Share

MANTAN JADI IPAR
MANTAN JADI IPAR
Author: Reinee

PART 1

Author: Reinee
last update Last Updated: 2022-02-01 20:19:18

Wanita bertubuh ramping dengan balutan blazer dan celana panjang bahan itu mengayunkan langkah lelahnya menuju ruang guru usai mengajar di kelas XII 5.

Ruangan itu sudah nampak sepi, hanya tersisa beberapa guru saja yang masih tinggal dan sedang bersiap-siap untuk pulang.

Di belakang meja kerjanya, seperti biasa Geng Trio Rumpi, bu Lukman, bu Setya, dan bu Rika terlihat masih asik berbisik-bisik serius.

"Pada lagi ngegosip apa hayoo?" goda wanita berwajah manis itu sambil mendudukkan diri di kursi depan mereka.

"Itu lho bu Lea, denger-denger nih ada siswa yang lagi hamil. Bu Lea udah tau belum?" tanya bu Lukman penuh semangat melihat kedatangan Alea.

"Hah? Serius, Bu? Jangan-jangan cuma gosip?" Wanita itu seperti biasa, tak mudah termakan dengan berita yang belum pasti kebenarannya.

"Sebenarnya baru tebakan sih," ucap bu Lukman disertai dengan cengirannya. "Tapi kayaknya bener deh. Soalnya sudah santer beritanya diantara anak-anak kelas XII. Kayak tadi tuh ya, pas saya ngajar di kelasnya. Waktu saya perhatikan tuh anak jadi salah tingkah gitu.

Dia kan biasa sehari-hari pakai baju seragam yang ketat ya? Nah tadi saya lihat, seragamnya tuh agak kegedean gitu lho. Agak aneh sih kalau menurut saya," jelas bu Rika.

"Apa jangan-jangan memang sengaja buat nutupin itunya ya?" terka bu Setya.

"Haduuh haduuuuh, ibu-ibu ini sebenarnya lagi pada ngomongin siapa sih saya kok nggak ngerti?" Dahi Alea berkerut-kerut saking tidak tahunya apa yang sedang dibicarakan para rekan kerjanya itu. "Apa pak Kepala sekolah sudah tau hal ini?" Dia pun kemudian bertanya.

"Itu lho, si Olivia, Bu. Anak kelas XII 2," jawab bu Setya setengah berbisik.

"Olivia Alexandra Winata?" Mata Alea langsung membulat dibuatnya.

Bagaimana mungkin wanita itu tak terkejut? Olivia Alexandra Winata adalah anak didik yang paling menonjol di mata pelajaran Bahasa Inggris yang dia ampu. Di matanya, Olivia adalah anak paling pandai dari seluruh siswa kelas XII, meskipun hanya dalam mata pelajaran yang diampunya itu saja. Alea mengakui hal itu sejak Olivia dipindahkan dari kota ke sekolah pinggiran tempatnya bekerja.

Dari fisik, Olivia memang terlihat paling berbeda dari anak didiknya yang lain. Bukan hanya dari namanya saja yang sedikit kebarat-baratan, karena di sekolah itu siswa-siswanya kebanyakan masih menyandang nama-nama berbau lokal seperti Siti, Dina, Ani, bahkan Asih, dan sebangsanya. Penampilan Olivia pun paling menonjol diantara teman-temannya. Dia yang selalu terlihat paling modis, disamping juga memang memiliki wajah yang sangat cantik.

"Ibu-ibu ini nggak pada pulang malah bergosip," suara canda dan kekehan seseorang dari arah belakang mereka mengejutkan Alea. Jantung wanita itu sontak berdebar seiring dengan cekikikan ketiga rekan kerjanya.

"Cieeee yang mau pulang bareng," goda bu Rika. Alea pun menoleh ke sumber suara tadi. Genta, suaminya yang juga guru matematika di sekolah itu sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"Ayok bu Lea, kita pulang," ajaknya dengan senyum khas yang menawan. Lelaki yang baru sebulan ini berstatus sebagai suami Alea itu memang tetap selalu memanggilnya dengan sebutan 'Bu' jika berada di lingkungan sekolah.

Mereka berdua sebenarnya adalah korban keisengan teman-teman guru yang suka menjodoh-jodohkan antar guru muda yang masih single. Waktu itu Alea dan Genta memang sama-sama guru termuda dan masih berstatus lajang di sekolah itu.

Celakanya, perhatian Genta pada Alea juga sedikit berlebihan hingga makin beredarlah rumor bahwa mereka berdua memang berhubungan dekat.

Sebelum akhirnya keduanya menikah, Genta kerapkali mengajak Alea makan berdua di kantin saat jam kosong mengajar. Atau menunggu Alea sampai jadwal mengajarnya selesai. Padahal Genta sendiri seharusnya sudah bisa pulang dari awal.

Waktu kemudian membuat mereka dekat hingga Genta memutuskan untuk melamar Alea setelah setengah tahun kedekatan mereka.

"Dah ah, besok lagi lanjut gosipnya. Saya pulang duluan ya, ibu ibu," pamit Alea pada rekan-rekannya.

"Kita-kita juga udah mau pulang kok bu Lea. Yuk barengan aja turunnya," kata bu Lukman sembari bangkit. Lalu diikuti oleh dua teman bergosipnya.

"Bu Lea, tunggu di bawah sebentar ya, saya mau rapikan tugas anak-anak dulu," kata Genta tiba-tiba. Lelaki itu pun dengan cepat melangkah menuju ke meja kerjanya. Alea mengangguk, lalu segera menyusul ketiga rekannya yang sudah melangkah lebih dulu meninggalkan ruang guru yang kini sudah benar-benar sepi.

Tapi yang namanya ibu-ibu, sambil berjalan beriringan menuruni tangga menuju parkiran di lantai bawah pun, tetap saja mereka bergosip. Berbagai kejadian yang sebenarnya nggak penting di sekolah itu bisa jadi obrolan menarik jika sudah mampir di mulut trio rumpi itu.

"Aduh!" pekik Alea tiba-tiba saat keempatnya baru saja menginjakkan kaki di lantai satu.

"Kenapa, bu Lea?" Bu Lukman pun terlihat ikut-ikutan cemas.

"Kacamata saya ketinggalan di kelas," kata Alea sambil menepuk dahi. "Saya ambil dulu ya, Bu. Saya ditinggal aja deh nggak apa-apa," pamitnya pada teman-teman seprofesinya itu.

"Iya bu. Sudah nggak usah lari-lari, santai aja. Kita tungguin di bawah kok," pesan bu Rika setengah berteriak.

Secepat kilat Alea pun kembali menaiki tangga. Sudah bisa dibayangkan betapa capeknya dia harus naik lagi ke lantai 4 menuju ruang kelas XII5.

.

.

.

Dengan nafas tersengal akhirnya sampai juga wanita itu di lantai teratas gedung sekolah. Suasana sudah sangat sepi. Tidak ada lagi satu manusia pun di tempat itu. Pintu-pintu kelas juga sudah nampak tertutup rapat. Pak Sis, juru kunci sekolah, pasti sudah berkeliling untuk mengecek semua ruangan dan menutupnya tadi. Bulu kuduk Alea meremang seketika menyadari bahwa hanya ada dirinya di lantai itu.

Karena sedikit takut, Alea segera melangkah dengan cepat menuju ruang kelas tempat terakhirnya mengajar tadi. Rasanya dua kakinya sudah sangat lelah. Namun rasa takut mengalahkan kelelahannya. Dalam hati Alea berdoa, semoga saja kacamatanya masih ada disana dalam kondisi baik-baik saja. Karena Alea termasuk jenis wanita yang suka berhemat. Jadi pasti sayang jika uangnya harus dipakai untuk membeli kacamata baru. Mana tanggal gajiannya juga masih lumayan lama.

Baru beberapa langkah berjalan, mendadak Alea dikejutkan dengan suara orang sedang bercakap pelan. Dia menajamkan pendengaran berusaha mencari tahu dari mana sumber suara itu berasal.

Perlahan Alea pun berjalan mengendap saat dia yakin bahwa suara tadi berasal dari ujung koridor. Beruntunglah dia tak memakai high heel yang suaranya sangat berisik saat dipakai berjalan itu.

Semakin dekat dengan sumber suara, jantung Alea semakin berdebar cepat. Makin lama suara itu semakin jelas berasal dari dua orang yang sepertinya berlainan jenis. Siapa yang masih mengobrol di tempat yang sudah sunyi seperti ini?

Lalu dengan segenap keberanian, dilongokkannya sedikit kepala untuk melihat siapa sebenarnya mereka.

Dan betapa kagetnya Alea saat akhirnya dia melihat siapa yang sedang berada di balik tembok.

Dua makhluk berlawanan jenis sedang berpelukan di tempat sepi. Yang lebih membuatnya shock, ternyata mereka adalah Olivia dan seorang guru pria yang beberapa saat lalu menyuruhnya untuk menunggu di bawah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MANTAN JADI IPAR   PART 40 (TAMAT)

    Dua kabar yang diterima Aaron malam itu benar-benar mengaduk-aduk perasaannya. Genta yang mengabari lewat pesan bahwa Olivia sudah reda dari amarahnya, membuat lelaki itu sangat lega. Tapi kejadian itu tak berlangsung lama, karena kemudian Dena mengirimkan chat dan melaporkan bahwa Alea benar benar memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Seharusnya, redanya amarah adiknya membuat dia akan bisa lebih fokus menjalankan misinya dengan Alea. Penerimaan Olivia dengan kehadiran Alea dalam kehidupan mereka seharusnya menjadi hal baik yang akan melancarkan pula proyek barunya, tapi ternyata Alea justru terlanjur memutuskan hal lain. Alhasil, semalaman Aaron tak bisa memejamkan mata. Kegundahannya itu pun terbawa olehnya hingga sampai di kantor. Bahkan di tengah-tengah meeting dengan para bawahannya, Aaron tak lepas dari ponselnya untuk menghubungi Dena dan memantau soal Alea. Dalam hati dia berharap Dena memiliki ide cemerlang lagi untuk bisa mencegah Alea pergi.Sore itu juga saat

  • MANTAN JADI IPAR   PART 39

    Setelah membisu semalaman, Alea pun akhirnya memutuskan untuk menceritakan pada Dena apa yang terjadi saat dirinya sedang bersama dengan Aaron hari sebelumnya. Dena yang melihat sahabatnya begitu murung sejak kepulangannya itu, mencoba mendengarkan Alea dengan serius. Tentu saja masih dengan terus berpura-pura rebahan di atas tempat tidurnya dalam rangka melanjutkan sandiwara kecelakaan sebelumnya. “Jadi pas Aaron mengajakku ke panti asuhan milik keluarganya, adiknya datang, Den,” kata Alea mengawali ceritanya. “Si Olivia itu?” tanya Dena, lupa lupa ingat dengan nama adik Aaron. Alea pun mengangguk. “Lalu apa yang terjadi?” lanjutnya dengan rasa penasaran. “Dia marah-marah sama kakaknya. Aku juga kena imbas kemarahannya. Lucu kan, Den? Aku pikir kemarin waktu Aaron berulang kali minta maaf sama aku itu, adiknya juga sudah tahu. Ternyata cuma dia sendiri aslinya yang ingin minta maaf. Adiknya sama sekali nggak tahu apa-apa.” Alea tersenyum getir mengakhiri kalimatnya. “Loh, bukanny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 38

    Seharian itu, Olivia tampak hanya berbaring saja di di kamarnya. Situasi yang terjadi antara dirinya dengan sang kakak rupanya telah sangat benar-benar mempengaruhi moodnya. Hal itu tentu tak mengherankan, mengingat selama ini Aaron selalu menjadi garda terdepan dalam setiap masalahnya. Kakaknya itulah yang setiap saat selalu ada untuk menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, jika saat ini justru Aaron yang menjadi penyebab kekecewaannya, tentu Olivia merasa sangat terpuruk. Kemarahannya pada sang kakak bahkan membuatnya sampai tak mau menemui saat Aaron mengunjunginya malam sebelumnya untuk mengajaknya bicara. Genta, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Demi agar sang kakak ipar melihat kesungguhannya untuk berubah, dia harus memutar otak untuk membuat istrinya kembali berbaikan dan memaafkan Aaron. “Sayang, mau ikut aku nggak?” tanyanya saat memasuki kamar. Dilihatnya Olivia masih tidur membelakangi pintu dan bergelung selimut tebal. Tak seperti biasanya, Oli

  • MANTAN JADI IPAR   PART 37

    Mengikhlaskan adiknya untuk Genta memang bukan perkara yang mudah untuk Aaron selama ini. Tapi sifat pemaaf yang banyak diturunkan oleh ibunya, membuatnya harus menerima keberadaan Genta dalam kehidupan Olivia. Meski tak pernah bisa berkomunikasi dengan baik dengan adik iparnya, nyatanya Aaron juga tetap memberikan fasilitas terbaik untuk suami Olivia itu. Terbukti, setelah waktu itu membelikan sebuah rumah untuk keduanya, Aaron pun membiarkan Genta menempati posisi yang lumayan penting di perusahaannya. Bagi Genta sendiri, sikap acuh kakak iparnya padanya terkadang memang menyesakkan, tapi tetap masih bisa dimakluminya. Apalagi, Aaron bukan tipe kakak ipar yang sering mencampuri urusan rumah tangganya dengan Olivia, selain hanya untuk mengatur dimana mereka harus tinggal dan apa pekerjaan yang pantas untuknya sebagai seseorang yang telah menyandang marga Winata. Hal lainnya lagi tentang Aaron, sepertinya tak terlalu mengganggu Genta. Apalagi setelah dia berniat untuk memperbaiki keh

  • MANTAN JADI IPAR   PART 36

    Alea benar-benar tak mengerti dengan semua yang terjadi dengannya saat itu. Aaron mempercayainya untuk membantu membangun sebuah Sekolah Gratis? Tapi kenapa harus dia? Mungkinkah ini ada hubungannya dengan keikhlasannya berdamai dengan masa lalu?“Jangan bercanda, Aaron. Kamu pasti salah orang.” Akhirnya tawa adalah jalan yang dipilihnya, karena merasa lelaki di depannya itu terlalu konyol menurutnya. “Tidak Alea, aku tidak salah. Aku justru akan merasa bersyukur kalau kamu mau membantuku.”“Tapi aku ini siapa? Aku bahkan belum punya banyak pengalaman dalam mengajar.”“Jangan khawatir soal itu. Nanti aku akan mencarikan beberapa orang lagi yang juga akan membantuku. Yang jelas, aku ingin kamu menjadi bagian dari proyek ini. Please, aku mohon bantuanmu sekarang.” Sifat Alea yang aslinya sangat lembut itu tentu tersentuh dengan permintaan tulus dari Aaron. Apalagi, dunia pendidikan memang lah passion-nya dari kecil. Sekarang justru dia lah yang merasa mendapatkan anugerah dari keikhla

  • MANTAN JADI IPAR   PART 35

    Dua hari setelah itu, Dena memutuskan untuk menyudahi sandiwaranya di rumah sakit. Hari itu juga, salah seorang perawat mengatakan pada mereka bahwa Dena sudah bisa dibawa pulang. Tak berapa lama, wanita itu terlihat menghubungi Rama untuk menjemputnya dan berpura-pura meminta lelaki itu untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Namun yang muncul satu jam setelah itu bukan hanya Rama saja, melainkan juga Aaron. “Kok Bapak ikut ke sini?” Dena pun keheranan. Dua hari sebelumnya dia sudah melihat Aaron dan Alea banyak mengobrol. Bahkan malam sebelumnya, Dena memergoki Alea sedang mendapat panggilan dari Aaron walau dengan alasan menanyakan kabarnya. Hal itu tentu membuatnya yakin bahwa masalah di antara keduanya kini sudah selesai, hingga kemudian Dena pun memutuskan untuk pulang saja ke kostnya. Namun rupanya, dugaan bahwa ada sesuatu yang spesial dengan perasaan Aaron ke Alea pun terjawab. Lelaki itu ternyata masih ingin berdekatan dengan Alea meski sudah mendapatkan maaf dariny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 34

    Alea sangat lega saat akhirnya bisa melihat kondisi sahabatnya yang tak separah dugaannya. Menurut perawat yang menemuinya, Dena hanya mengalami luka ringan saja. Hal itu membuat raut pucat di wajahnya pun berangsur menghilang. Apalagi kala sang perawat sudah mengijinkannya masuk ke ruangan dimana Dena berada. Kelegaan hati Alea melihat kondisi Dena yang tak parah membuatnya tak sempat memikirkan hal hal janggal yang sebenarnya ada dalam kejadian itu. Alea bahkan tak memperhatikan gerak mata Dena dan Aaron yang sesekali bertemu untuk mengisyaratkan sesuatu. Alea tentu saja tak pernah tahu bahwa peristiwa kecelakaan yang terjadi pada sore hari itu hanyalah sebuah rekayasa yang idenya muncul dari sahabatnya itu saat sedang mengobrol bersama Aaron siang harinya di kantor. Aaron yang biasanya sangat serius dalam menghadapi sesuatu, entah kenapa menurut saja saat Dena mengutarakan tentang rencananya untuk membuat Alea tetap tinggal. Atau setidaknya menunda kepulangannya ke kampung. “Kam

  • MANTAN JADI IPAR   PART 33

    Setelah berbincang panjang lebar dengan Dena di kantor hari itu, akhirnya Aaron tahu bagaimana penilaian Alea padanya. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, tentu saja Alea tidak menganggapnya sebagai orang yang baik. Dirinya dan adiknya, di mata Alea, hanyalah orang-orang yang telah merusak kebahagiaannya.Namun mengetahui hal itu, bukannya membuat Aaron mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Alea. Hal itu justru membulatkan tekad untuk mendapatkan maaf darinya. Aaron sendiri tidak mengerti kenapa sampai memiliki rasa yang seperti itu pada seseorang. Mungkin apa yang dikatakan Dena benar, bahwa dirinya hanya merasa bersalah karena merasa telah menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Alea. Bahkan juga membuat wanita itu kehilangan pekerjaannya, Bahkan Dena sempat mengatakan padanya untuk melupakan saja masalah itu karena dia yakin Alea pasti akan memaafkannya suatu hari nanti tanpa harus dimintai maaf. Tapi hal itu justru semakin membuat Aaron penasaran. Apalagi banyak hal mena

  • MANTAN JADI IPAR   PART 32

    Rupanya Aaron tak salah memilih Dena menjadi informannya tentang Alea. Selain karena keduanya adalah sahabat, ternyata Dena juga sangat cepat memberikan informasi yang dibutuhkannya. Hari itu juga, sebelum Aaron sampai di apartemennya, Dena sudah menelponnya untuk melaporkan sesuatu. Padahal dia sendiri bahkan belum memberikan instruksi apapun pada sahabat Alea itu.“Pak Aaron, ini saya Dena.” Suara wanita di seberang membuat hati lelaki itu berdebar karena tak sabar ingin tahu kabar dari Alea. “Iya, aku sudah simpan nomor kamu. Ada apa?” Suaranya masih terdengar tenang meski hatinya sangat lah penasaran. “Maaf kalau saya ganggu ya, Pak? Saya mau cerita soal Alea,” kata suara dari seberang, terdengar sedikit ragu.“Cerita saja, ada apa?” tanya Aaron.“Saya tidak berhasil membujuknya untuk kembali masuk kerja, Pak. Dia malah memutuskan untuk balik ke kampung. Gimana, Pak?” Kali ini nada bicara Dena terdengar mulai panik dan berbisik. Aaron yang sedang ingin fokus mendengarkan kabar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status