BAB 133 BAB MIA & ZONTUSSetelah berakting pusing dan Mual, Mia harus bisa membujuk Zontus agar mau meminjamkan belatinya."Kau ingin senjata seperti apa?" Zontus langsung bertanya."Belati!" Mia menatap tegas. "Aku suka menggenggam belati!"Zontus masih berpikir jika gadis muda di hadapannya ternyata tetap memiliki sifat dasar seperti Putri Eluis yang suka menggunakan belati."Beri aku belati!"Mia tidak melihat Zontus bergerak tapi tiba-tiba dua buah pisau kecil ada di tangannya."Aku tidak mau pisau seperti itu!" Mia melotot.Zontus memberikan pisau kecil dengan gagang warna warni yang kemarin dipilih oleh Emillie dan Lana untuk isi perabot di dapur baru Mia."Aku benar-benar ingin bisa menghadapi para lycan!""Mereka tidak akan pernah bisa menyentuhmu!" Zontus mengingatkan jika Mia telah memiliki perisai yang bakal terus melindunginya dari segala serangan jahat. "Aku ingin balas memukul mereka! Aku tidak mau terus kabur!" Mia bersikeras sambil kembali melirik pisau di tangan Zont
BAB 134 MIA KERACUNANMeskipun Mia memiliki perisai yang dapat melindunginya dari serangan musuh, tapi perisai tersebut bukan untuk melindungi Mia dari racun. Seperti wajarnya tubuh manusia, Mia bisa saja keracunan dari makanan. Mia pusing, mual dan muntah."Ayo keluarkan semuanya!"Zontus kembali menjungkir kepala Mia dan menepuk punggungnya agar semua makanan yang Mia telan dapat kembali keluar. Mia batuk, tersengal-sengal dan muntah dengan hebat."Kau menjijikkan!" Zontus melihat daging yang baru dimuntahkan Mia menyembur di lantai.Seluruh baju mereka ikut kotor, berbau busuk seperti bangkai. Zontus segera melepas kemejanya kemudian membuang semua pakaian Mia untuk dia bersihkan. Zontus membersihkan tubuh Mia di bawah shower deras yang terus mengalir agar bau busuknya cepat lenyap."Jangan bodoh!" Zontus menepuk pipi Mia. "Kau tidak boleh pingsan!"Mia tetap lemas, wajahnya tertunduk tenggelam ke dada Zontus."Bangun Mia kau tidak boleh pingsan!" Zontus terus menepuk pipi Mia deng
BAB 135 BELUM BERHASILMia sama sekali tidak tahu jika Theo pernah tertangkap oleh para lycan, Mia cuma terkejut karena melihat Theo kembali menemuinya di lingkungan kampus."Aku ingat semua tentangmu!" Theo tersenyum dan pemuda itu sangat tampan. "Aku ingat dengan semua janji kita!"Jantung Mia terus berdegup kencang, kesulitan untuk menarik napas, sementara otaknya mendadak padam."Aku telah berjanji untuk ikut pulang denganmu ke tanah peternakan." Theo masih tersenyum. "Kita bisa kabur ke sana sekarang juga!""Kau sudah bertunangan." Mia mengingatkan Theo dengan gugup."I love You ...." Theo meluapkan perasaanya dengan jujur. "Hanya kau yang ingin kuingat dalam kepalaku tidak ada yang lain!"Sungguh Mia ingin mempercayai semua ucapan Theo dan mereka kabur berdua, tapi Mia kembali ingat dengan kondisinya. Mia pikir bakal gawat jika Zontus sampai tahu dia kembali bergaul dengan Theo. Selama Mia belum berhasil lepas dari kutukan dia belum berani membayangkan masa depan bersama Theo."
BAB 136 BELAJAR MENGENDALIKAN DIRI Siang itu Zontus benar-benar menjemput Mia, Mia masih berganti pakaian ketika tiba-tiba Zontus menerobos masuk ke kamarnya. "Aaaa ...!" Mia menjerit terkejut. "Aku belum berpakaian!" Tangan Mia reflek melempar bantal ke arah Zontus agar keluar. Tapi bukannya keluar Zontus malah melotot. "Kau lama sekali!" Mia memang sudah telat setengah jam gara-gara kebanyakan melamunkan pertemuannya dengan Theo. "Cepat pakai bajumu atau kita batal!" Zontus tambah mengancam agar Mia bergegas. "Oh Tuhan ... kau jahat sekali!" Mia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengomel karena harus segera berpakaian atau Zontus bakal benar-benar pergi kabur. Selain ingin serius belajar memukul lycan, Mia juga sedang dalam misi merayu Zontus. "Apa nanti aku bisa belajar melempar belati sepertimu?" Mia bertanya sambil meloncat terpincang-pincang untuk memasukkan sebelah kaki ke celana jeans. "Aku tidak mau belati mainan, aku mau belati yang keren seperti m
BAB 137 MELATIH MIASetelah menelan dua dosis obat tidur, Mia menggeliat bangun dengan tubuh lemas akibat tidur lelap tanpa mimpi. Begitu Mia mengerjap dan otaknya pulih, Mia malah langsung teringat kembali dengan perbuatanya pada Zontus. Semula Mia tidak pernah ingat apa-apa, tapi sekarang Mia tahu pernah memanjat dan melilit tubuh Zontus untuk dia bujuk berbuat kotor. Zontus sangat marah, dia tidak suka digoda. Zontus bukan cuma tega menepis ciuman Mia dengan tamparan keras, dia juga tidak segan untuk menjerat tubuh Mia kemudian membantingnya ke lantai basah. Sialnya Mia tetap tidak kalah lincah berkelit, dia kembali memanjat tubuh besar Zontus untuk ia gigit bibirnya. Usia Mia baru delapan belas tahu, masih virgin, bahkan belum pernah telanjang bersama laki-laki manapun. Sekarang rasanya Mia justru ingin sekali dibuat hilang ingatan.Mia menoleh alarm di atas meja nakas. Hari ini Mia masih libur, sebentar lagi Zontus akan menjemputnya. Mia masih malas bergerak, tapi Mia harus mema
BAB 138 GARA-GARA BURUNG Malam semakin larut Mia sedang berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang sunyi. Sesekali Mia masih memikirkan Theo, memikirkan tugas dari Emillie, dan memikirkan cara untuk menbujuk Zontus yang semuanya belum mendapatkan jalan keluar. "Kak ..! Kak ...!" Tiba-tiba suara gagak kembali mengganggu konsentrasi Mia. "Apa kau tidak bisa diam!" Mia menutup kepalaya dengan bantal. Mia tahu sepertinya Zontus kembali mengutus gagak jelek itu setelah curiga ada lycan menyelinap masuk ke kamarnya. "Kak...! Kak...!" Ketika mendengar suara gagak berulang ulang, tiba-tiba Mia justru mendapat ide. Mia buru-buru keluar dari kamar. "Hai kemari kau!" Mia memangil burung gagak hitam yang sedang berdiri di pagar balkon. Begitu gagak mendekat, Mia langsung menangkap burung itu untuk dia genggam kepalanya. Mia malah coba mempraktekkan pelajaran dari Zontus pada burung gagaknya. "Beri aku kemanpuan seperti papa!" Mia memusatkan konsentrsi
BAB 139 PENGHIANAT"Aaaaaaaaa....!!!"Gerald mendengar teriakkan Mia dan seketika ponselnya padam."Brengsek!" Gerald mengumpat keras.Emillie menoleh pada suaminya yang masih menggenggam ponsel."Kenapa?" Emillie menahan napas tegang."Sepertinya aku sudah tahu di mana Zontus menyimpan tongkat dan mahkota." Gerald berhenti sejenak untuk mempersiapkan reaksi Emillie. "Tapi nampaknya Mia juga sedang mendapat masalah!""Apa maksudmu?" Kali ini Emillie benar-benar cemas."Sepertinya Mia tertangkap oleh Zontus!""Oh, Tidak!" Emillie reflek mencengkeram kepalanya karena ide untuk mendekati Zontus merupakan saran darinya.Gerald ikut berada dalam dua pilihan, antara pergi untuk mengambil tongkat dan mahkota atau pergi menyelamatkan Mia. Suara jeritan terakhir Mia jelas menandakan jika kondisinya jauh lebih genting."Kita kejar Zontus!"******Theo berlari dari kejaran kelompok lycan, tubuh Theo penuh luka akibat perkelahian brutal dan dia dikeroyok hampir lima belas ekor monster serigala.
BAB 140Brandon segera menghubungi Jared Landon untuk memberi tahu mengenai peta yang dia temukan di balik sampul buku tua."Aku menemukan petunjuk baru!"Brandon ikut mengirim foto dari peta pegunungan yang digambar dalam kertas coklat buram mengunakan getah tanaman khusus."Aku menemukannya di balik sampul buku." Brandon juga menjelaskan bagaimana dia telah menuangkan angur di atas permukaan kertas hingga tulisannya perlahan luntur dan muncul peta misterius tersebut."Itu pegunungan di utara!" Jared langsung ingat dengan puncak barisan gunung ketika dia sedang mencari goa tempat persembunyian Gerald. "Aku menduga di tempat itu raja negeri utara pernah mengorbankan elang api."Brandon dan Jared pernah mendengar kisah mengenai elang api dari cerita Gerald."Apa kita harus pergi ke sana untuk melenyapkan kutukan?" Jared yang bertanya."Sepertinya Gerald juga yang akan lebih tahu." Brandon berkeyakinan jika Gerald telah ditakdirkan untuk menempati tahta negeri utara, menjadi raja sela
BAB 63 BERTEMU KEMBALIDua bulan pasca perang berakhir, ketegangan politik dunia berangsur mereda perekonomian global kembali tumbuh berkembang. Tapi bagi beberapa negara korban perang mereka masih harus kembali membangun negara mereka dari kehancuran. Mereka bukan bukan cuma harus membangun infrastruktur, tapi juga membangun pemerintahan, memulihkan ekonomi dan lingkungan sosial. Semua tugas yang tidak mungkin selesai dalam satu atau dua dekade.Warga sipil korban bencana perang bukan cuma kehilangan rumah dan keluarga, mereka juga masih mengalami trauma, terutama anak-anak. Yang Mulya Serkan serta Raja Khaleed mendirikan yayasan sosial untuk membantu anak-anak korban perang. Sebelumnya Yang Mulya Serkan juga telah memiliki yayasan serupa yang didanai langsung oleh Istana Zubair, tapi kali ini Istana Tamir juga akan ikut serta menjadi penyokong dana utama dan membuat yayasan yang lebih besar.Masih dengan misi tujuan yang sama, yayasan kemanusiaan yang didirikan oleh Yang Mulya Serka
BAB 62 BERSABAR DALAM PENANTIANSiapa yang tidak menginginkan Putri Sofia. Putri Sofia bukan cuma sekedar gadis cantik jelita yang dikagumi oleh banyak pria. Putri Sofia adalah seorang Putri raja terhormat dari kerajaan kaya raya. Putri Sofia memiliki kualitas kecantikan sempurna, status sosial, serta keturunannya tidak diragukan lagi. Karena itu Putri Sofia harus bersama pria yang sepadan, pria setara yang dapat meletakkan mahkota paling mulia di kepalanya.Sebagai seorang anak gadis yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan istana. Putri Sofia juga sangat terjaga. Sungguh beruntung bagi pria yang kelak mendapatkannya. Tapi seistimewa apapun Yang Mulya Serkan telah menjaga putri cantiknya. Sejatinya Putri Sofia tetap seperti gadis muda pada umumnya, kadang juga ingin rewel dan kesal."Kau jelek dan menyebalkan!"Kali ini Putri Sofia masih sangat kesal dengan adik laki-laki Zahra yang juga sering menyebutnya jelek dan rewel. Putri Sofia mengomel sendiri di depa cermin, sesekali merab
BAB 61Sebenarnya FX-99 dapat menembak target dari jarak jauh, tapi untuk meminimalisir dampak ledakan nuklir, Faaz harus meledakkan target dari jarak dekat. Faaz bukan cuma harus mengambil keputusan sulit, dia juga sangat berani. Faaz menabrakkan FX-99 dengan kecepatan penuh ke sisi lambung kapal induk, meledakkan pulau baja terapung itu dari bawah permukaan laut.Suara berdentum membentuk gelombang dahsyat di bawah permukaan laut, membawa sambaran api ke permukaan dengan bentangan luas. Seketika seluruh konstruksi kapal induk runtuh hingga hancur lebur tak bersisa. Tidak ada satupun yang dapat selamat, seluruh persenjataan dan tentara mereka lenyap tenggelam. Radar peringatan bahaya sampai ke pelabuhan, mereka mendeteksi ledakan nuklir serta jangkauan radiasi yang tidak aman untuk didekati.Tubuh Faaz ikut tengelam dalam, telinganya sudah tidak mendengar suara dentuman di permukaan. Faaz sudah tidak berdaya untuk menyelamatkan diri tapi pemuda itu samasekali tidak menyesal karena ta
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi