Home / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Surat Perjanjian 📝

Share

Surat Perjanjian 📝

Author: DityaR
last update Huling Na-update: 2025-05-13 21:47:20
Aku menyunggingkan senyum palsu kepada Mama, berusaha menutupi getar di ujung mata.

“Aku nggak apa-apa, Ma,” suaraku nyaris tak terdengar.

Mama enggak langsung menanggapi. Ia justru memindahkan tumisan ke piring saji. Sepertinya ia tahu ada sesuatu yang kutahan di dada. Tapi ia memilih diam. Mungkin itu bentuk pengertiannya.

Kami makan siang bersama. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar. Setelah selesai, aku hendak naik ke kamar. Namun sebelum keluar dari ruang makan, Mama menahan tanganku dan berkata, “Kalau kamu butuh apa-apa, cari Mama, ya!”

“Iya, Ma,” jawabku. Aku tersenyum, melepas genggaman tangannya yang hangat. “Khalisa naik dulu, ya?”

Begitu pintu kamar tertutup, tubuhku langsung lunglai. Aku bersandar di baliknya, memandangi layar HP yang masih menampilkan wajah Heksa dan perempuan itu.

Cincin?

Pertunangan?

Atau ... pernikahan?

Dadaku terasa ngilu.

Hampir saja aku mengetik balasan untuk Daniar, tapi kutahan. Apa gunanya? Aku yang mau ... aku yang me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • MANTAN WITH BENEFIT   Morning Kiss 🔥

    Aku lagi di dapur, menyiapkan bekal makan siang buat kerja, saat Khalisa turun dari kamar. Sudah beberapa hari aku betah di sini, walaupun sebenarnya ingin banget terus bareng dia, tapi aku tetap harus kerja. Lagipula, hari ini dia mau bicara ke Mamanya. Aku rasa itu bakal seperti melempar macan tutul sama rusa ke kandang yang sama. Aku tuang kopi buat dia, terus aku dorong pelan ke arahnya di atas meja. Bukannya mengambil, dia malah langsung mendekatiku. Semalam dia ganti baju tidur, pakai tank top sama celana pendek, katanya dia merasa lebih panas waktu tidur bareng aku daripada sendirian. “Pagi, cantik,” sapaku sambil menciumnya. Dia melingkarkan tangan di pinggangku. “Tadi pagi aku mau bangunin kamu pakai bl0wj0b, tapi kamu udah keburu nguras tenagaku semalam.” Sial, kita berdua sudah seperti kelinci gila. Untungnya dia pakai IUD, kalau enggak aku sudah bolak-balik cari kondom, minimal tiga kali, dan sepertinya namaku bakal masuk acara gosip si Derrin. “Eh, kenapa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Chiken Wings 🍗

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴ Setelah mengembalikan ATV ke garasi, aku sama Khalisa mampir beli Chicken Wings sama bir di Brine & Barrel. Karena kita sepakat enggak mau nongkrong lama-lama di sana, akhirnya aku langsung buru-buru buat ambil pesanan take away-nya. “Aku pingin banget nanyain tentang dulu, aku dulu tuh sukanya apa sih ... Hemm, tapi ya udahlah, aku tahan aja,” kata Khalisa sambil menggigit Chicken Wings, terus dia kepedasan, kipas-kipas tangan sendiri. “Mau susu enggak?” tawarku. Dia geleng-geleng sambil teguk bir. “Aku enggak apa-apa, kok. Tapi kalau aku dulu suka Chicken Wings, kayaknya aku enggak yakin, deh.” Aku tertawa, terus menawarkan satu potong milikku rasa Honey Barbeque ke dia. “Mau cobain punyaku?” Dia mend

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar II 🔥

    Dia tertawa pelan, turun ke bawah, mulutnya langsung mendarat di kismis mungilku. Diputar, dijilat, dicelup dan dimakannya lahap-lahap. “Enggak perlu lama-lama foreplay-nya, deh,” pintaku sambil meremas rambutnya. Dia melihat ke atas, kasih senyum setan sambil bicara pelan, “Enggak ah, kita main santai aja dulu.” Kepala aku jatuh ke belakang saat dia mencium perutku, terus turun makin ke bawah. Dia menarik pelan celana dalamku sampai aku bergeser posisi dan mengangkat satu kaki ke pundaknya. Aku sudah enggak kuat lagi menahannya. “Udah lama nih, enggak ada yang bikin aku sange selain diriku sendiri,” jujurku kepadanya. Dia enggak menjawab, cuma merespon dengan dua jarinya yang bermain di bibir rahimku. Badanku bergerak sendiri, pinggulku sudah enggak bisa diam, ketagihan, ingin dia terus menyentuh di titik itu. “Oh gila, Alzian .…” Dia menghembuskan napas hangat di situ, bikin badanku merinding. Lidahnya terus bermain, sedangkan suara-suara dari mulutku sudah enggak bisa

  • MANTAN WITH BENEFIT   Gelar Tikar I 🔥

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Aku sudah sering mencium Alzian di banyak fase hidupnya. Dari zaman dia masih jadi bocah culun yang canggung banget kalau lagi ciuman, terus jadi remaja labil yang lagi senang-senangnya berciuman, sampai akhirnya sekarang, jadi cowok hot. Tapi ciuman kali ini beda banget. Cara lidahnya menjelajahi bibirku, sukses bikin bulu kudukku meriang. Terus pas aku buka mulut, dia keluarkan suara pelan yang langsung bikin zona bawahku bergetar. Apa lagi saat lidahnya melilit lidahku. Aku pun memeluk lehernya, satu tanganku menempel di dadanya. Jantung siapa yang berdetak seperti ini? Aku atau dia? Kayaknya dua-duanya, deh. Ini ciuman yang aku harapkan dari pertama kali aku kembali ke Pecang dan sekarang tanganku megenggam bajunya erat-erat. Kita sudah mengalami banyak hal buat sampai ke titik

  • MANTAN WITH BENEFIT   Closure 💔

    “Seru enggak?” tanyaku sambil rebahan, miring, ambil keripik dari kantong snack. “Seru, sih. Eh, Aku boleh nyetir, enggak … nanti pas perjalanan balik?” Aku ingin banget tarik dia ke pelukanku, pegang tengkuknya, terus cium dia sampai lupa dunia kita. Tapi yang keluar dari mulutku malah, “Ya, boleh, lah.” Dia senyum dikit terus mengambil sandwich yang aku buatkan. “Terus, kamu lagi sibuk apa, nih sekarang?” Bagaimana, sih caranya menjelaskan ke dia kalau hidupku itu cuma capek buat memikirkan dia? Keluargaku saja sampai khawatir melihat aku begini. “Kerja doang, serius.” “Hemm … Enggak ada gosip apa, gitu?” Aku duduk, ambil sandwich dari tas. “Aldani sama Maya tuh sempat jadi trending topic di Pecang, tapi cuma bentar, sih.” “Ceritain, deh!” Dia duduk menyilangkan kaki. “Dia cocok banget buat Aldani. Kamu tahu sendir, kani dulunya Aldani kayak gimana?” Dia mengangguk pelan. “Aku ingat, dulu kalian berdua tuh beda banget pas Mama kamu meninggal.” “Ya, gitu deh.” “Kamu tuh

  • MANTAN WITH BENEFIT   Waktunya Piknik 📸

    ୨ৎ A L Z I A Nજ⁀➴Jumat pagi, aku memutuskan buat mengajak Khalisa jalan-jalan naik ATV. Jadi, aku keluarkan trailer sama ATV-nya dari garasi. Sejak Senin kemarin pas kita mampir ke rumah orang tuaku, dia seperti melamun begitu. Padahal dia itu semangat banget pas mengingat hari pernikahan kita. Tapi entah kenapa ... ada saja yang berbeda dari caranya bersikap, waktu itu. Saat aku balik masuk ke rumah, Khalisa sudah siap, duduk di meja, memainkan HP-nya sambil diputar-putar. “Eh, ngapain kamu?” tanyaku. Dia angkat kepala, terus bangkit sambil mengambil HP-nya. “Enggak ngapa-ngapain, nungguin kamu aja.” “Kamu kayak lagi mikirin sesuatu.” “Mama aku,” jawabnya. Sudah, itu saja jawaban yang aku butuhkan. Mamanya Khalisa itu suka kirim chat atau menelepon tiap hari. Kadang Khalisa angkat, kadang kalau aku ada di ruang tamu, dia malah pura-pura enggak dengar. Aku kesal, sih. Kayak dia itu ingin menutupi kenyataan kalau kita lagi tinggal serumah lagi. Walaupun ya ... sumpah deh, eng

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status