Share

PART 6

Author: Reinee
last update Last Updated: 2022-04-04 05:11:49

"Kamu benar-benar mau ninggalin aku, Al?"

Genta menghampiri istrinya yang sedang mengemasi barang-barang ke dalam tas besarnya.

"Apa lagi yang kamu harapkan dariku, Mas? Pernikahan ini sudah tak mungkin bisa dipertahankan lagi. Apa kamu masih nggak ngerti juga?"

Alya menghentikan sejenak kesibukannya, menatap wajah suaminya dengan malas.

"Aku akan memperbaiki semuanya, Al. Kasih aku kesempatan." Alea makin jengah menatapnya. Masih saja lelaki itu seolah tak paham dengan apa yang telah terjadi dalam rumah tangganya. Wanita itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda frustasi.

"Apanya yang bisa kamu perbaiki, Mas? Coba beritahu aku, apanya? Apa kamu bisa mengembalikan keadaan kita seperti sebelum ini? Sebelum aku melihat kalian berdua berpelukan di tempat sepi itu? Sebelum kamu menikahi aku? Bisa kamu, Mas? Bisa tidak?" Kali ini Alea sedikit berteriak. Tak mampu lagi dibendungnya air bening yang sedari tadi sudah sesak di kelopak matanya. Suaminya ini benar-benar keterlaluan dan tak tahu diri rupanya.

"Tapi aku benar-benar nggak tau kalau anak itu hamil, Al. Aku nggak tau. Aku bersumpah, aku nggak tau."

"Apa kamu juga mau bilang kamu sedang tak sadar saat dulu melakukan perbuatan tak pantas itu dengannya? Begitu, Mas?"

"Al ...."

"Cukup! Semuanya sudah cukup. Tidak ada lagi hal yang perlu kita perdebatkan atau bicarakan lagi. Aku sudah memutuskan semuanya, Mas. Dan aku tak mungkin lagi bisa hidup sama kamu. Titik!"

"Tapi, Al. Aku cinta sama kamu. Aku nggak bisa kalau kamu ninggalin aku seperti ini?"

"Dia lebih nggak bisa lagi, Mas. Dia nggak akan bisa hidup tanpa kamu. Dia mengandung anak kamu. Kamu ngerti nggak sih, Mas? Kamu nggak kasihan sama anak itu? Atau kamu sudah nggak punya hati nurani? Dia itu yatim piatu, Mas. Lalu seenaknya saja kamu mau membiarkannya hidup menanggung malu dengan anak yang lahir tanpa ayah? Tega kamu berbuat begitu?"

Kali ini Genta terdiam. Dia tak menyangka bahwa istrinya bahkan sudah tahu banyak hal tentang Olivia. Entah dari siapa Alea mendengar bahwa Olivia sudah tak punya orangtua lagi. Tapi sepanjang dia mengenal istrinya itu, Alea bukan tipe orang yang suka ingin tahu masalah orang lain.

"Aku akan kembali ke rumah bapak hari ini. Tentang rumah ini, aku sudah ikhlaskan. Jika kamu masih ingin menempatinya dan melanjutkan kekurangan pembayarannya, kamu tidak perlu memikirkan untuk mengembalikan uang yang pernah aku gunakan untuk ikut andil dalam pembayaran rumah ini. Secepatnya aku akan mengajukan gugatan ceraiku agar kamu bisa lebih cepat bertanggung jawab pada orang yang seharusnya kamu nikahi."

"Al, jangan begitu. Aku nggak mau berakhir seperti ini. Ini nggak adil buat kamu, Al."

"Dengan menikahiku setelah kamu berbuat dosa dengan wanita lain saja itu pun sebenarnya sudah nggak adil buat aku, Mas. Jadi nggak perlu kamu mengungkit-ungkit keadilan buat aku. Aku pergi," pamit Alea tiba-tiba. Wanita itu segera mengangkat tas besarnya dan membawanya ke luar rumah menuju motor matic yang sudah disiapkannya sedari tadi.

Genta yang panik bergegas mengejarnya, meski dia tahu sepertinya tak akan mungkin bisa mencegah kepergian istrinya kali ini. Alea pun tak menggubris suaminya yang terus memohon untuk dimaafkan. Wanita itu pergi meninggalkan rumah dengan linangan air mata di wajah yang telah tertutup oleh helm warna hitamnya.

Genta masih terpaku di teras rumah minimalis itu, menatap istrinya yang kian menjauh meninggalkan rumah mereka. Lelaki itu masih tak percaya bahwa rumah tangganya ternyata harus berakhir seperti ini. Benar-benar tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

'Maafkan aku, Al,' gumamnya dalam hati.

.

.

.

Bu Ridwan menyambut putri semata wayangnya dengan prihatin. Saat sampai di dalam rumah, Alea yang telah menahan luapan perasaannya, tak mampu lagi bertahan. Dia menangis sejadinya di pangkuan sang ibu. Dengan lembut, wanita paruh baya itu mengelus punggung dan kepala sang putri, membiarkannya luruh dalam kesedihannya hingga tangisannya mulai reda.

"Sudah, tidak perlu kamu tangisi lagi lelaki itu. Dia tidak pantas mendapatkan air matamu, Al."

Pak Ridwan muncul di pintu kamar Alea setelah beberapa saat lamanya dibiarkannya anak dan istrinya larut dalam kesedihan.

"Bapakmu benar, Al. Tidak perlu kamu tangisi lagi apa yang sudah terjadi. Kalau kamu memang merasa rumah tanggamu sudah tidak mungkin lagi diperbaiki, ikhlaskan saja. Insya Allah setelah ini kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari apa yang pernah kamu miliki. Yakinlah itu, karena Allah tak pernah menguji hambanya dengan sesuatu yang tak mampu dia pikul."

Alea bangkit dari pangkuan sang ibu, menghapus air mata yang masih membasahi wajahnya, lalu mengangguk demi untuk membuat kedua oranguanya tak ikut larut dalam kesedihannya.

"Terima kasih, Pak, Bu. Lea nggak tau gimana jadinya jika tanpa kalian." Alea memeluk kedua orangtuanya erat. Merasa masih sangat beruntung ada mereka di saat-saat terpuruknya seperti ini.

.

.

.

"Lalu apa rencanamu setelah ini, Al?" tanya pak Ridwan malam itu saat ketiganya sedang menikmati makan malam.

"Biarkan dia beristirahat dulu, Pak. Jangan langsung dipaksa untuk memutuskan apa langkah selanjutnya. Biarkan saja semaunya Alea," sela bu Ridwan.

"Tidak apa-apa, Bu. Bapak benar, Lea memang sudah harus segera melupakan semua ini. Jujur sebelum pulang ke sini, Lea sudah memikirkan semuanya. Lea sudah punya rencana apa yang akan Lea lakukan setelah ini."

"Apa itu, Al?" tanya pak Ridwan penasaran.

"Besok Lea akan urus gugatan cerai, Pak."

"Apa sudah kamu pikirkan semuanya itu baik-baik, Al?" tanya sang ibu.

"Sudah, Bu. Tidak mungkin lagi Lea hidup bersama mas Genta."

"Bagus. Bapak senang kamu bisa berpikir jernih dalam situasi seperti ini, Al. Bapak bukannya senang kamu bercerai dari suaminu. Tapi kesalahan Genta ini sudah sangat fatal. Bapak tidak terima kamu diperlakukan seperti ini olehnya. Bapak juga tidak mungkin membiarkanmu masih bersama dengan lelaki seperti Genta itu."

"Iya, Pak. Lea sudah memikirkan semua itu dengan matang sebelum memutuskan. Jadi insyaAllah tak akan ada penyesalan di kemudian hari. Setelah itu, Lea juga akan ke sekolah. Lea berencana resign dari mengajar."

"Lhoh, kenapa Al? Bukannya kemarin kamu bilang bahwa pak Giyono tetap ingin kamu mengajar di sekolahnya?"

"Itu benar, Bu. Tapi Lea yang tidak sanggup, Bu. Kembali ke sekolah itu rasanya hanya akan menggores luka lagi. Lea harus pindah dari tempat itu."

"Lalu rencana kamu mau pindah kemana, Al?"

"Lea akan pergi ke Jakarta, Pak. Lea akan mencari kerja di sana. Lea sudah menghubungi sahabat Lea yang di sana."

"Jadi kamu akan pergi dari kota ini?" Bu Ridwan menatap anaknya dengan mata sendu.

"Iya, Bu. Untuk sementara waktu Lea akan di sana. Lea ingin melupakan semuanya dengan lebih mudah."

Bu Ridwan dan pak Ridwan saling berpandangan. Pak Ridwan mengangguk kala melihat ada raut cemas di mata sang istri, seolah ingin mengatakan pada istrinya bahwa Alea akan baik-baik saja. Bu Ridwan pun segera tahu bahwa suaminya sependapat dengan sang putri. Mungkin memang inilah jalan yang terbaik untuk Alea.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bumi
yg ditunggu sekian pirnama......akhirnya up juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MANTAN JADI IPAR   PART 40 (TAMAT)

    Dua kabar yang diterima Aaron malam itu benar-benar mengaduk-aduk perasaannya. Genta yang mengabari lewat pesan bahwa Olivia sudah reda dari amarahnya, membuat lelaki itu sangat lega. Tapi kejadian itu tak berlangsung lama, karena kemudian Dena mengirimkan chat dan melaporkan bahwa Alea benar benar memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Seharusnya, redanya amarah adiknya membuat dia akan bisa lebih fokus menjalankan misinya dengan Alea. Penerimaan Olivia dengan kehadiran Alea dalam kehidupan mereka seharusnya menjadi hal baik yang akan melancarkan pula proyek barunya, tapi ternyata Alea justru terlanjur memutuskan hal lain. Alhasil, semalaman Aaron tak bisa memejamkan mata. Kegundahannya itu pun terbawa olehnya hingga sampai di kantor. Bahkan di tengah-tengah meeting dengan para bawahannya, Aaron tak lepas dari ponselnya untuk menghubungi Dena dan memantau soal Alea. Dalam hati dia berharap Dena memiliki ide cemerlang lagi untuk bisa mencegah Alea pergi.Sore itu juga saat

  • MANTAN JADI IPAR   PART 39

    Setelah membisu semalaman, Alea pun akhirnya memutuskan untuk menceritakan pada Dena apa yang terjadi saat dirinya sedang bersama dengan Aaron hari sebelumnya. Dena yang melihat sahabatnya begitu murung sejak kepulangannya itu, mencoba mendengarkan Alea dengan serius. Tentu saja masih dengan terus berpura-pura rebahan di atas tempat tidurnya dalam rangka melanjutkan sandiwara kecelakaan sebelumnya. “Jadi pas Aaron mengajakku ke panti asuhan milik keluarganya, adiknya datang, Den,” kata Alea mengawali ceritanya. “Si Olivia itu?” tanya Dena, lupa lupa ingat dengan nama adik Aaron. Alea pun mengangguk. “Lalu apa yang terjadi?” lanjutnya dengan rasa penasaran. “Dia marah-marah sama kakaknya. Aku juga kena imbas kemarahannya. Lucu kan, Den? Aku pikir kemarin waktu Aaron berulang kali minta maaf sama aku itu, adiknya juga sudah tahu. Ternyata cuma dia sendiri aslinya yang ingin minta maaf. Adiknya sama sekali nggak tahu apa-apa.” Alea tersenyum getir mengakhiri kalimatnya. “Loh, bukanny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 38

    Seharian itu, Olivia tampak hanya berbaring saja di di kamarnya. Situasi yang terjadi antara dirinya dengan sang kakak rupanya telah sangat benar-benar mempengaruhi moodnya. Hal itu tentu tak mengherankan, mengingat selama ini Aaron selalu menjadi garda terdepan dalam setiap masalahnya. Kakaknya itulah yang setiap saat selalu ada untuk menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, jika saat ini justru Aaron yang menjadi penyebab kekecewaannya, tentu Olivia merasa sangat terpuruk. Kemarahannya pada sang kakak bahkan membuatnya sampai tak mau menemui saat Aaron mengunjunginya malam sebelumnya untuk mengajaknya bicara. Genta, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Demi agar sang kakak ipar melihat kesungguhannya untuk berubah, dia harus memutar otak untuk membuat istrinya kembali berbaikan dan memaafkan Aaron. “Sayang, mau ikut aku nggak?” tanyanya saat memasuki kamar. Dilihatnya Olivia masih tidur membelakangi pintu dan bergelung selimut tebal. Tak seperti biasanya, Oli

  • MANTAN JADI IPAR   PART 37

    Mengikhlaskan adiknya untuk Genta memang bukan perkara yang mudah untuk Aaron selama ini. Tapi sifat pemaaf yang banyak diturunkan oleh ibunya, membuatnya harus menerima keberadaan Genta dalam kehidupan Olivia. Meski tak pernah bisa berkomunikasi dengan baik dengan adik iparnya, nyatanya Aaron juga tetap memberikan fasilitas terbaik untuk suami Olivia itu. Terbukti, setelah waktu itu membelikan sebuah rumah untuk keduanya, Aaron pun membiarkan Genta menempati posisi yang lumayan penting di perusahaannya. Bagi Genta sendiri, sikap acuh kakak iparnya padanya terkadang memang menyesakkan, tapi tetap masih bisa dimakluminya. Apalagi, Aaron bukan tipe kakak ipar yang sering mencampuri urusan rumah tangganya dengan Olivia, selain hanya untuk mengatur dimana mereka harus tinggal dan apa pekerjaan yang pantas untuknya sebagai seseorang yang telah menyandang marga Winata. Hal lainnya lagi tentang Aaron, sepertinya tak terlalu mengganggu Genta. Apalagi setelah dia berniat untuk memperbaiki keh

  • MANTAN JADI IPAR   PART 36

    Alea benar-benar tak mengerti dengan semua yang terjadi dengannya saat itu. Aaron mempercayainya untuk membantu membangun sebuah Sekolah Gratis? Tapi kenapa harus dia? Mungkinkah ini ada hubungannya dengan keikhlasannya berdamai dengan masa lalu?“Jangan bercanda, Aaron. Kamu pasti salah orang.” Akhirnya tawa adalah jalan yang dipilihnya, karena merasa lelaki di depannya itu terlalu konyol menurutnya. “Tidak Alea, aku tidak salah. Aku justru akan merasa bersyukur kalau kamu mau membantuku.”“Tapi aku ini siapa? Aku bahkan belum punya banyak pengalaman dalam mengajar.”“Jangan khawatir soal itu. Nanti aku akan mencarikan beberapa orang lagi yang juga akan membantuku. Yang jelas, aku ingin kamu menjadi bagian dari proyek ini. Please, aku mohon bantuanmu sekarang.” Sifat Alea yang aslinya sangat lembut itu tentu tersentuh dengan permintaan tulus dari Aaron. Apalagi, dunia pendidikan memang lah passion-nya dari kecil. Sekarang justru dia lah yang merasa mendapatkan anugerah dari keikhla

  • MANTAN JADI IPAR   PART 35

    Dua hari setelah itu, Dena memutuskan untuk menyudahi sandiwaranya di rumah sakit. Hari itu juga, salah seorang perawat mengatakan pada mereka bahwa Dena sudah bisa dibawa pulang. Tak berapa lama, wanita itu terlihat menghubungi Rama untuk menjemputnya dan berpura-pura meminta lelaki itu untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Namun yang muncul satu jam setelah itu bukan hanya Rama saja, melainkan juga Aaron. “Kok Bapak ikut ke sini?” Dena pun keheranan. Dua hari sebelumnya dia sudah melihat Aaron dan Alea banyak mengobrol. Bahkan malam sebelumnya, Dena memergoki Alea sedang mendapat panggilan dari Aaron walau dengan alasan menanyakan kabarnya. Hal itu tentu membuatnya yakin bahwa masalah di antara keduanya kini sudah selesai, hingga kemudian Dena pun memutuskan untuk pulang saja ke kostnya. Namun rupanya, dugaan bahwa ada sesuatu yang spesial dengan perasaan Aaron ke Alea pun terjawab. Lelaki itu ternyata masih ingin berdekatan dengan Alea meski sudah mendapatkan maaf dariny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status