[Kekaisaran Lize] “Mu Lan, apa kau yakin tempat ini adalah Kekaisaran Lize?” Dari raut wajahnya, tampak jelas jika Liguang Naihe ragu dan tak percaya. “Itu sudah 13 tahun lalu. Aku yakin tempat ini adalah Kekaisaran Lize. Namun, sepertinya sangat berbeda seperti 13 tahun lalu. Banyak yang telah berubah. Lebih seperti ….” Kota Terbengkalai. Ada banyak rakyat yang menderita penyakit parah, juga tidak sedikit mayat para pengemis yang tergeletak tanpa seorang pun yang mengurusnya. Tentang pandemi yang telah menyebar, mereka memang telah mendengar kabarnya. Akan tetapi, mereka hanya tidak menyangka jika Kekaisaran Lize akan terlihat seperti Kota mati. Kabut tebal beracun menyelimuti seluruh Kota. Banyak uang kertas yang berserakan di mana-mana. Bahkan, tak ada satu pun bangunan kokoh yang terlihat sepanjang jalan. “Sebenarnya, apa yang sudah terjadi di tempat ini?” Zhang Xu Feng bertanya-tanya. “Ini pasti bukan penyakit biasa. Semuanya, jangan sampai melepaskan kain penutup hidung kal
“Apa kau percaya hantu?” tanyanya. “Mana ada hantu di dunia ini.” Mu Lan mengelak tegas. “Yang hampir membunuhmu tadi adalah hantu,” ungkapnya. “Apa? Tidak masuk akal!” Mu Lan menolak untuk percaya. “Terserah saja jika tidak percaya. Kira-kira, itu yang dipercayai orang-orang sini.” “Terimakasih karena telah menolongku. Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu? Apa kau penduduk Kota ini?” “Aku? Mana mungkin. Jika aku penduduk Kota ini, mana mungkin aku bisa … .” “Jadi, kau bukan orang sini? Lalu, siapa kau? Kenapa menolongku?” selanya dengan masih menyimpan sikap waspada. “Cantik, jangan terlalu mencurigaiku. Apa kau tahu, itu membuatku sakit hati,” godanya, “aku orang baik. Jika tidak, mengapa aku harus menolongmu? Jika aku jahat, lebih baik kubiarkan saja kau dibunuh hantu tadi,” celetuknya. “Omong kosong! Hei, jangan memanggilku cantik. Itu sangat menggelikan,” larang Mu Lan karena merasa sangat risih ketika digoda. “Baiklah. Aku akan menurutimu,” ucapnya manja. “SENIOR!!!” Zh
Zhang Xu Feng dan para rekannya datang terlambat. Kekaisaran Lize telah hancur sedemikian rupa, apalagi setelag Kaisar Li akhirnya terjangkit wabah juga dan meninggal seminggu yang lalu. Kini, Kekaisaran Lize tidak memiliki pemimpin. Putra dan Putri Kaisar Li pun telah meninggal mendahuluinya. Tinggallah yang tersisa seorang Pangeran bodoh yang dicap sebagai anak tak berguna. Setiap hari, Pangeran Li Chang hanya menghabiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan dan bersenda gurau dengan para wanita. Namun, karena akhir-akhir ini banyak wanita yang terjangkit penyakit, Li Chang hanya bermabuk-mabukan setiap harinya. Dia sama sekali tidak terlihat seperti Pangeran. Tidak ada yang bisa diharapkan darinya, apalagi mengurus satu Negara yang telah berantakan."Begitulah informasi yang kudapatkan," terang Zhang Xu Feng setelah dia menjelaskan panjang lebar kepada Mu Lan."Jika begini, aku jadi tidak yakin jika harus menyerahkan Permata Empedu Merak kepada orang sepertinya. Apa mungkin dia bisa
CRING!Mu Lan menarik pedang ke dalam sarungnya. Kemudian ...."Tunggu!""Tunggu!"Li Chang tampak ketakutan dan gegas bersembunyi di balik punggung Zhang Xu Feng. Namun, Zhang Xu Feng yang merasa risih langsung berpindah tempat."Beraninya kalian—""Mengapa tidak berani? sekarang hanya tinggal kau yang tersisa. Kau bukan lagi seorang Pangeran. Apa bedanya dengan rakyat biasa?" celetuk Zhang Xu Feng dengan nada bicaranya yang ketus."Kita tidak bisa menunda waktu lagi. Pangeran Li Chang, karena kau bersedia ... maka aku tidak akan sungkan lagi. Berikanlah darahmu untuk kami." Mu Lan berterus terang."Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa kalian masih berharap mengubah keadaan. Seperti yang kalian lihat. Kota ini sudah hancur. Kekaisaran Lize sudah tidak ada. Apa yang kalian coba selamatkan?" protes Li Chang dengan putus asa."Kami tidak punya waktu mendengarkan keluh kesahmu. Jadi, kau akan memberikannya atau tidak? atau kau ingin aku mengambilnya sendiri? pilih saja," desak Mu Lan."
"Merdian hancur. Kultivasi telah banyak diserap. Gadis, kau bukanlah tandinganku," ucapnya merendahkan seraya mencengkram rahang Mu Lan dengan erat."Lepaskan dia!" Sementara Zhang Xu Feng yang hendak melancarkan serangan langsung dicekik dengan ilmu sihir pria bertopeng hingga tubuhnya melayang tinggi. "Lagi-lagi ada anak tidak tahu diri. Nak, kau hanya mempermalukan dirimu sendiri." Pria bertopeng itu merendahkan Zhang Xu Feng dengan lancar. Jenak ia terhening kala merasakan aliran energi yang ada di dalam tubuh Zhang Xu Feng. "Lumayan. Tubuh ini lebih cocok berkultivasi sihir terlarang. Jika kau memilih berkultivasi iblis, pasti kau bisa lebih hebat," ujarnya."PUIH!" Zhang Xu Feng meludahi wajah pria bertopeng itu dan mengenai topeng di wajahnya. "Sampai kapan pun, jangan harap aku berlatih sihir terlarang! tidak akan pernah!" tegasnya."Baiklah. Kalau begitu, tidak ada gunanya kau hidup."DUAKK!!!Pria bertopeng itu membanting tubuh Zhang Xu Feng hingga membuat gua berguncang heb
“Ayo! Kita harus pergi dari sini sekarang,” himbau Gu Lian Jie seraya menyeret Zhang Xu Feng dan Mu Lan pergi bersamanya. Niat membunuh Siluman Kalajengking berhasil digagalkan dan dihadang oleh Rou Ya si Rubah Ekor Sembilan. Pertarungan sengit pun berlangsung, sementara Gu Lian Jie gegas menelusuri jalan keluar untuk menolong Zhang Xu Feng dan Mu Lan. “Kau siapa? Kenapa menolong kami?” tanya Mu Lan waspada. “Cantik, sudah kubilang kita akan bertemu lagi. Hanya tidak menyangka, ternyata secepat itu kita dipertemukan kembali,” goda Mu Lan, sedang penampilannya saat ini masih dalam penyamaran seorang pria. “Dasar mata keranjang! Jika kau berani menggodanya … awas saja, aku akan … Akhhh … shhhttt,” desis Zhang Xu Feng karena kesakitan akibat Gu Lian Jie dengan sengaja menekan luka di bahunya. “Awas apanya? Seharusnya kau yang berhati-hati karena aku bisa membunuhmu dengan mudah,” ancam Gu Lian Jie hanya untuk menakut-nakuti saja. “Sudah terluka seperti ini, jangan banyak bicara
“Hei, kau. Apa kau percaya pada hantu?” tunjuk Gu Lian Jie kepada Mu Lan dengan niat mengingatkannya pada kejadian menyeramkan kemarin malam. “T-tentu saja tidak,” jawabnya ragu. “Kau ketakutan. Jadi, menurutmu apa yang kau lihat malam itu? bagaimana dengan kalian? Apa kalian percaya hantu?” Mengalihkan pertanyaannya kepada semua orang. “Hei, omong kosong apa yang kaubicarakan?” celetuk Zhang Xu Feng. “Senior, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Zhang Xu Feng kepada Mu Lan. Mu Lan tampak kikuk. Ragu untuk mengatakan kebenaran kepada semua yang ada di sana. Namun, meskipun belum pasti, dia tetap akan mengatakannya. “Sebenarnya … kemarin malam aku sempat melihat sosok yang sangat mengerikan. Tubuhnya melayang di udara, penampilannya lusuh dan wajahnya sangat hancur. Aku tidak percaya hantu, tapi jika kutebak … itu pasti roh jahat,” ungkap Mu Lan. “Benar. Beruntung kalian tidak terlalu bodoh. Dia benar. Itu pasti roh jahat dari dendam yang terkumpul dari roh para penduduk Kot
"Aura Siluman? tidak, ini aneh. Auranya samar, sedikit tercampur aura manusia dan energi lain," gumam Rou Ya. Sebagai seekor Siluman Eubah Berekor Sembilan, indera penciuman Rou Ya tentulah sangat tajam. Apalagi menyangkut aura sebangsanya. "Rou Ya, apa kau menyadari sesuatu?" Gu Lian Jie merasa juga merasa ada hal yang mencurigakan."Nona Muda, apa seharusnya kita pergi saja? Seperti yang Anda katakan, menyelesaikan masalah di Kota ini bukanlah tugas kita. Sebaiknya, kita tidak perlu terlibat," tutur Rou Ya. Berusaha membujuk agar Gu Lian Jie segera meninggalkan Kekaisaran Lize."Awalnya, aku juga tidak ingin ikut campur. Tapi setelah mendengar cara mereka menjelek-jelekkan ayahku, entah kenapa aku tidak bisa tenang. Padahal, aku juga tidak pernah akur dengan ayahku sedikit pun," tukas Gu Lian Jie. Ia bingung memahami perasaannya sendiri.Jelas-jelas dia tak pernah satu pendapat dengan semua yang dilakukan ayahnya, bahkan kerap menentangnya. Bahkan, Gu Lian Jie tak pernah berkultiva