Home / Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 4 - Curang

Share

Bab 4 - Curang

Author: Azzila07
last update Last Updated: 2022-02-07 10:43:13

Pandanganku terhenti saat melihat perempuan sundal itu ada di sisi, Mas Ronald. Senyum mengejek dia sunggingkan, membuat amarah di dalam dada tersulut bara api seketika.

Haruskah aku menggundulkan rambut itu saat ini?

Dia terlihat menantangku, aku rasa dia belum sepenuhnya mengenalku.

Mempersembahkan senyum manis yang aku punya, berjalan dengan anggun melewati tiga manusia tanpa otak itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sesaat setelah menghempaskan bokong di atas sofa. Pandanganku menelisik satu demi satu manusia yang ada didepanku.

Oma ... biasa aku memanggil Ibu mertua, untuk membiasakan putriku memanggilnya. Wajahnya begitu tak nyaman dilihat, tatapan matanya begitu bengis seolah aku ini adalah madunya.

Hening ....

Tak ada yang berbicara, hanya deru nafas dan tatapan kebencian memenuhi ruangan ini.

"Jika tidak ada yang perlu dibicarakan, pintu keluar terbuka lebar disana." ucapku acuh, sambil meraih majalah yang ada diatas meja lalu membukanya.

"Lihat Ronald, istri sombongmu itu. Dia sangat tak beradab sekali dengan, Ibu." sungutnya sambil mencebik kearahku.

Belakangan ini, aku dan mertua memang terlibat perang dingin. Apa yang aku berikan dia selalu tidak puas. Selalu angkuh dan meremehkanku, tidak sadar selama ini anaknya menjadi benalu di hidupku.

Belum lagi jika ada acara dari keluarganya, mulutnya tidak henti menceritakan keburukanku. Selama ini, Mas Ronald yang selalu menguatkan jika Ibu melukai hatiku. Dan sekarang Mas Ronald pun ikut melukai hati ini. Lucu sekali, bukan? 

Mas Ronald masih tertunduk, dia tak berani untuk sekedar mengangkat wajahnya didepanku. Benar-benar pecundang!

"Lalu, Oma mau apa?"

Ibu mertua mendengkus kesal, kipas ditangannya dia kibaskan dengan cepat. "Ibu dengar kamu yang menyebabkan kepala, Ronald bocor?" tanyanya ketus.

"Lalu?" aku menyilang kaki. Meraih kacang almond diatas meja lalu memasukkan ke dalam mulut.

Bibir tipis menor itu terangkat sebelah, melihat tingkah santaiku. "Jadi benar kamu pelakunya!!" Ibu mertua bicara dengan suara yang melengking menyakiti telinga.

"Bukan salah aku sepenuhnya," jawabku santai. "Tapi salah dia ..." telunjukku tepat menunjuk sundal di samping, Mas Ronald.

"Loh kenapa jadi salah aku?" sanggah sundal itu tidak terima.

Ibu mertua menoleh kearahnya, sorotnya meminta penjelasan.

"Ibu ... dia datang ketoko tanpa permisi, lalu menarik rambut dan memukuliku. Tidak puas sampai disitu, dia bahkan menganiaya, Mas Ronald hingga babak belur seperti ini. Dia sangat brutal dan gila, Ibu ..." jelasnya dengan mimik serius, sesekali melirik sinis kearahku.

Aku hanya diam sambil mengemil kacang almond, menyaksikan drama menyedihkan ini.

"Tidak bisa dibiarkan. Ini kekerasan namanya!" ucap Ibu berapi-api.

"Ibu tidak terima kamu perlakukan, Ronald segila ini. Ronald sampai mendapat lima belas jahitan dikepalanya, dia bahkan mengalami gegar otak akibat ulahmu!!" geram Ibu penuh amarah.

Aku amati Mas Ronald yang terlihat sangat menyedikan. Kepalanya dipenuhi dengan perban, sudut bibirnya juga membiru akibat ulahku saat itu. Sungguh aku tidak menyangka bisa berbuat seperti itu. Mungkin karna kecewa dan amarah menguasai hati. Yang membuat aku bisa senekat itu.

"Pantas! Selama di rumah sakit, kau tidak menunjukkan batang hidungmu. Rupanya kau sendiri pelakunya!" lagi Ibu mertua mengoceh, membuat emosi yang teredam menyulut perlahan-lahan.

"Jawab! Jangan makan saja!" rutuk Ibu sambil bangkit dari duduknya, lalu meraih toples kaca berisi kacang almond.

Ibu mertua melempar toples kaca dengan geram, hampir saja mengenai kaki ini jika aku tidak menghindar.

"Wanita mana yang tidak marah. Melihat suaminya bermain gila dengan perempuan lain!" sengitku dengan nafas yang mulai memburu.

"Mereka bercumbu mesra dihadapanku," sambungku sambil mengatur nafas. Jangan sampai aku kembali lepas kendali, bisa penuh darah nantinya rumah ini.

"Masih bagus aku tak membuat anak tak tahu dirimu itu mati ditempat!"

Netra Ibu membesar, bola mata itu seperti keluar dari tempatnya mendengar teriakkanku.

"Mereka sudah menikah, apa salahnya jika Ronald bermesraan dengan, Sekar."

Dengan cepat Ibu menutup mulutnya, terlonjak dengan ucapannya sendiri.

***ofd.

Jangan lupa subcribe akun Azzila07 dan ikuti semua bukunya. Kamu akan dapat notip saat aku update bagian cerita terbaru.

Tinggalkan jejak, agar aku semakin semangat. Jangan lupa vote bintang 5 ya. 🥰🥰

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Nunik Renggiati
ceritanya mengaduk² hati..jadi geram sendiri
goodnovel comment avatar
Dyah Piktawaty
Mantu kaya berjaya diselingkuhi keluarga gembel jadi parasit hempaskan biar balik gembel tuntut pernikahan diam diam mertua juga bisa ikut masuk Sel.baru gugat cerai.
goodnovel comment avatar
nurdianis
ooooo ternyata si ronald punya 2 istri
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status