Share

BLUNDER

Seperti biasa, aku bangun saat fajar subuh tiba. Menjalani rutinitas sebagai makhluk, memuji Dia dengan segala keagungan-Nya.

Sebentar kemudian aku berkemas, bersiap pergi ke toko. Setelah kemarin seharian tak datang, tentu aku tak sabar ingin bertemu Bu Sri-perempuan yang akan kubungkam mulutnya dengan kesuksesan.

“Yuk berangkat, Vin!” ajakku pada lelaki yang sedang menikmati kopi di teras.

“Loh ... kan kita menjalankan tugas masing-masing,” sahut Alvin.

Tersadar, hari ini kami memang beda tujuan. Namun, entah mengapa rasanya sepi jika tak ada Alvin, padahal belum lama saling mengenal.

“Terus gimana dong? Aku jalan kaki?” Aku memasang wajah cemberut.

“Emang kuat?” ledeknya disertai sedikit tawa.

Astaga! Ini lelaki enggak peka banget. Ya jelas enggak mungkin jalan kaki. Yang ada belum sampai ruko sudah pingsan dulu.

“Dikuat-kuatin aja!” ketusku.

Melipat tangan di depan dada, aku memalingkan wajah dari lelaki itu, meski tak kunjung beranjak.

“Cie ... ngambek,” ledeknya, “ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status