Dia masih bengong mencerna kalimatku. Tanpa menunggu jawaban darinya, aku pun langsung bilang, "I love you, Sayang!" "Khal?" gumamnya. Dari suaranya, terdengar jelas kalau dia lagi menahan kantuk. "Iya." "Barusan kamu bilang apa?" "Kamu nggak dengar?" desahku, "Atau emang pura-pura enggak dengar?" Spontan, dia menggeleng. Matanya sedikit lebih sayu daripada satu jam yang lalu, mungkin dia lelah. Oke. Mungkin dengan satu ciuman bisa membuatnya bergairah lagi. Begitu bibir kami menyatu, matanya seperti anak kucing, "Khalisa …." "Hhmm, iya," balasku. "Udah nggak ngambeg lagi sekarang?" "Iya." Bukannya membalas ciumanku, Alzian malah kabur ke springbed. Melempar kedua tangannya di atas kepala, dan Juniornya masih mengacung keras. Jujur sebenarnya agak geli, sih. Tapi aku berusaha memberanikan diri untuk naik ke atasnya. "Enggak apa-apa, kita bisa lakuin next time," bisikku, kedua tanganku bertumpu di dadanya. "Mau secepat apa pun itu, aku enggak peduli, asal sama kamu."
Last Updated : 2025-03-18 Read more