Share

PEMBALASAN

“Kenapa marah? Faktanya memang begitu. Yang dikatakan Mas Rafly pasti benar!” tuduh Mas Rendy.

Tanpa banyak bicara, Mas Damar bangkit lalu melayangkan tinju tepat di wajah Mas Rendy sampai dia tersungkur. Sedikit pun aku tak ingin mencegah apalagi membantunya berdiri.

Mbak Arum, Mbak Mela dan Ibu menjerit bersamaan. Mereka mendekat berusaha melerai. Mungkin mereka tak menyangka suamiku seliar itu.

“Sekali lagi kalian menuduh kami. Akan kurobek mulut kalian!” Mas Damar mundur kembali ke tempat semula. Namun dia tak duduk. Hanya berdiri berkacak pinggang.

Ibu dan Mbak Arum membantu Mas Rendy berdiri. Ibu menyeka darah segar mengucur deras dari sudut bibir kakakku.

Hening sesaat. Kami larut dalam suasana tegang yang mencekam hingga deru nafas kami yang memburu terdengar jelas.

Aku menyeka sudut mata, menata hati mengontrol emosi. Apa yang mereka tuduhkan terlampau menyakitkan. Mungkin ini saatnya aku harus bertindak tegas agar mereka sadar diri.

“Kemasi barang kalian! Aku tak sudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status