Share

Bab 11

Bab 11

AKIBAT MENGHAMILI KEMBANG DESA

________🖤_______

"Ji, apa itu?" Keduanya beringsut mundur, rerimbunan itu begerak-gerak seperti ada sesuatu di dalamnya.

Wusshh ...

Angin sedikit lebih kencang, membuat keadaan jadi lebih mencekam dirasakan keduanya. Begitu serius, merasakan takut tidak karuan, Aji melangkah maju dan memastikan meraba dengan ranting kayu yang panjang. Ternyata, "Meong!!!" Seekor kucing berbulu hiris, bejalan santai bak model fasion week Citayam.

Keduanya menghela nafas lega, setelah keringat membanjiri wajahnya, paniknya melebihi bertemu mantan, ternyata kena prank seekor kucing.

"Tak kira apaan tadi, s i a l a n!" gerutu Wandi.

Mereka lalu duduk di bangku dekat sungai, terlihat pemandangan air yang mengalir tenang. Sayangnya malam ini sinar bulan tak begitu terang, cukup mengurangi keindahan sungai yang berukuran besar ini. Jika gelap seperti ini, suasana curam, mirip di kuburan. Bahkan suara airnya, seperti memberi kesan mistis.

"Makanya, Wan. Jangan berhalusin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status