Share

04 . Jangan Halangi

"Dendam yang kau pelihara hanya akan mengerogoti akal sehatmu untuk tetap berpikir waras."

__________________________________________________________________________

Wei Fangying menatap wajah wanita paruh baya didepannya. Wajah yang masih tetap cantik di usianya yang menginjak 48 tahun. Dia adalah Tong Yuan, ibu kandung dari Wei Fangying. Tong Yuan adalah putri satu-satunya dari seorang Taipan yang sangat terkenal di Ghuangzhou dengan banyaknya proyek hunian yang ditanganinya. Tong Mian Zhu adalah ayah atau kakek Wei Fang ying.

Tatapan pemuda itu menyiratkan kekecewaan juga kesedihan yang teramat dalam. Setelah mendengarkan hasil akhir investigasi atas kecelakaan mobil yang dialami ayahnya. Wei Fangying meminta izin pada kakeknya untuk menemui ibu dan pamannya untuk mengklarifikasi semua yang dia dengar.

"Kenapa mama memiliki pemikiran buruk seperti itu?Apakah cinta dihati mama tak bisa mengalahkan kebencian?"

Tong Yuan menatap wajah putranya dengan tatapan sendu penuh penyesalan dan berkata dengan suaranya yang lembut,"Bukan kebencian yang menggerakkan hati mama, tapi rasa kecewa dan tersakiti yang membuat rasa cinta itu menguap entah kemana."

"Lalu apa sebenarnya yang dilakukan papa hingga mama berharap akan kematiannya."

"Xiao Fang ... masalah ini tak sesederhana apa yang terlihat dipermukaan. Bukan saja masalah prselingkuhan, sakit hati dan dendam. Tapi lebih dari itu."

"Bisakah, kau bercerita tentang itu semua. Agar aku bisa berkata pada hatiku untuk tidak terlalu menyalahkan dan membencimu." Pinta Wei Fangying penuh harap.

Dia sangat ingin mendengar langsung dari mulut mamanya atas semua kejadian yang baginya seperti mimpi.

Flashback on

Tong Yuan hanya menatap sendu kearah pria dan wanita yang sedang bercumbu di kamar tidur mereka. Wanita itu hanya bisa berdiri diam tanpa berniat menghentikan pergumulan dua manusia yang sudah tak memiliki rasa malu.

Dari balik pintu yang terbuka sedikit, mata bulat Tong Yuan dipaksa untuk menyaksikan bagaimana suami yang dia cintai dengan seluruh hidupnya berbagi kehangatan dan peluh di malam yang basah karena hujan dengan wanita lain.

Wanita bernama Jesika Wang, yang diketahui adalah sekretaris suaminya dikantor. Awalnya mereka sembunyi-sembunyi untuk menikmati hubungan cinta yang mereka jalin. Namun makin lama sikap mereka semakin berani. Bahkan beberapa kali Tong Yuan mendapat laporan dari pekerja di kantor suaminya kalau boss mereka kerab bercinta di ruang kerjanya bersama sekretaris cantik dan seksi bernama Jesika Wang. Walau kerab kali ditegur Wei Qio Yue tetap acuh dan semakin jadi dengan membawa pulang kekasihnya an bermain peran layaknya pasangan suami istri.

Suara desahan dan teriakan kenikmatan terdengar dari balik pintu itu diserta rengekan manja suara wanita yang membuat mual.

Tong Yuan akhirnya memilih untuk pergi kekamar putranya Wei Fangying untuk sekedar menumpahkan tangisnya.

Bila tidak memikirkan nasib putranya yang masih berusia satu lima tahun, mungkin Tong Yuan akan dengan berani meminta cerai dari suami yang tak menatapnya lagi sebagai wanita yang dicintainya.

"Kau jangan pernah menyuruhku untuk melepaskan nona Wang. Karena dibanding denganmu , nona Wang lebih baik darimu."

Kalimat itu selalu diucapkan Wei Qio Yue setiap kali Tong Yuan meminta penjelasan tentang status dirinya juga kekasih suaminya.

"Jika kamu berani meminta cerai. Maka seluruh hak waris milikmu juga Xiao Fang tak akan aku berikan." Ancaman itulah yang membuat Tong Yuan harus menerima nasibnya. Demi putra semata wayangnya, wanita itu bertahan diantara serpihan hatinya yang hancur berantakan.

Tak hanya ancaman yang diberikan pria itu, tetapi juga pukulan ditubuh ringkih Tong Yuan tiap kali wanita itu menolak melayani hasrat suaminya. Atau saat wanita itu tak mau melakukan apa yang diperintahkan suami kejamnya itu.

Dan ketika para pemegang saham menemukan kejanggalan laporang keuangan yang dibuat oleh Wei Qio Yue beserta orang-orangnya, menarik kemarahan panatua Wei. Wei Jun selaku pemilik bisnis Wei Jun Grup memerintahkan untuk mencabut jabatan Qio Yue selaku direktur utama dan menyerahkannya pada Wei Qio Lin yang tak lain adik dari Wei Qio Yue.

Wei Qio Yue yang tak terima atas pemecatan pada dirinya berupaya melakukan perusakan atas nama baik Wei Jun dengan bekerja sama dengan ayah kekasihnya yang merupakan ketua kelompok hitam yang merupakan musuh Wei Jun saat terlibat kasus perebutan pabrik uranium yang dimenangkan oleh Wei Jun.

Disaat Wei Jun Grup diambang kehancuran, Wei Qio Lin berupaya keras bersama orangnya untuk bisa menaikkan kembali kepercayaan para investor dan membuat kaki Wei Jun kembali kuat.

Wei Qio Lin yang merasa iba tiap kali melihat kakak iparnya menangis, akhirnya tak bisa menolak akan rasa suka yang datang dihatinya. Dengan upayanya yang lembut Wie Qio Lin berhasil memalingkkan tatapan penuh cinta Tong Yuan dari Wei Qio Yue suaminya ke Wei Qio Lin yang merupakan adik kandung suaminya.

Dan karena rasa tersakiti yang terlalu dalam membuat Tong Yuan menyerahkan dirinya kepelukan adik ipar hingga akhirnya dia mengandung benih dari pria yang sudah membuatnya tersenyum dan merasa nyaman.

Flashback off

Wei Fangying tertunduk dikursinya, kedua tangannya mengepal menahan marah yang tersimpan selama 17 tahun lamanya.

"Lalu mama begitu saja meminta paman Lin untuk mencelakai papa?"

"Tidak, mama tidak pernah meminta Tuhan menurunkan karmanya ke papamu. Tapi orang-orang yang disakiti papamulah yang mengirim karma itu. Papamu terlalu banyak menyakiti orang lain." Tong Yuan tampak menghapus tangannya yang basah. Sejak dua tahun ini , wanita cantik itu harus menjalani perawatan atas jantungnya yang mulai lemah.

"Termasuk dirimu, saat kejadian itu. Qio Yue tidak sedang membawamu untuk pergi mengunjungi kakek Wei. Tapi papamu berencana mengantarmu ke sebuah biara di Italia dan meninggalkanmu disana, agar bisa memperolah hak waris atas namamu dari kakek Wei. Karena kakek pikir, Qio Yue berniat menyekolahkanmu di sekolah anak ternama di Beijing."

"Hingga paman Lin merancang kecelakaan itu?"

"Awalnya tidak, tapi karena kesalahan informasi yang didapat. Anak buah paman Lin melakukan pengerusakan mobil hingga menyebabkan kecelakaan itu. Paman Lin sempat berupaya meminta tuan Mo Xiwen untuk menahanmu tidak ikut dengan Qio Yue, tapi pria tak mendengar perintah dari pamanmu."

Wei Fangying menghempaskan nafas marahnya begitu saja. Pria muda itu masih berusaha menahan emosi untuk tidak berteriak didepan mamanya.

"Xiao Fang. Masih bisakah mama meminta maafmu?"

Wei Fangying hanya diam, dirinya tak memiliki jawaban atas pertanyaan sang ibu. Sampai dirinya keluar dari rumah itu, Wei Fangying tetap tak memiliki jawaban atas permohonan sang ibu.

Pemuda itu memilih untuk melangkah keluar, dia tak punya tujuan, dia tak punya mimpi yang akan dia perjuangkan. Masa depannya terlihat suram sesuram perjalanan hidup kedua orangtuanya juga sesuram hari itu yang basah dan berkabut tebal karena hujan ditengah musim panas.

Hingga akhirnya Wei Fangying memutuskan untuk keluar dari rumah besar keluarga Wei . Bertekad mencari hidupnya sendiri tanpa bayang-bayang nama besar Wei Jun. Tanpa membawa haknya sebagai pewaris Wei Jun. Dia hanya membawa ijazah dan sedikit uang untuk bekal dan seorang perawatnya yang setia mengikuti kemana pun langkahnya menuju.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status