Share

Menyusun Rencana

Via yang juga membaca pesan yang dikirimkan oleh Salsha untuk Aryo tersenyum puas, karena rencana pertamanya berhasil.

"Itu hanya permulaan mas, kamu akan banyak mendapat kejutan-kejutan yang tak terduga." ucap Via bicara sendiri

Via pun langsung mengamankan aset-aset berharga yang sudah jadi haknya seperti rumah, mobil dan masih banyak lagi.

"Aku tidak akan membiarkan semuanya jatuh ke tanganmu, Mas."

Via tidak mau kalau sampai orang lain yang menikmati hasil kerja suaminya selama ini, sedangkan ia yang menemani dari titik nol dan selalu ada dalam suka dan dukanya. Tapi semua itu hanya tinggal kenangan Aryo telah tega mengkhianatinya.

Via berpikir ia tidak boleh gegabah, karena semua tabungannya semua dipegang oleh Aryo, jadi ia harus dengan hati-hati untuk bisa mengambilkan dari Aryo secara perlahan.

Via tahu ia tidak mungkin mampu melakukannya sendirian, bagaimanapun ia butuh orang untuk membantunya

"Intan!" gumam Via, karena Intan satu-satunya orang yang bisa ia percayai, Intan adalah sahabat akrabnya, bahkan mereka sudah seperti saudara kandung.

Via langsung menuju rumah Intan, sesampainya di sana terlihat seorang dokter keluar dari rumah Intan. Sepertinya dokter itu baru saja memeriksa keadaan Intan karena Intan memang susah kalau diajak ke rumah sakit.

Intan tinggal bersama ibunya yang sudah berumur. Karena berasal dari keluarga yang sederhana Intan yang bekerja untuk melanjutkan hidup mereka, Via juga sering membantu Intan saat ia sedang kesulitan.

Via pun masuk dan langsung menuju ke kamar Intan, "Gimana keadaanmu sekarang?" tanya Via sembari duduk disamping Intan

"Seperti yang kamu lihat, tadi kata dokter Andi aku hanya flu biasa," jawab Intan

"Oh, syukurlah kalau begitu."

Via langsung menceritakan apa yang sedang terjadi dengannya, dibalik sikapnya yang terlihat tangguh sebenarnya Via juga manusia biasa yang merasa sangat sakit dikhianati oleh Aryo, orang yang sangat ia sayangi.

Saat bercerita dengan Intan, Via tak mampu menahan air matanya yang mulai menetes, Intan langsung memeluknya dan ikut merasa benci sama Aryo yang sudah ia percayai untuk menjaga Via, tapi ternyata Aryo malah menyakitinya.

"Kamu yang sabar ya, dan kamu nggak boleh sedih hanya karena laki-laki seperti itu, kamu nggak boleh lemah," ujar Intan tak ingin melihat sahabatnya menangis

Via pun menyeka air matanya

"Kamu tenang aja Via, aku akan ikut membantumu, kita harus awasi terus gerak-gerik mereka jangan sampai kita kecolongan satu langkah sekalipun." ucap Intan yang sudah memikir strategi

"Iya Tan, aku juga sudah menyadap W******p mas Aryo," jelas Via

"Bagus! Kamu pantau terus dari sana." jawab Intan tersenyum

"Evan! Aku rasa dia bisa kita andalkan untuk terus memantau gerak-gerik suamimu dan pelakor itu."

"Evan! Pacarmu? Emangnya nggak apa-apa?"

"Ya nggaklah Via, aku yakin dia pasti mau bantu kok."

"Yaudah aku terserah kamu aja deh Tan, tapi sebelumnya makasih ya Tan kamu sudah mau bantu aku."

"Kamu juga sering bantu aku Via, jadi sekarang giliran aku yang akan bantuin kamu," Intan kembali memeluk Via dengan erat

Setelah lama dirumah Intan, Via pun pamit untuk pulang ke rumah, karena ia takut kalau nanti Aryo akan pulang lebih dulu.

Ting!

Notif pesan masuk ke ponsel Via saat ia baru saja sampai dirumahnya. Dengan cepat ia mengambil ponsel didalam tasnya ternyata pesan yang dikirimkan Salsha untuk Aryo

[Makasih sayang tas nya, itu tas sudah lama banget aku impikan, kamu memang bisa membuat aku bahagia] Pesan itu diakhiri dengan emoji peluk, cium, dan love

Disusul juga fotonya memakai baju seksi dengan tas branded ditangannya

"Cih! Begitu aja sudah bahagia," Via merasa mual dengan gaya foto yang dikirim oleh Salsha

"Kamu hebat mas, bisa dengan begitu mudahnya mengembalikan mood wanita itu." gumam Via sambil memikirkan sesuatu.

"Oke! Kita lihat apakah kamu juga akan terkejut setelah kejutanku yang satu ini, Mas?" Via pun kembali menutup pintu untuk menjalankan rencana keduanya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status