Share

bendera kuning

Akhir-akhir ini hidup terasa lebih nyaman tanpa gangguan Mbak Arum. Perempuan yang pernah menjadi kakak iparku tak lagi mengirim teror dengan chat ataupun video kirimannya. Mungkin dia kapok karena aku sudah bertindak atau mungkin sedang menyiapkan siasat lainnya?

Siang. Aku dikejutkan dengan sebuah pesan yang dikirim oleh tante Yani-perempuan yang selama ini tinggal bersama kakek. Dia mengabarkan kalau kakek dirawat di rumah sakit.

Buru-buru aku mencari Mas Damar yang rupanya baru pulang.

“Mas, kakek masuk RS,” ucapku gusar.

“Kakek siapa?” tanyanya dengan alis saling bertautan.

“Ya kakek kita. Bapak dari ibu kandungku,” jelasku.

“Astaghfirulloh....” Mas Damar memekik kaget, “ya sudah nanti kita ke sana! Aku mandi dulu.”

“Iya, Mas!” jawabku.

Mas Damar segera beranjak ke kamar mandi sedangkan aku kembali ke kamar menyiapkan beberapa lembar pakaian ganti kemudian memasukkan ke dalam ransel besar.

Semua sudah siap. Kami berpamitan pada semua penghuni rumah lalu berangkat ke kampu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status