan nada sinis. Genta hanya menggelengkan kepalanya. Jelas sekali terlihat kebingungan dan kepanikan membayang di wajahnya.

"A-ku dan Olivia itu ...." Tak sanggup dia melanjutkan kalimatnya.

"Apa kamu yang menghamili anak itu, Mas?" cetus Alea tiba-tiba. Mendadak Alea teringat gosip yang tadi sempat dibicarakan oleh teman-temannya tentang anak didiknya itu. Lagi-lagi mata Genta membelalak.

"Ka-mu sudah tahu kalau Olivia hamil?"

"Kenapa kaget, Mas? Bukannya gosip itu sudah tersebar di sekolah? Kamu tau, Mas? Ini lebih menyakitkan daripada jika kamu menyelingkuhiku dengan wanita lain. Dia itu muridku, Mas. Muridmu, anak didik kita. Bisa kamu bayangkan bagaimana perasaanku?" Nada bicara Alea mulai meninggi.

"De-mi Allah, Al, aku tidak selingkuh. Dengar-kan dulu penjelasanku," jelas Genta dengan kalimat tersendat. Alea pun hanya tersenyum kecut mendengar ucapan lelaki itu.

"Apa yang mau kamu jelaskan, Mas? Video ini saja sudah cukup membuktikan itu. Aku tak butuh penjelasanmu, apalagi percaya dengan apa yang kamu katakan, kecuali kamu bisa mengembalikanku ke waktu dimana kita belum menikah." Air mata mulai jatuh tak terbendung setelah Alea mengakhiri kalimatnya.

Memang benar. Seandainya waktu bisa diputar, ingin rasanya Alea tidak pernah menikah dengan Genta, lelaki paling tampan di sekolah itu dan digilai banyak siswanya. Jika tahu semuanya akan menjadi seperti ini, Alea lebih baik masih menyandang status lajangnya di usianya yang sudah menginjak 27 tahun itu. Lebih baik baginya mendengar omongan "perawan tak laku" dari orang-orang dibanding merasakan perihnya pengkhianatan seperti itu.

"A-ku berhubungan dengan Olivia se-belum kita menikah, Al. Aku tidak pernah menyelingkuhimu, aku bersumpah," kata lelaki itu dengan wajah penuh sesal.

Kini mata Alea yang ganti membelalak. Apa maksud suaminya itu? Apa ini hanya sebuah penyangkalan karena perselingkuhannya telah terbongkar?

"Apa maksud kamu, Mas? Anak itu sedang hamil kan?" tanya Alea masih dengan tersedu-sedu, meski begitu dia tetap mencoba mencari tahu. Genta pun mengangguk.

"Itu anakmu kan, Mas?" tuduh Alea.

"Aku tidak tahu, Al." Genta menggeleng, bingung.

Di tengah tangisannya, Alea pun merasa kebingungan dengan sikap suaminya.

"Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Jangan menyangkal, Mas! Jangan mencoba untuk mengelak dari kesalahanmu."

"Aku tidak menyangkal, Al. Tapi aku memang tidak tahu. Ka-mi memang pernah melakukan hubungan suami istri, tapi itu hanya sekali. Dan itupun, sudah beberapa bulan lalu saat aku dan Olivia masih pacaran."

"Apa? Jadi kalian berdua pernah pacaran?" Kembali mata Alea membelalak tak percaya.

Namun kemudian wanita itu segera memaksakan bibirnya untuk tersenyum, kecut. Kenyataan lain yang membuatnya bertambah shock bahwa suaminya ternyata pernah berhubungan dan melakukan hal terlarang dengan anak didik mereka. Bagaimana mungkin ada seorang pendidik yang berperilaku bejat seperti itu?

"Kamu benar-benar tidak waras, Mas. Kamu gila!"

Alea menjerit sekuatnya meluapkan kekecewaan yang sedari tadi coba untuk ditahannya.

Baru satu bulan pernikahan mereka, dan hari ini sesuatu mengerikan telah terjadi. Alea bangkit setelah memutuskan untuk tidak lagi mau disentuh oleh suaminya. Dan malam itu Alea tidur dengan pintu kamar terkunci, membiarkan suaminya yang meratap di luar kamar untuk dibukakan pintu dan berharap untuk dimaafkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MANTAN JADI IPAR   PART 40 (TAMAT)

    Dua kabar yang diterima Aaron malam itu benar-benar mengaduk-aduk perasaannya. Genta yang mengabari lewat pesan bahwa Olivia sudah reda dari amarahnya, membuat lelaki itu sangat lega. Tapi kejadian itu tak berlangsung lama, karena kemudian Dena mengirimkan chat dan melaporkan bahwa Alea benar benar memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Seharusnya, redanya amarah adiknya membuat dia akan bisa lebih fokus menjalankan misinya dengan Alea. Penerimaan Olivia dengan kehadiran Alea dalam kehidupan mereka seharusnya menjadi hal baik yang akan melancarkan pula proyek barunya, tapi ternyata Alea justru terlanjur memutuskan hal lain. Alhasil, semalaman Aaron tak bisa memejamkan mata. Kegundahannya itu pun terbawa olehnya hingga sampai di kantor. Bahkan di tengah-tengah meeting dengan para bawahannya, Aaron tak lepas dari ponselnya untuk menghubungi Dena dan memantau soal Alea. Dalam hati dia berharap Dena memiliki ide cemerlang lagi untuk bisa mencegah Alea pergi.Sore itu juga saat

  • MANTAN JADI IPAR   PART 39

    Setelah membisu semalaman, Alea pun akhirnya memutuskan untuk menceritakan pada Dena apa yang terjadi saat dirinya sedang bersama dengan Aaron hari sebelumnya. Dena yang melihat sahabatnya begitu murung sejak kepulangannya itu, mencoba mendengarkan Alea dengan serius. Tentu saja masih dengan terus berpura-pura rebahan di atas tempat tidurnya dalam rangka melanjutkan sandiwara kecelakaan sebelumnya. “Jadi pas Aaron mengajakku ke panti asuhan milik keluarganya, adiknya datang, Den,” kata Alea mengawali ceritanya. “Si Olivia itu?” tanya Dena, lupa lupa ingat dengan nama adik Aaron. Alea pun mengangguk. “Lalu apa yang terjadi?” lanjutnya dengan rasa penasaran. “Dia marah-marah sama kakaknya. Aku juga kena imbas kemarahannya. Lucu kan, Den? Aku pikir kemarin waktu Aaron berulang kali minta maaf sama aku itu, adiknya juga sudah tahu. Ternyata cuma dia sendiri aslinya yang ingin minta maaf. Adiknya sama sekali nggak tahu apa-apa.” Alea tersenyum getir mengakhiri kalimatnya. “Loh, bukanny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 38

    Seharian itu, Olivia tampak hanya berbaring saja di di kamarnya. Situasi yang terjadi antara dirinya dengan sang kakak rupanya telah sangat benar-benar mempengaruhi moodnya. Hal itu tentu tak mengherankan, mengingat selama ini Aaron selalu menjadi garda terdepan dalam setiap masalahnya. Kakaknya itulah yang setiap saat selalu ada untuk menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, jika saat ini justru Aaron yang menjadi penyebab kekecewaannya, tentu Olivia merasa sangat terpuruk. Kemarahannya pada sang kakak bahkan membuatnya sampai tak mau menemui saat Aaron mengunjunginya malam sebelumnya untuk mengajaknya bicara. Genta, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Demi agar sang kakak ipar melihat kesungguhannya untuk berubah, dia harus memutar otak untuk membuat istrinya kembali berbaikan dan memaafkan Aaron. “Sayang, mau ikut aku nggak?” tanyanya saat memasuki kamar. Dilihatnya Olivia masih tidur membelakangi pintu dan bergelung selimut tebal. Tak seperti biasanya, Oli

  • MANTAN JADI IPAR   PART 37

    Mengikhlaskan adiknya untuk Genta memang bukan perkara yang mudah untuk Aaron selama ini. Tapi sifat pemaaf yang banyak diturunkan oleh ibunya, membuatnya harus menerima keberadaan Genta dalam kehidupan Olivia. Meski tak pernah bisa berkomunikasi dengan baik dengan adik iparnya, nyatanya Aaron juga tetap memberikan fasilitas terbaik untuk suami Olivia itu. Terbukti, setelah waktu itu membelikan sebuah rumah untuk keduanya, Aaron pun membiarkan Genta menempati posisi yang lumayan penting di perusahaannya. Bagi Genta sendiri, sikap acuh kakak iparnya padanya terkadang memang menyesakkan, tapi tetap masih bisa dimakluminya. Apalagi, Aaron bukan tipe kakak ipar yang sering mencampuri urusan rumah tangganya dengan Olivia, selain hanya untuk mengatur dimana mereka harus tinggal dan apa pekerjaan yang pantas untuknya sebagai seseorang yang telah menyandang marga Winata. Hal lainnya lagi tentang Aaron, sepertinya tak terlalu mengganggu Genta. Apalagi setelah dia berniat untuk memperbaiki keh

  • MANTAN JADI IPAR   PART 36

    Alea benar-benar tak mengerti dengan semua yang terjadi dengannya saat itu. Aaron mempercayainya untuk membantu membangun sebuah Sekolah Gratis? Tapi kenapa harus dia? Mungkinkah ini ada hubungannya dengan keikhlasannya berdamai dengan masa lalu?“Jangan bercanda, Aaron. Kamu pasti salah orang.” Akhirnya tawa adalah jalan yang dipilihnya, karena merasa lelaki di depannya itu terlalu konyol menurutnya. “Tidak Alea, aku tidak salah. Aku justru akan merasa bersyukur kalau kamu mau membantuku.”“Tapi aku ini siapa? Aku bahkan belum punya banyak pengalaman dalam mengajar.”“Jangan khawatir soal itu. Nanti aku akan mencarikan beberapa orang lagi yang juga akan membantuku. Yang jelas, aku ingin kamu menjadi bagian dari proyek ini. Please, aku mohon bantuanmu sekarang.” Sifat Alea yang aslinya sangat lembut itu tentu tersentuh dengan permintaan tulus dari Aaron. Apalagi, dunia pendidikan memang lah passion-nya dari kecil. Sekarang justru dia lah yang merasa mendapatkan anugerah dari keikhla

  • MANTAN JADI IPAR   PART 35

    Dua hari setelah itu, Dena memutuskan untuk menyudahi sandiwaranya di rumah sakit. Hari itu juga, salah seorang perawat mengatakan pada mereka bahwa Dena sudah bisa dibawa pulang. Tak berapa lama, wanita itu terlihat menghubungi Rama untuk menjemputnya dan berpura-pura meminta lelaki itu untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Namun yang muncul satu jam setelah itu bukan hanya Rama saja, melainkan juga Aaron. “Kok Bapak ikut ke sini?” Dena pun keheranan. Dua hari sebelumnya dia sudah melihat Aaron dan Alea banyak mengobrol. Bahkan malam sebelumnya, Dena memergoki Alea sedang mendapat panggilan dari Aaron walau dengan alasan menanyakan kabarnya. Hal itu tentu membuatnya yakin bahwa masalah di antara keduanya kini sudah selesai, hingga kemudian Dena pun memutuskan untuk pulang saja ke kostnya. Namun rupanya, dugaan bahwa ada sesuatu yang spesial dengan perasaan Aaron ke Alea pun terjawab. Lelaki itu ternyata masih ingin berdekatan dengan Alea meski sudah mendapatkan maaf dariny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 34

    Alea sangat lega saat akhirnya bisa melihat kondisi sahabatnya yang tak separah dugaannya. Menurut perawat yang menemuinya, Dena hanya mengalami luka ringan saja. Hal itu membuat raut pucat di wajahnya pun berangsur menghilang. Apalagi kala sang perawat sudah mengijinkannya masuk ke ruangan dimana Dena berada. Kelegaan hati Alea melihat kondisi Dena yang tak parah membuatnya tak sempat memikirkan hal hal janggal yang sebenarnya ada dalam kejadian itu. Alea bahkan tak memperhatikan gerak mata Dena dan Aaron yang sesekali bertemu untuk mengisyaratkan sesuatu. Alea tentu saja tak pernah tahu bahwa peristiwa kecelakaan yang terjadi pada sore hari itu hanyalah sebuah rekayasa yang idenya muncul dari sahabatnya itu saat sedang mengobrol bersama Aaron siang harinya di kantor. Aaron yang biasanya sangat serius dalam menghadapi sesuatu, entah kenapa menurut saja saat Dena mengutarakan tentang rencananya untuk membuat Alea tetap tinggal. Atau setidaknya menunda kepulangannya ke kampung. “Kam

  • MANTAN JADI IPAR   PART 33

    Setelah berbincang panjang lebar dengan Dena di kantor hari itu, akhirnya Aaron tahu bagaimana penilaian Alea padanya. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, tentu saja Alea tidak menganggapnya sebagai orang yang baik. Dirinya dan adiknya, di mata Alea, hanyalah orang-orang yang telah merusak kebahagiaannya.Namun mengetahui hal itu, bukannya membuat Aaron mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Alea. Hal itu justru membulatkan tekad untuk mendapatkan maaf darinya. Aaron sendiri tidak mengerti kenapa sampai memiliki rasa yang seperti itu pada seseorang. Mungkin apa yang dikatakan Dena benar, bahwa dirinya hanya merasa bersalah karena merasa telah menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Alea. Bahkan juga membuat wanita itu kehilangan pekerjaannya, Bahkan Dena sempat mengatakan padanya untuk melupakan saja masalah itu karena dia yakin Alea pasti akan memaafkannya suatu hari nanti tanpa harus dimintai maaf. Tapi hal itu justru semakin membuat Aaron penasaran. Apalagi banyak hal mena

  • MANTAN JADI IPAR   PART 32

    Rupanya Aaron tak salah memilih Dena menjadi informannya tentang Alea. Selain karena keduanya adalah sahabat, ternyata Dena juga sangat cepat memberikan informasi yang dibutuhkannya. Hari itu juga, sebelum Aaron sampai di apartemennya, Dena sudah menelponnya untuk melaporkan sesuatu. Padahal dia sendiri bahkan belum memberikan instruksi apapun pada sahabat Alea itu.“Pak Aaron, ini saya Dena.” Suara wanita di seberang membuat hati lelaki itu berdebar karena tak sabar ingin tahu kabar dari Alea. “Iya, aku sudah simpan nomor kamu. Ada apa?” Suaranya masih terdengar tenang meski hatinya sangat lah penasaran. “Maaf kalau saya ganggu ya, Pak? Saya mau cerita soal Alea,” kata suara dari seberang, terdengar sedikit ragu.“Cerita saja, ada apa?” tanya Aaron.“Saya tidak berhasil membujuknya untuk kembali masuk kerja, Pak. Dia malah memutuskan untuk balik ke kampung. Gimana, Pak?” Kali ini nada bicara Dena terdengar mulai panik dan berbisik. Aaron yang sedang ingin fokus mendengarkan kabar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status