Share

MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN
MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN
Penulis: Jeni Sasmita

Berkhianat

Penulis: Jeni Sasmita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-07 10:38:27

"Mas, kok handuk basah diatas kasur begini?" tanya Via yang baru saja pulang dari menjenguk temannya yang sedang sakit.

"O–oo, Maaf sayang aku lupa," jawab Aryo kelihatan gugup.

"Lain kali handuknya langsung dijemur, biar kasurnya nggak basah." Via meraih handuk itu, kedua alisnya menyatu saat matanya tertuju pada rambut yang menempel di handuk itu.

"Rambut siapa?" lirihnya.

Jelas-jelas rambut panjang itu bukanlah rambut miliknya, yang cuma memiliki rambut sebahu.

Bola matanya melirik ke Arah Aryo yang masih berada di depan televisi, 'Mas Aryo masih memakai baju yang sama, itu artinya mas Aryo belum mandi, jadi siapa yang sudah masuk dan mandi di dalam kamarku?' Pikiranya terus traveling.

Akhir-akhir ini Via memang sudah menaruh curiga dengan perubahan sikap suaminya. Aryo lebih sering pulang telat, dengan berbagai alasan. Namun, Via tak menjadikan hal itu sebagai masalah. Tapi untuk kali ini Via tidak bisa berpikir positif lagi tentang suaminya.

Bukti nyata sudah ada ditangannya, 'Kamu akan tahu akibatnya kalau sudah bermain api dibelakangku, Mas.'

"Sayang, kamu Kenapa?" tanya Aryo yang sudah berdiri di sampingnya.

"Mm. Nggak apa-apa mas." Via berusaha untuk tetap tenang.

°°°

Usai berbalas pesan dengan teman-temannya di grub W******p, Via pun berniat untuk mengecas ponselnya. Kebetulan saat itu ponsel milik Aryo sudah terisi penuh.

Setelah memastikan colokan terpasang dengan rapi, Via pun hendak kembali ke tempat tidur. Tiba-tiba getaran ponsel Aryo, menghentikan langkahnya.

Memang sejak menikah Via tidak pernah meriksa ponsel suaminya, karena baginya cukup mempercayai satu sama lain. Tapi berbeda untuk malam ini. Entah mendapatkan dorongan dari mana, Via pun meraih dan membaca pesan yang baru masuk.

Beloved

[Sayang, makasih ya transferannya. Aku nggak bisa tidur nih ingat terus dengan sentuhan nakalmu tadi]

[Jangan lupa janjimu besok]

Deg, jantung Via berdegup kencang membaca pesan itu, ternyata apa yang ia duga benar adanya, suaminya sudah berani bermain api.

Tak mau menyiakan kesempatan, ponselnya yang baru saja di cas kembali ia lepaskan untuk menyadap W******p milik Aryo.

"Mulai sekarang aku tidak boleh kecolongan lagi," guman Via setelah selesai menyadap W******p Aryo.

Takut ketahuan Via segera meletakkan kembali ponsel milik Aryo seperti semula. Kemudian dia kembali menemui Aryo yang masih berada di ruangan keluarga.

"Mas, besok temani aku belanja ya," ucap Via sambil menjatuhkan bobotnya disebelah Aryo.

"Besok, Mm … Kalau besok tidak bisa sayang, soalnya aku ada meeting penting."

"Mas, kan udah lama kamu nggak nemenin aku belanja."

"Iya, tapi kalau besok nggak bisa. Kamu minta temenin Intan saja ya."

"Intan kan lagi sakit," rengek Via dengan sikap manjanya.

"Ya sudah kalau begitu lusa aja belanjanya ya. Aku janji akan luangkan waktu untukmu." Aryo mengelus rambut Via.

Via pun mengangguk pelan.

'Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau besok kalian ada rencana, Mas. Kita lihat aja besok apakah kamu akan pergi."

°°°

Seperti biasanya Via sibuk dengan rutinitas paginya, beberes rumah dan menyiapkan sarapan untuk Aryo.

"Pagi Mas, ini aku masak makanan kesukaan kamu loh," sapanya saat melihat Aryo yang baru saja keluar kamar.

"Aduh maaf banget sayang, aku harus cepat karena aku sudah ditungguin sama bos aku," jawab Aryo buru-buru.

"Mas, aku udah capek loh bela-belain bangun pagi untuk masak makanan kesukaan kamu." Via dengan memasang wajah sedihnya.

Aryo yang juga tidak mau Via menaruh curiga dengannya, dengan sangat terpaksa dia harus sarapan dulu di rumah.

Saat menemani Aryo makan Via kembali teringat pada percakapan Aryo dan wanita bernama Beloved itu di W******p Aryo yang telah ia sadap.

[Iya Salsha sayang, aku tidak akan lupa besok aku temani kamu belanja,] kata Aryo membalas pesan Salsha.

[Kok lama banget balasnya?] Balasan dari Salsha disertai emoticon orang menangis.

[Maaf sayang, aku harus nungguin Via tidur dulu]

[Ingat mas jangan sentuh dia lagi, aku cemburu.]

[Iya sayang, aku nggak akan sentuh dia lagi. Karena hanya kamu yang bisa memuaskan aku]

[Makanya besok kamu harus pagi. Kita sarapan di tempat biasa setelah itu ke apartemenku, akan ku berikan pelayanan full service]

Rasa sakit tentu ada, tapi rasa benci Via jauh lebih besar daripada rasa sakit hatinya.

Selesai sarapan Aryo bergegas pergi, ia tahu kalau Salsha pasti akan sangat marah kepadanya. Ditengah perjalanan Aryo merasa aneh dengan mobilnya, ia memutuskan untuk berhenti dan memeriksanya ternyata ban mobilnya kempes.

"Sial! Bagaimana aku harus menjelaskan semua ini kepada Salsha." Aryo mengusap kepalanya dengan kasar.

Dengan sangat terpaksa Aryo harus menggantikan ban mobilnya terlebih dahulu.

Sekitar satu jam berlalu, akhirnya Aryo tiba di cafe yang mereka janjikan. Tetapi disana ia tidak menemukan Salsha. Aryo pun merogoh ponsel di sakunya terlihat disana sudah ada pesan dari Salsha.

[Dasar buaya! Omonganmu memang tidak bisa dipegang, mau sampai kapan kamu menyuruhku menunggu di cafe? Hah! Sudahlah kamu tidak usah ke apartemen, aku muak melihat mukamu]

Aryo memijit pelipisnya setelah membaca pesan dari Salsha.

Sementara di lain tempat Via yang juga membaca pesan dari Salsha tersenyum puas. Rencana pertamanya berhasil.

"Ini baru permulaan, Mas. Setelah ini kamu akan banyak mendapatkan kejutan-kejutan yang tak terduga."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Ending

    Misteri handuk basah diatas kasur.Karena tidur lebih awal, Via terbangun tepat jam sebelas malam, di mana saat itu Andre baru saja terpejam beberapa menit yang lalu. Ia baru menyelesaikan banyak pekerjaan yang menumpuk akibat beberapa lama tidak masuk kerja karena insiden kemarin."Sayang." Via mencubit hidung suaminya, merasa kesal karena tidak mendapatkan respon dari Andre."Sayang." Kali ini Via menggoyangkan tubuh Andre dengan kuat."Hmm," jawab Andre dengan mata masih terpejam karena ia sangat mengantuk."Hei, bangun buka matanya." Via masih terus berusaha membujuk Andre untuk membuka mata."Iya, kenapa Sayang?" tanya Andre juga berusaha menahan kantuknya."Aku pengen banget makan rujak buah dan mangga muda.""Sayang, ini sudah sangat larut malam, mungkin sudah tidak ada yang jual rujaknya. Besok saja ya, mas janji akan beliin banyak.""Nggak mau besok, maunya sekarang." Rengek Via disertai wajah yang mulai cemberut.Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa hari berganti minggu,

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Bawa aku bersamamu

    Via kembali kerumah sakit membawa perasaan yang tak menentu, langkahnya sangat terasa berat ketika mengetahui semua kebenarannya.'Wanita itu kini benar-benar telah berhasil merusak semua kebahagiaanku,' batin Via kembali menuju ruangan Aryo. Didepan ruangan Aryo, terlihat dokter sudah keluar dengan cepat Via menghampirinya."Dok, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Via khawatir.Dokter menghela napas, "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi takdir berkata lain. Darah yang dikeluarkan sudah sangat banyak."Seketika Via merasa shock mendengar penjelasan dokter. Ia tidak menyangka sesuatu yang sangat ia takutkan kini benar-benar terjadi.*Semua yang ada di pemakaman itu beranjak pulang, kini hanya tinggal Via dan beberapa teman kerja Aryo.Via menyeka sisa-sisa air mata di wajahnya, kini Aryo benar-benar telah pergi untuk selamanya.Walau bagaimanapun Aryo adalah orang yang pernah mengisi hari-harinya, tentunya Via merasa sedih, apalagi Aryo meninggal akibat tusukan yang dilak

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Suka dan duka datang bersamaan

    "Hallo."".....""Apa! Kecelakaan?"Seketika semua tubuhnya terasa melemah.****Via menatap sekitar di dalam ruangan serba putih. Dengan aroma obat-obatan atau anti bacterial sejenisnya.Menghapus sisa-sisa air matanya, mata yang sudah bengkak karena sudah menangis beberapa hari.Setelah beberapa waktu yang lalu melewati 8 jam yang menegangkan menunggu operasi berlalu, dan ini sudah 1 minggu ia disini, rasanya sangat sulit baginya untuk bernapas, Andre belum juga sadarkan diri, matanya masih terpejam damai dengan selang infus di hidung dan tangannya.Via disini sendirian, karena Mika juga mengabarkan kalau mertuanya juga jatuh sakit ketika mereka tiba di Jerman."Sayang, kapan kamu bangun? Aku mohon bangunlah." ucapnya lirih, dengan bulir-bulir air mata mulai membasahi pipinya.Ia pun menjatuhkan bokongnya ke lantai, mencoba menumpahkan semua rasa sedihnya dengan kembali menangis.Mendengar langkah kaki yang akan masuk ke dalam ruangan, Via mendongakkan kepalanya."Via, apa yang kamu

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Kecelakaan

    Pukul 05.30 Via sudah sedari tadi berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk suaminya.Saat ia sedang pokus mencicipi masakannya, kedua tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya."Sayang, kamu sudah bangun?" ucapnya yang sedikit kaget dengan kehadiran suaminya."Iya Sayang, kamu terlalu pagi bangunnya, padahal tadi dingin banget, butuh kehangatan," ucap Andre terus mencium tengkuk istrinya."Nah, sekarang kamu cepetan mandi, abis itu akan ku suguhkan yang hangat-hangat.""Benarkah?""Iya, ini kan baru dimatiin kompornya, tentunya masih hangat dong.""Ah, kalau itu panas namanya,""Apa bedanya?""Yang hangat itu kamu." Andre mempererat pelukannya, dengan tangannya yang mulai nakal.Via perlahan sedikit menjauh, takut suaminya meminta lebih, "Sekarang sarapannya sudah siap, cepatan mandi, abis itu kita sarapan bareng." Tak bisa berbuat lebih, Andre akhirnya menurut. 30 menit kemudian Andre datang lagi, kali ini ia sudah terlihat rapi dengan seragam kerjanya.Via mulai mengambil nasi

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    kejutan

    Malam ini, Andre mengajak Via untuk makan malam diluar. Via pun menurut saja, walaupun dalam hatinya penuh tanda tanya, tidak biasanya Andre mengajaknya makan malam di tempat yang agak jauh dari rumah mereka."Sayang, emangnya kita mau kemana?" tanya Via saat mereka diperjalanan."Ya, mau dinner lah," jawab Andre enteng."Dinner? Tidak biasanya, lagipula sudah sudah beberapa restoran mewah yang sudah kita lewati, emangnya kita akan makan dimana?""Kamu diam saja, sebentar lagi kita akan sampai."Dengan hati yang tak menentu, Via pun akhirnya diam sejenak. Namun, merasa perjalanan sudah sangat jauh Via kembali bertanya. "Sayang, ini sudah terlalu jauh, sebenarnya kita mau kemana?" "Paling 10menit lagi kita akan sampai.""Sayang, setengah jam yang lalu kamu juga bicara seperti itu, nyatanya kita belum juga sampai, kalau terus-terusan begini perut kita akan keroncongan."Andre hanya bisa tersenyum mendengar celotehan istrinya.Benar saja, 10 menit kemudian mereka pun tiba ditempat tuju

  • MEMBALAS SUAMI DENGAN ELEGAN    Ancaman

    Aryo juga sangat tidak menyangka kalau ia akan bertemu Via disini, ia sangat ingin berjumpa dan meminta maaf pada Via. Tetapi, sekarang keadaannya sudah berbeda. Via sudah menikah lagi, bahkan suaminya sekarang adalah sahabatnya sendiri.Selain itu ditempat kerja bukanlah waktu yang tepat untuk meminta maaf.Selama ini Aryo sudah berusaha mencari Via kemana-mana, tetap saja ia tidak menemukannya. Via benar-benar menghilangkan bagai ditelan bumi.Aryo pun frustasi, alhasil pekerjaannya terbengkalai sehingga ia dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.Uang hasil penjualan rumah yang sudah dibagi dua oleh Via juga sudah habis, ia gunakan untuk berpoya-poya, minum-minum, membayar wanita dan berjudi. Aryo benar-benar hancur dan seperti orang gila karena ditinggal oleh Via.Baru satu bulan ini, ia berusaha untuk bangkit kembali untuk meneruskan hidupnya.Saat pertemuan selesai, semua orang yang ada diruangan itu keluar, begitu pula dengan Andre dan Via. Diam-diam Aryo memerhatikan mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status