MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
Bab 14.Bima yang masih saja mengikuti Ayu yang berjualan, terkagum-kagum dengan sikap gadis kampung seperti Ayu. Bima tidak menyangka masih ada orang yang baik mau berbagi padahal mengingat dirinya yang masih terbilang dalam kekurangan. Gadis limited edition. Tanpa diduga Ayu yang telah memberikan nasi kepada anak kecil yang berjumlah dua orang, berlalu pergi meninggalkan mereka dan melanjutkan menggeyot sepedanya kembali.Bima terus saja mengikuti kemana gadis itu hendak pergi? Walaupun harus berlari untuk mengejarnya, tak menjadi halangan untuk Bima tetap mengikutinya. Itu semua bahkan tidak membuatnya mengurungkan niat untuk mengetahui apa yang dilakukan gadis yang mampu memikat hatinya.Bima terus dan terus saja mengikuti Ayu menggeyotkan sepeda miliknya, walau terkadang Bima harus sedikit berlari, agar tidak ketinggalan. Walaupun Ayu menggeyot sepedanya pelan tapi tetap saja kalauMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA Bab 15.#Pov ayuAku merupakan anak dari Pak jenggot dan Bu sulastri, yang selama ini aku anggap orang tua kandungku. Kami merupakan keluarga yang sangat sederhana, terkadang uang kami hanya cukup untuk sekedar makan saja. Tapi, aku tetap mensyukuri itu semua. Orang tua yang kuanggap sebagai orang tua kandungku ternyata hanya orang tua angkatku. Mereka yang telah memberitahuku bahwa mereka bukanlah orang tua kandungku. Jujur, saat pertama kali aku mendengar penuturan mereka, hatiku hancur berkeping seperti di timpa baja di atas kepalaku. Tapi, aku tetap bersyukur memiliki orang tua seperti mereka. Bapak yang saat itu mendapatkanku di dekat mesjid yang sekarang sering Bapak jaga dan urus.Bapak mendapatkanku di dalam sebuah kotak yang hanya di balutkan kain begitu saja sebagai pembungkus badan mungilku masih bayi. Bapak menemukanku setelah ia selesai melaksanakan sholat shubuh.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 16.Ibu itu berlalu meninggalkan Bima, ia berjalan menghampiri Ayu yang sedang asyik berbicara bersama seorang pria yang bernama Wahyu. Entah apa yang diucapkan ibu itu yang mengakibatkan mereka melihat ke arah Bima secara bersamaan. Tak butuh waktu lama Ayu pun langsung menggeyot sepeda miliknya untuk segera datang menghampiri Bima yang masih berdiri ditempatnya."Astahfirullah, ada apa dengan hatiku?" ungkap Bima sambil memegang dadanya. Jantungnya seakan berdetak lebih kencang seperti ingin melompat keluar, akibat dag dig dug tak karuan ketika melihat Ayu yang datang menghampirinya. Semakin lama semakin mendekat ke arahnya."Ya, Allah. Ampunilah aku, jika hatiku seperti ini ketika melihat gadis yang semakin mendekat ke arahku," ucapnya yang berusaha mengatur nafas yang serasa naik turun seperti karet."Mas, mau membeli nasi?" tanya Ayu yang ba
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 17.Setelah apa yang Bima ucapkan kepada Ayu pagi tadi. Bima merasa tidak yakin dengan jawaban Ayu. Bukan karena Bima tak menyukai sosok gadis itu melainkan dari kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Bima bahkan sangat-sangat menyukai sosok gadis yang luar biasa menurutnya. Kata yang baru saja di dengarnya mampu membuat hati tidak yakin akan jawabannya."Apa mungkin? Ayu akan menerimaku, apalagi kalau dia tahu siapa aku sebenarnya?" batin Bima.Namun, Bima tetap memutuskan untuk datang ke rumah Pak jenggot dan bertanya tentang Ayu pada Pak Jenggot. Mungkin saja, Pak Jenggot mampu mengubah pendapat Ayu tentang Bima.Seperti biasa Ayu sedang menunggu kedatangab anak-anak untuk belajar mengaji. Ia juga menyempatkan diri untuk membaca Al-qur'an terlebih dahulu. Bima sangat bahagia sekali bisa melihat Ayu walaupun hanya dari kejauhan. Hatinya terasa berbunga-bu
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 18.Bima yang merasa waktu sudah mulai larut, ia pun memutuskan untuk kembali. Ia tak ingin jika nantinya ada gosip tentang dirinya dan juga Ayu."Waktu sudah larut malam, Pak. Sebaiknya saya pamit pulang dulu ya! Supaya Bapak juga bisa beristirahat kembali. Sudah cukup lama kita berbincang-bincang sampai tak terasa waktu sudah semakin larut. Semoga Bapak cepat sembuh ya! Biar bisa kumpul di masjid lagi," ucap Bima yang berdiri dari tempat duduknya."Terima kasih ya, Nak Joko. Kamu sudah mau menjenguk, Bapak. Jika Bapak ada salah sama Nak Joko, mohon untuk di maafkan ya! Mungkin hari esok kita tidak bisa bertemu lagi," ucap Pak Jenggot, spontan membuat Bima terkejut dengan ucapan yang baru saja dilontarkan dari mulut lelaki tua yang saat ini bersamanya."Bapak...!" panggil Ayu yang masih memeluk Bapaknya."Bapak kok ngomong seperti itu! Bapa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 19."Bapak tanya sekali lagi, apa kamu menyukai anak Bapak, Ayu?" Pak Jenggot pun bertanya kembali dengan tenaga yang mulai melemah.Bima yang memang sudah mempersiapkan jawabannya tidak sedikit pun ragu untuk menjawab pertanyaan itu keluar dari mulutnya."Iya, Pak. Saya sangat menyukai anak Bapak dari pertama saya bertemu dengannya waktu Bapak memperkenalkan ia sebagai anak Bapak," jawab Bima dengan lantang.Pak Jenggot pun tersenyum lega setelah mendengar jawaban Bima. Sebelum Bima menjawab, ia sudah menduga apa yang akan di jawab Bima. Akhirnya, ia lega untuk bisa menitipkan Ayu kepada Bima."Alhamdulillah... akhirnya Bapak mendapatkan jawaban yang Bapak inginkan. Ada satu permintaan Bapak, sebelum akhirnya Bapak menutup mata untuk selama-lamanya," ungkapnya dengan nada yang semakin pelan untuk di dengarkan.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 20.Bima segera bergegas untuk melihat. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah? Sampai-sampai suara teriakan dari dalam rumah yang tak lain merupakan suara teriakan dari Ayu yang lain adalah istrinya.Walaupun sempat terjatuh karena berlari untuk mengejar suara yang berasal dari dalam rumah. Setelah memasuki rumah, Bima yang baru saja mendapati istrinya terduduk lemas di lantai sambil menangis dengan memegang sepucuk surat yang ada di tangannya kanannya."Dik! Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Apa yang terjadi?" tanya Bima yang mulai panik. Bahkan ia sambil berlari menghampiri Ayu yang sekarang menjadi istrinya walaupun terjatuh tak perduli. Bahkan ia tak sadar telah memanggil Ayu dengan sebutan, Adik."Hu..uuu...hu...u.uu.."Hanya suara tangisan yang terdengar dari mulut sang istri. Semakin lama semakin keras setelah mendengar a
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 21.#Prov ayuAku yang tanpa sengaja sering berjumpa dengan Mas Joko selalu saja merasakan perasaan aneh terhadapnya. Perasaan yang bahkan tak kurasakan sebelumnya. Apa yang sebenarnya kurasakan saat ini terhadap Mas joko? Aku pun tidak mengetahui jelas, perasaan apa ini sebenarnya? Aku bahkan bingung setiap kali harus berjumpa dengannya. Entah lah, aku bahkan baru mengenalnya seperti seseorang yang terhipnot*s oleh asmara pemikat darinya. Berhubung aku seorang wanita, tentu saja aku harus mampu menyembunyikan rasa ini di hadapannya.Mas Joko yang selalu membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak. Yang terkadang aku pun bingung, mengapa ia sering membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak?Pernah aku bertanya padanya, malah jawabannya membuat hatiku semakin bingung. Alasannya, agar aku tak perlu bersusah payah berjualan keliling, ucapnya kala itu.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 22.Tak terasa seminggu sudah setelah kepergian almarhum Pak Jenggot yang lebih tepatnya bapak mertua Bima. Akhirnya tibggal lah mereka berdua di rumah peninggalan almarhum Pak Jenggot. Ya, Bima memutuskan untuk tinggal di rumah mertuanya, agar bisa menemani Ayu yang telah menjadi istrinya selama seminggu. Apalagi status mereka yang sudah menikah, tidak akan ada yang namanya fitnah jika tinggal dalam satu atap.Tak terasa sudah seminggu lamanya mereka sudah sah menjadi sepasang suami dan istri. Mereka bahkan bukan seperti layaknya pasangan suami, istri. Tak pernah sekali pun mereka melakukan hal yang seharusnya menjadi kewajiban sepasang suami, istri.Mereka hanya disibukkan masalah pengurusan semua keperluan setelah kepergian Pak Jenggot ke Sang Pencipta, Allah S.W.T.Bima yang memperhatikan perubahan istrinya, berusaha untuk memaklumi apa yang saat ini dirasakan