Semua Bab MANTAN JADI IPAR: Bab 1 - Bab 10
40 Bab
PART 1
Wanita bertubuh ramping dengan balutan blazer dan celana panjang bahan itu mengayunkan langkah lelahnya menuju ruang guru usai mengajar di kelas XII 5. Ruangan itu sudah nampak sepi, hanya tersisa beberapa guru saja yang masih tinggal dan sedang bersiap-siap untuk pulang. Di belakang meja kerjanya, seperti biasa Geng Trio Rumpi, bu Lukman, bu Setya, dan bu Rika terlihat masih asik berbisik-bisik serius. "Pada lagi ngegosip apa hayoo?" goda wanita berwajah manis itu sambil mendudukkan diri di kursi depan mereka. "Itu lho bu Lea, denger-denger nih ada siswa yang lagi hamil. Bu Lea udah tau belum?" tanya bu Lukman penuh semangat melihat kedatangan Alea. "Hah? Serius, Bu? Jangan-jangan cuma gosip?" Wanita itu seperti biasa, tak mudah termakan dengan berita yang belum pasti kebenarannya. "Sebenarnya baru tebakan sih," ucap bu Lukman disertai dengan cengirannya. "Tapi kayaknya bener deh. Soalnya sudah santer beritanya diantara anak-anak kelas XII. Kayak tadi tuh ya, pas saya ngajar di
Baca selengkapnya
PART 2
Kaget bercampur kecewa membuat Alea bahkan tak sempat menitikkan air mata. Dengan getir dia pun melangkah kembali turun, melupakan niat awalnya mengambil kacamata yang tertinggal di dalam kelas. "Ketemu nggak bu kacamatanya? Lhoh ... lhoh ... bu Lea kok wajahnya pucat gitu, kenapa Bu?" Bu Lukman langsung menghujaninya dengan pertanyaan melihat wanita itu menuruni tangga dengan lesu. Alea tahu dia tidak mungkin menceritakan kejadian yang dilihatnya di lantai atas tadi pada temen-temannya itu. Apa jadinya jika mereka tahu? Pernikahan yang baru seumur jagung itu pastilah akan hancur dalam sekejap. Terlebih aib yang akan ditanggungnya setelah semua orang mengetahui hal itu. "Eh iya bu, ketemu kok," bohong Alea. "Oh ya Bu Rika, suami saya kayaknya ada kerjaan lemburan mendadak dari pak kepala sekolah. Saya boleh nebeng sampai rumah nggak?" "Oo ya tentu boleh dong. Ayo deh kita pulang sekarang. Udah mau sore juga ini, bu ibu." Bu Rika pun segera menggandeng lengan Alea menuju ke motorny
Baca selengkapnya
PART 3
Alea yakin orang-orang pasti akan bertanya-tanya jika hari ini sikapnya berubah drastis pada suaminya saat di sekolah. Sejujurnya Alea belum sanggup menjadi bahan gunjingan seisi penghuni sekolah itu. Jadi Alea pun memutuskan untuk tetap berangkat ke tempat kerja bersama Genta. Walau pada kenyataan, perasaannya sudah tak lagi sama terhadap suaminya. Sebenarnya, Alea bisa melihat raut tertekan di wajah Genta. Apalagi setelah pembicaraan mereka sore sebelumnya Alea tak lagi mengajak lelaki itu untuk bertegur sapa. Saat keduanya sampai di sekolah pun, kebiasaan Genta yang suka beramah tamah dengan teman-teman kantornya hari ini sedikit berkurang. Lelaki itu lebih banyak berdiam diri di meja kerjanya. Alea sendiri, nyatanya juga tak mudah untuk bersikap biasa saja. Apalagi saat hari ini dia mau tak mau harus memasuki kelas XII 2. Kelas dimana Olivia Alexandra Winata belajar. Jantung Alea berdegup sangat kencang hingga sampai di ruangan itu. Alea sama sekali tak tahu apakah Olivia menya
Baca selengkapnya
PART 4
Dan benar saja, beberapa menit kemudian staf Tata Usaha yang naik ke lantai atas memberitahu bahwa ada seorang wali murid yang ingin menemuinya. Alea pun bergegas ke meja piket, menitipkan tugas untuk kelas berikutnya. ...Di ruang tamu, ruang yang biasa digunakan para guru menemui para orang tua atau wali murid untuk membicarakan masalah yang agak privasi, pemuda tadi telah duduk menunggunya. Dengan sedikit canggung Alea menjabat tangan, bersikap seolah dia belum pernah bertemu dengan pemuda itu sebelumnya. Pemuda itu pun menyambut uluran tangan Alea sembari bangkit dari duduknya. Beberapa detik di ruangan itu, barulah Alea memperhatikan dengan seksama sosok tamunya. Seorang pemuda yang ditaksirnya berusia sekitar 25 tahun, atau mungkin kurang. Dengan postur tinggi tegap, bahkan sepertinya lebih tinggi dari suaminya. Penampilannya yang kekinian dengan wajah tak kalah dengan artis-artis jaman sekarang. Dari garis wajahnya memang sangat mirip dengan Olivia. Mungkin memang benar pe
Baca selengkapnya
PART 5
"Apa semua itu benar, Genta?" Lelaki baya yang rambutnya sudah memutih semua itu terlihat sangat gusar. Wajahnya seketika memerah sesaat setelah Alea menyudahi penjelasannya yang panjang lebar. Malam itu, Alea memang sengaja memaksa Genta untuk segera berbicara dengan orangtua mereka. Alea sudah tidak sanggup lagi menahan perasaan itu sendirian. "Aku masih belum sanggup bicara pada mereka, Al. Mereka pasti akan marah besar." Begitu ucap suaminya saat Alea mengemukakan pendapatnya untuk segera membicarakan masalah itu dengan orangtua mereka. "Kamu takut orangtua kita marah, Mas? Lalu kenapa waktu itu kamu menikahiku sedangkan kamu telah berbuat tidak senonoh dengan wanita lain? Apakah itu adil buat aku?" "Seharusnya kamu tidak menjebakku dalam masalahmu. Aku sekarang benar-benar merasa telah kamu jebak, Mas. Kamu jahat, sungguh jahat!" "Al, jangan begitu. Aku sama sekali tidak tahu kalau dia ham ..." "Itu bukan alasan! Seharusnya dengan siapa kamu tidur, dengan dia lah kamu menika
Baca selengkapnya
PART 6
"Kamu benar-benar mau ninggalin aku, Al?" Genta menghampiri istrinya yang sedang mengemasi barang-barang ke dalam tas besarnya. "Apa lagi yang kamu harapkan dariku, Mas? Pernikahan ini sudah tak mungkin bisa dipertahankan lagi. Apa kamu masih nggak ngerti juga?" Alya menghentikan sejenak kesibukannya, menatap wajah suaminya dengan malas. "Aku akan memperbaiki semuanya, Al. Kasih aku kesempatan." Alea makin jengah menatapnya. Masih saja lelaki itu seolah tak paham dengan apa yang telah terjadi dalam rumah tangganya. Wanita itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda frustasi. "Apanya yang bisa kamu perbaiki, Mas? Coba beritahu aku, apanya? Apa kamu bisa mengembalikan keadaan kita seperti sebelum ini? Sebelum aku melihat kalian berdua berpelukan di tempat sepi itu? Sebelum kamu menikahi aku? Bisa kamu, Mas? Bisa tidak?" Kali ini Alea sedikit berteriak. Tak mampu lagi dibendungnya air bening yang sedari tadi sudah sesak di kelopak matanya. Suaminya ini benar-benar keterlaluan
Baca selengkapnya
PART 7
Suasana di ruang guru siang itu terlihat haru. Raut kesedihan nampak di wajah-wajah para rekan kerja Alea. Bu Lukman, Bu Setya, dan bu Rika tentu jadi yang paling terpukul dengan pamitnya Alea pada hari itu. Ketiganya yang selama ini duduk di belakang bangku kerja Alea dan seringkali menghabiskan waktu makan siang bersama mendadak hanya jadi terdiam, sesekali saling pandang. "Kenapa jadi bu Lea yang harus memutuskan untuk pergi dari sekolah ini ya? Kan pak Genta yang salah," celoteh bu Rika yang terlihat paling terpukul diantara ketiganya. "Lhoh bu Rik ini gimana. Pak Genta kan memang sudah dipecat." "Iya kah? Gosip dari mana, Bu Set?" "Gimana sih? Bu Rika tuh sukanya gitu deh, nggak dengerin kalau orang lagi cerita. Jadi, kemarin itu pak Giyono memanggil bu Lea dan pak Genta. Pak Giyono sudah mengeluarkan surat pemecatan untuk pak Genta dan juga surat pengeluaran untuk si Olivia. Tapi sebenarnya pak Giyono tetap ingin bu Lea ngajar di sini kok, karena kan bu Lea memang tidak bersa
Baca selengkapnya
PART 8
Olivia membanting tas selempangnya sembarangan ke lantai kala dirinya memasuki rumah besar dan megah dengan pagar tinggi menjulang peninggalan orangtunya itu. Aaron yang berjalan di belakangnya sampai kaget dengan tingkah adiknya. "Bik, bikinin es kopi!" teriaknya kemudian pada salah seorang pembantu di rumah itu. Dihempaskannya tubuh ke sofa, seolah anak itu lupa bahwa saat ini ada janin yang tengah bersemayam di rahimnya. Muka manyunnya membuat Aaron sedikit kesal dengan adiknya itu. "Kamu kenapa sih, Liv?" tanya pemuda itu sembari mendudukkan dirinya di sebelah sang adik. "Kenapa sih kakak cegah aku tadi buat ngomong sama dia?" Aaron menggeser sedikit posisi duduknya lebih mendekat pada Olivia. Kemudian dengan lembut memegang bahu adiknya dan menghadapkan tubuh ramping itu ke arahnya. "Memangnya apa yang mau kamu bicarakan dengannya?" tanya Aaron. "Aku yakin sekali Kak, pasti dia yang telah membuat Genta tidak segera menemuiku untuk minta maaf dan bertanggung jawab," gerutu ga
Baca selengkapnya
PART 9
Satu bulan kemudian, pengadilan akhirnya memutuskan sidang perceraian atas Alea dan Genta. Sementara Aaron yang secara diam-diam mengikuti perkembangan hubungan Genta dan Alea hanya untuk memastikan bahwa lelaki itu benar-benar akan menikahi adiknya, telah mempersiapkan acara pernikahan tertutup yang mewah di sebuah hotel berbintang di kota kecil itu. Alea sendiri masih harus berusaha keras untuk ikhlas menerima kenyataan. Dirinya pun sudah bersiap untuk segera merealisasikan rencananya meninggalkan kota kecil tercintanya menuju Jakarta. ...Mungkin sebuah kebetulan, jika hari minggu sore itu menjadi hari pernikahan Genta dan Olivia sekaligus kepergian Alea meninggalkan masa lalunya. Pak Ridwan dan Bu Ridwan yang mengantarkan kepergiannya, menatap putri semata wayang mereka yang telah duduk di kursi penumpang bis kelas bisnis sore itu. Sorot mata bu Ridwan nampak diliputi kesedihan mendalam meski melihat Alea melebarkan senyum dari atas bis yang segera akan membawanya meninggalkan
Baca selengkapnya
PART 10
"Iya, aku tau. Udah, kamu nggak usah khawatirin aku, Den. Insya Allah aku udah siap kok dengan segala resikonya. Doakan aja aku cepet dapet kerja ya?" "Iya pasti lah aku doakan. Mana mungkin enggak sih. Oh ya ngomong-ngomong, jadi gimana Al ceritanya? Kamu kan baru nikah sama suami kamu, siapa tuh namanya?""Genta," sahut Alea."Iya. Genta itu, baru sekitar satu bulan kan? Kok bisa sih langsung mutusin buat cerai gitu? Apa nggak bisa dibicarakan secara baik-baik masalahnya?""Gimana ya, Den. Mungkin untuk kesalahan lain aku masih bisa maafkan. Tapi ini udah sangat fatal." Alea menghentikan kalimatnya. Sesak di dadanya rasanya kembali lagi."Apa memangnya? Dia selingkuh ya?" tebak Dena. "Bukan seperti itu sih tepatnya," sanggah Alea. "Trus apa dong?" desak Dena penasaran."Dia ternyata udah sempat pacaran sama murid kami sebelum memutuskan untuk menikahiku, Den." Alea sejujurnya tak pernah ingin mengungkit cerita itu lagi. Tapi demi sahabatnya yang penasaran, dia pun akhirnya mau ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status