Share

Bab 4 - Curang

Pandanganku terhenti saat melihat perempuan sundal itu ada di sisi, Mas Ronald. Senyum mengejek dia sunggingkan, membuat amarah di dalam dada tersulut bara api seketika.

Haruskah aku menggundulkan rambut itu saat ini?

Dia terlihat menantangku, aku rasa dia belum sepenuhnya mengenalku.

Mempersembahkan senyum manis yang aku punya, berjalan dengan anggun melewati tiga manusia tanpa otak itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sesaat setelah menghempaskan bokong di atas sofa. Pandanganku menelisik satu demi satu manusia yang ada didepanku.

Oma ... biasa aku memanggil Ibu mertua, untuk membiasakan putriku memanggilnya. Wajahnya begitu tak nyaman dilihat, tatapan matanya begitu bengis seolah aku ini adalah madunya.

Hening ....

Tak ada yang berbicara, hanya deru nafas dan tatapan kebencian memenuhi ruangan ini.

"Jika tidak ada yang perlu dibicarakan, pintu keluar terbuka lebar disana." ucapku acuh, sambil meraih majalah yang ada diatas meja lalu membukanya.

"Lihat Ronald, istri sombongmu itu. Dia sangat tak beradab sekali dengan, Ibu." sungutnya sambil mencebik kearahku.

Belakangan ini, aku dan mertua memang terlibat perang dingin. Apa yang aku berikan dia selalu tidak puas. Selalu angkuh dan meremehkanku, tidak sadar selama ini anaknya menjadi benalu di hidupku.

Belum lagi jika ada acara dari keluarganya, mulutnya tidak henti menceritakan keburukanku. Selama ini, Mas Ronald yang selalu menguatkan jika Ibu melukai hatiku. Dan sekarang Mas Ronald pun ikut melukai hati ini. Lucu sekali, bukan? 

Mas Ronald masih tertunduk, dia tak berani untuk sekedar mengangkat wajahnya didepanku. Benar-benar pecundang!

"Lalu, Oma mau apa?"

Ibu mertua mendengkus kesal, kipas ditangannya dia kibaskan dengan cepat. "Ibu dengar kamu yang menyebabkan kepala, Ronald bocor?" tanyanya ketus.

"Lalu?" aku menyilang kaki. Meraih kacang almond diatas meja lalu memasukkan ke dalam mulut.

Bibir tipis menor itu terangkat sebelah, melihat tingkah santaiku. "Jadi benar kamu pelakunya!!" Ibu mertua bicara dengan suara yang melengking menyakiti telinga.

"Bukan salah aku sepenuhnya," jawabku santai. "Tapi salah dia ..." telunjukku tepat menunjuk sundal di samping, Mas Ronald.

"Loh kenapa jadi salah aku?" sanggah sundal itu tidak terima.

Ibu mertua menoleh kearahnya, sorotnya meminta penjelasan.

"Ibu ... dia datang ketoko tanpa permisi, lalu menarik rambut dan memukuliku. Tidak puas sampai disitu, dia bahkan menganiaya, Mas Ronald hingga babak belur seperti ini. Dia sangat brutal dan gila, Ibu ..." jelasnya dengan mimik serius, sesekali melirik sinis kearahku.

Aku hanya diam sambil mengemil kacang almond, menyaksikan drama menyedihkan ini.

"Tidak bisa dibiarkan. Ini kekerasan namanya!" ucap Ibu berapi-api.

"Ibu tidak terima kamu perlakukan, Ronald segila ini. Ronald sampai mendapat lima belas jahitan dikepalanya, dia bahkan mengalami gegar otak akibat ulahmu!!" geram Ibu penuh amarah.

Aku amati Mas Ronald yang terlihat sangat menyedikan. Kepalanya dipenuhi dengan perban, sudut bibirnya juga membiru akibat ulahku saat itu. Sungguh aku tidak menyangka bisa berbuat seperti itu. Mungkin karna kecewa dan amarah menguasai hati. Yang membuat aku bisa senekat itu.

"Pantas! Selama di rumah sakit, kau tidak menunjukkan batang hidungmu. Rupanya kau sendiri pelakunya!" lagi Ibu mertua mengoceh, membuat emosi yang teredam menyulut perlahan-lahan.

"Jawab! Jangan makan saja!" rutuk Ibu sambil bangkit dari duduknya, lalu meraih toples kaca berisi kacang almond.

Ibu mertua melempar toples kaca dengan geram, hampir saja mengenai kaki ini jika aku tidak menghindar.

"Wanita mana yang tidak marah. Melihat suaminya bermain gila dengan perempuan lain!" sengitku dengan nafas yang mulai memburu.

"Mereka bercumbu mesra dihadapanku," sambungku sambil mengatur nafas. Jangan sampai aku kembali lepas kendali, bisa penuh darah nantinya rumah ini.

"Masih bagus aku tak membuat anak tak tahu dirimu itu mati ditempat!"

Netra Ibu membesar, bola mata itu seperti keluar dari tempatnya mendengar teriakkanku.

"Mereka sudah menikah, apa salahnya jika Ronald bermesraan dengan, Sekar."

Dengan cepat Ibu menutup mulutnya, terlonjak dengan ucapannya sendiri.

***ofd.

Jangan lupa subcribe akun Azzila07 dan ikuti semua bukunya. Kamu akan dapat notip saat aku update bagian cerita terbaru.

Tinggalkan jejak, agar aku semakin semangat. Jangan lupa vote bintang 5 ya. 🥰🥰

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
lebih salah lagi menikah tanpa persetujuan istri tua .....bisa masuk penjara lo benalu
goodnovel comment avatar
Sri Rohimah
mamtu seprti dia perlu d bina,, alias d binasakan ...
goodnovel comment avatar
Nuraeny
seruuuuuu lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status