"Khalisa, kamu nggak apa-apa, kan?" Alzian terperanjat ketika melihatku bersama dua pengawal yang kini telah lenyap di balik pintu. Tatapannya tak henti-hentinya tertuju pada bahuku, "Kamu berdarah?" "Oh, ini? Ak—" "Nggak-nggak! Aku panggilin dokter. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa!" Alzian menarik HPnya dari atas meja, namun aku segera menahan tangannya saat nada 'tuut' terdengar. "Mas, aku nggak apa-apa. Udah, aku mau istirahat. Aku capek," gumamku lirih, seraya melangkah melewatinya menuju ranjang, lalu menjatuhkan diri di atasnya. Saat hendak menarik selimut, pandanganku justru tertumbuk ke arah itu, ke bokser hitam Alzian yang kini tampak semakin mengembung. "Tapi kalau kamu mau ambil bulan madunya sekarang, aku siap, kok, Mas." Tanpa menunggu komando, Alzian melompat ke atas ranjang, meraih kedua tanganku, lalu membimbingnya menari di sisi kepala kami. Tatapan kami bertaut erat, saling mengunci. Hening, hanya desis kecupan yang mengisi kamar ini. Tiba-tiba, suara lain terde
Last Updated : 2025-04-23 Read more