Share

TUDUHAN SADIS

Keesokan harinya aku mengajak Mas Damar mencari alamat yang diberikan Bapak. Untung saja suamiku seorang petani, jadi bebas untuk libur tanpa harus terbentur aturan.

Setelah lima jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Tadi kami sempat bertanya sana sini sampai akhirnya berhenti di depan sebuah rumah berlantai dua yang cukup megah. Halamannya juga luas dengan sebuah taman bunga terletak di dekat pagar.

Aku berteriak mengucap salam sambil mengedor pintu gerbang. Seorang perempuan paruh baya keluar dari rumah lalu berjalan mendekat ke arah kami.

“Cari siapa ya?” tanya perempuan itu dari balik pintu gerbang.

“Maaf, Bu. Apa benar ini kediaman keluarga bapak Sastro?” tanya Mas Damar sopan.

“Iya benar. Kalian siapa?” jawab perempuan itu dengan ramah.

Aku sedikit bingung harus jawab apa. Rasanya tak sopan jika menceritakan dalam posisi seperti ini apalagi menurut Bude dulu pernikahan Bapak tak direstui.

“Apa kami bisa bertemu beliau? Ada yang penting yang harus kami sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Waty Rosilawaty
Kamu juga Sekar diam saja di hina, kenapa tdk membalasnya, .... hina juga mereka supaya tdk semena-mena, dan terus terang saja, bhw itu adalah warisan dr ibu kandung mu, supaya mereka diam tdk meminta lg, bisa2 klau mereka ngeyel ibunya mengemis membantu anaknya, Sekar jangan diam sajalah
goodnovel comment avatar
Wagirin
orang yg punya sifat merendahkan org lain, itu biasanya salah mendidik sejak kecil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status