Home / Urban / MAS FAIMO BAKUL TEMPE / 04 . Jangan Halangi

Share

04 . Jangan Halangi

last update Last Updated: 2021-08-13 23:12:00

"Dendam yang kau pelihara hanya akan mengerogoti akal sehatmu untuk tetap berpikir waras."

__________________________________________________________________________

Wei Fangying menatap wajah wanita paruh baya didepannya. Wajah yang masih tetap cantik di usianya yang menginjak 48 tahun. Dia adalah Tong Yuan, ibu kandung dari Wei Fangying. Tong Yuan adalah putri satu-satunya dari seorang Taipan yang sangat terkenal di Ghuangzhou dengan banyaknya proyek hunian yang ditanganinya. Tong Mian Zhu adalah ayah atau kakek Wei Fang ying.

Tatapan pemuda itu menyiratkan kekecewaan juga kesedihan yang teramat dalam. Setelah mendengarkan hasil akhir investigasi atas kecelakaan mobil yang dialami ayahnya. Wei Fangying meminta izin pada kakeknya untuk menemui ibu dan pamannya untuk mengklarifikasi semua yang dia dengar.

"Kenapa mama memiliki pemikiran buruk seperti itu?Apakah cinta dihati mama tak bisa mengalahkan kebencian?"

Tong Yuan menatap wajah putranya dengan tatapan sendu penuh penyesalan dan berkata dengan suaranya yang lembut,"Bukan kebencian yang menggerakkan hati mama, tapi rasa kecewa dan tersakiti yang membuat rasa cinta itu menguap entah kemana."

"Lalu apa sebenarnya yang dilakukan papa hingga mama berharap akan kematiannya."

"Xiao Fang ... masalah ini tak sesederhana apa yang terlihat dipermukaan. Bukan saja masalah prselingkuhan, sakit hati dan dendam. Tapi lebih dari itu."

"Bisakah, kau bercerita tentang itu semua. Agar aku bisa berkata pada hatiku untuk tidak terlalu menyalahkan dan membencimu." Pinta Wei Fangying penuh harap.

Dia sangat ingin mendengar langsung dari mulut mamanya atas semua kejadian yang baginya seperti mimpi.

Flashback on

Tong Yuan hanya menatap sendu kearah pria dan wanita yang sedang bercumbu di kamar tidur mereka. Wanita itu hanya bisa berdiri diam tanpa berniat menghentikan pergumulan dua manusia yang sudah tak memiliki rasa malu.

Dari balik pintu yang terbuka sedikit, mata bulat Tong Yuan dipaksa untuk menyaksikan bagaimana suami yang dia cintai dengan seluruh hidupnya berbagi kehangatan dan peluh di malam yang basah karena hujan dengan wanita lain.

Wanita bernama Jesika Wang, yang diketahui adalah sekretaris suaminya dikantor. Awalnya mereka sembunyi-sembunyi untuk menikmati hubungan cinta yang mereka jalin. Namun makin lama sikap mereka semakin berani. Bahkan beberapa kali Tong Yuan mendapat laporan dari pekerja di kantor suaminya kalau boss mereka kerab bercinta di ruang kerjanya bersama sekretaris cantik dan seksi bernama Jesika Wang. Walau kerab kali ditegur Wei Qio Yue tetap acuh dan semakin jadi dengan membawa pulang kekasihnya an bermain peran layaknya pasangan suami istri.

Suara desahan dan teriakan kenikmatan terdengar dari balik pintu itu diserta rengekan manja suara wanita yang membuat mual.

Tong Yuan akhirnya memilih untuk pergi kekamar putranya Wei Fangying untuk sekedar menumpahkan tangisnya.

Bila tidak memikirkan nasib putranya yang masih berusia satu lima tahun, mungkin Tong Yuan akan dengan berani meminta cerai dari suami yang tak menatapnya lagi sebagai wanita yang dicintainya.

"Kau jangan pernah menyuruhku untuk melepaskan nona Wang. Karena dibanding denganmu , nona Wang lebih baik darimu."

Kalimat itu selalu diucapkan Wei Qio Yue setiap kali Tong Yuan meminta penjelasan tentang status dirinya juga kekasih suaminya.

"Jika kamu berani meminta cerai. Maka seluruh hak waris milikmu juga Xiao Fang tak akan aku berikan." Ancaman itulah yang membuat Tong Yuan harus menerima nasibnya. Demi putra semata wayangnya, wanita itu bertahan diantara serpihan hatinya yang hancur berantakan.

Tak hanya ancaman yang diberikan pria itu, tetapi juga pukulan ditubuh ringkih Tong Yuan tiap kali wanita itu menolak melayani hasrat suaminya. Atau saat wanita itu tak mau melakukan apa yang diperintahkan suami kejamnya itu.

Dan ketika para pemegang saham menemukan kejanggalan laporang keuangan yang dibuat oleh Wei Qio Yue beserta orang-orangnya, menarik kemarahan panatua Wei. Wei Jun selaku pemilik bisnis Wei Jun Grup memerintahkan untuk mencabut jabatan Qio Yue selaku direktur utama dan menyerahkannya pada Wei Qio Lin yang tak lain adik dari Wei Qio Yue.

Wei Qio Yue yang tak terima atas pemecatan pada dirinya berupaya melakukan perusakan atas nama baik Wei Jun dengan bekerja sama dengan ayah kekasihnya yang merupakan ketua kelompok hitam yang merupakan musuh Wei Jun saat terlibat kasus perebutan pabrik uranium yang dimenangkan oleh Wei Jun.

Disaat Wei Jun Grup diambang kehancuran, Wei Qio Lin berupaya keras bersama orangnya untuk bisa menaikkan kembali kepercayaan para investor dan membuat kaki Wei Jun kembali kuat.

Wei Qio Lin yang merasa iba tiap kali melihat kakak iparnya menangis, akhirnya tak bisa menolak akan rasa suka yang datang dihatinya. Dengan upayanya yang lembut Wie Qio Lin berhasil memalingkkan tatapan penuh cinta Tong Yuan dari Wei Qio Yue suaminya ke Wei Qio Lin yang merupakan adik kandung suaminya.

Dan karena rasa tersakiti yang terlalu dalam membuat Tong Yuan menyerahkan dirinya kepelukan adik ipar hingga akhirnya dia mengandung benih dari pria yang sudah membuatnya tersenyum dan merasa nyaman.

Flashback off

Wei Fangying tertunduk dikursinya, kedua tangannya mengepal menahan marah yang tersimpan selama 17 tahun lamanya.

"Lalu mama begitu saja meminta paman Lin untuk mencelakai papa?"

"Tidak, mama tidak pernah meminta Tuhan menurunkan karmanya ke papamu. Tapi orang-orang yang disakiti papamulah yang mengirim karma itu. Papamu terlalu banyak menyakiti orang lain." Tong Yuan tampak menghapus tangannya yang basah. Sejak dua tahun ini , wanita cantik itu harus menjalani perawatan atas jantungnya yang mulai lemah.

"Termasuk dirimu, saat kejadian itu. Qio Yue tidak sedang membawamu untuk pergi mengunjungi kakek Wei. Tapi papamu berencana mengantarmu ke sebuah biara di Italia dan meninggalkanmu disana, agar bisa memperolah hak waris atas namamu dari kakek Wei. Karena kakek pikir, Qio Yue berniat menyekolahkanmu di sekolah anak ternama di Beijing."

"Hingga paman Lin merancang kecelakaan itu?"

"Awalnya tidak, tapi karena kesalahan informasi yang didapat. Anak buah paman Lin melakukan pengerusakan mobil hingga menyebabkan kecelakaan itu. Paman Lin sempat berupaya meminta tuan Mo Xiwen untuk menahanmu tidak ikut dengan Qio Yue, tapi pria tak mendengar perintah dari pamanmu."

Wei Fangying menghempaskan nafas marahnya begitu saja. Pria muda itu masih berusaha menahan emosi untuk tidak berteriak didepan mamanya.

"Xiao Fang. Masih bisakah mama meminta maafmu?"

Wei Fangying hanya diam, dirinya tak memiliki jawaban atas pertanyaan sang ibu. Sampai dirinya keluar dari rumah itu, Wei Fangying tetap tak memiliki jawaban atas permohonan sang ibu.

Pemuda itu memilih untuk melangkah keluar, dia tak punya tujuan, dia tak punya mimpi yang akan dia perjuangkan. Masa depannya terlihat suram sesuram perjalanan hidup kedua orangtuanya juga sesuram hari itu yang basah dan berkabut tebal karena hujan ditengah musim panas.

Hingga akhirnya Wei Fangying memutuskan untuk keluar dari rumah besar keluarga Wei . Bertekad mencari hidupnya sendiri tanpa bayang-bayang nama besar Wei Jun. Tanpa membawa haknya sebagai pewaris Wei Jun. Dia hanya membawa ijazah dan sedikit uang untuk bekal dan seorang perawatnya yang setia mengikuti kemana pun langkahnya menuju.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   26 . Rencana Jodoh Fai Mo

    Sejak lamarannya di tolak dan sejak dirinya memantapkan diri untuk mengadu nasib di Surabaya. Fai Mo tidak ada terlihat menjalin hubungan dengan seorang wanita. Waktunya di habiskan untuk mencari uang melalui tempe buatannya. Dia ingin memiliki bisnis sendiri tanpa bayang-bayang bisnis keluarga Wei Jun yang sudah membesarkannya selama ini. "Aku titipkan dia. Lanjutkan perjuanganku 'tuknyaBahagiakan dia, kau sayangi dia. Seperti ku menyayanginya." "Kan kuikhlaskan dia. Tak pantas ku bersanding dengannya 'Kan kuterima dengan lapang dada. Aku bukan jodohnya." Suara bariton milik Buntario terdengar di iringi petikan gitar pria itu. Sementara Fai Mo tampak tengah mengobrol melalui sambungan jarak jauh dengan adiknya Wu Nian dengan posisi rebahan di atas tikar dan hanya memakai celana pendek tanpa atasan, karena cuaca hari ini memang cukup terik.

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   25 . Loss Doll

    "Hasil tidaklah membohongi atas usaha yang di keluarkan. Karena setiap usaha pasti mengharapkan hasil yang baik bukan sebaliknya."***Wei Fang Ying alias Fai Mo bertekad akan memajukan usahanya sendiri. Pria itu tak mengenal kata menyerah. Menempati rumah berlantai dua yang tidak terlalu besar, Fai Mo ditemani Buntario memulai hidupnya di kota Pahlawan Surabaya.Tetap membuat dan menjual tempe, Fai Mo memulai perjalanan hidupnya di kota besar ini. Memiliki tetangga yang sangat baik di kampung biluh membuat Fai Mo kerasan dan bisa membaur dengan mereka."Mas Fai Mo! besok saya pesan tempe yang bundar sepuluh ya!"pesan Bu Sulastri tetangga kampung sebelah yang menjadi pelanggan tetapnya."Wehh ...! lagi banyak pesanan kripik tempenya, ya Bu!"tanya Fai Mo seraya menurunkan tempe pesanan bu Sulastri yang memiliki usaha kripik tempe."Alhamdulillah! lancar, mas. Mereka suka kripik tempenya karena bahan bakunya sendiri juga sudah enak. Sampeyan p

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   24 . Bercocok Tanam

    "Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan tidak ada kesulitan tanpa adanya kemudahan. Karena Tuhan Maha Tahu akan apa yang terbaik untuk umatnya." ***** Wei Feng Ying alias Fai Mo semakin serius dengan usahanya untuk bisa menadiri dari bisnis di bidang kuliner yaitu membuat tempe. Jenis makanan yang sama sekali janggal ditelinga karena di negara asalnya, makanan ini tidak ada. Yang Fai Mo tahu hanya tauco, yaitu fermentasi kacang kedelai uang di gunakan untuk bahan campuran masakan. Dan Fai Mo yang merasa usianya semakin bertambah, dia pun berkeinginan untuk memiliki kekasih dan menikahinya satu hari nanti. Dan pilihannya jatuh pada Wulansari. Gadis berparas ayu dan berasal dari keluarga yang cukup berada. Pertemuan mereka bermula pada saat Fai Mo mengantar pesanan tempe di salah satu warung makan yang ternyata milik budenya Wulan. Dari hanya saling pandang, dan berkat bantuan Buntario yang ternyata teman sekelas Wulan sewaktu SMP. Fai Mo b

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   23 . Khitan

    "Bila sudah cinta tak perlu kau bertanya lagi apa alasannya kenapa saling cinta, karena cinta tak butuh sebuah alasan tapi dia butuh sebuah tindakan."******Fai Mo juga Buntario saling berpandangan seolah saling meminta pendapat atas permasalahan teman mereka ini. Sementara Karsan lebih tertarik dengan obrolan bisnis jamur merang dengan salah satu tetangga Sherly dan Wong Li Yue yang sudah bergerilya mengabsen menu jamuan tasyakuran ini."Apa hal ini sudah kamu bicarakan dengan Ardian?""Belum sih, Fai. Aku masih ragu.""Ragu kenapa? Soal status pernikahanmu?"Sherly mengangguk dan kembali berkata dengan lirih,"Iya, itu rasanya kok mengganjal sekali.""Setahu Aku, yo Mbak! Bila seorang pria sudah mencintai seorang wanita, dia tidak perduli dengan status apapun wanita itu. Dan Aku yakin, Ardian sudah memikirkan hal tersebut. Ada baiknya kamu bicarakan ini sama dia, biar enak ke depannya.""Bener itu, Aku setuju dengan pendapat

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   22 . Sherly

    "Teman sejati itu akan selalu ada di hati bukan saja selalu ada di sisi. Tak pernah pergi walau disuruh pergi, tetap memberi tanpa pernah harap kembali."*******Sabtu ini Fai Mo beserta ketiga temennya berencana mengunjungi Sherly di Sumber Manjing, Malang. Memenuhi undangan wanita itu dalam tasyakuran anaknya yang baru saja di khitan.Dengan meminjam mobil milik kang Tarno kakak iparnya Karsan mereka pun pergi ke Malang dan berencana akan menginap di rumah mas Andri, anak bapak pemilik warung makan di stasiun Kota Baru Malang."Mbak Sherly ini beneran janda, Mo?"tanya Karsan penuh rasa penasaran saat mendengar cerita tentang Sely dari Buntario dan Wong Lu Yue.Fai Mo jelas menggeleng menjawab pertanyaan Karsa sembari tetap fokus menyetir."Saya ndak tahu pastinya, tapi kalau dari ceritanya mbak Sherly sendiri sih statusnya janda anak satu.""Kira-kira, dia mau ndak ya sama saya?"Fai Mo mengangkat kedua bahu

  • MAS FAIMO BAKUL TEMPE   21 . Kedelai Bukan Keledai

    "Tidak ada satu usaha pun yang tak memiliki hasil. Hanya seorang pemalas saja yang mengatakan setiap usaha itu hanya sia-sia karena dia tak pernah mengerjakannya."*********Hidup sederhana di desa, dengan peralatan yang apa adanya dijalani Wei Fangying yang sekarang memiliki nama baru pemberian simbok angkatnya yaitu Fai Mo. Jauh memang dari nama aslinya, tapi Fai Mo sangat menyukai nama pemberian dari orang-orang yang menerimanya dengan tulus. Mereka tak ada yang menanyakan asal usul keluarganya, tak juga bertanya status sosialnya. Mereka menerima Fai Mo dengan mereka yang terbuka lebar.Mengawali kehidupan penuh perjuangan membuat Fai Mo semakin menyadari bahwa selama ini dirinya terlalu terlena dengan kehidupan serba ada ala keluarga Wei yang terkenal sebagai pengusaha sangat sukses.Dan dirinya sangat bersyukur memiliki seorang kakek Wei Jun yang sangat tegas dalam mendidiknya. Sejak kecil sang kakek kerab memintanya untuk men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status