Share

BAB. 16

last update Last Updated: 2025-06-18 15:57:09

Kanya tersipu malu dan berlari kecil mendekati Brian bak anak kecil saat pulang sekolah. Brian beranjak dari motor nya dan menyambut Kanya dengan pelukan.

"Suami..." ucap Kanya sambil mendongak melihat Brian.

"Hai, pake helm dulu, istri," ucap Brian, sambil mengenakan helm pada Kanya.

"Pak manager takut ketahuan orang ya?" Kanya bertanya sambil tertawa kecil, saat melihat Brian yang masih mengenakan helm.

"Iya, nanti kamunya yang kenapa-napa," ucap Brian.

"Pacaran boleh kok yang, kata mami Intan," ucap Kanya.

"Masalahnya mami Intan kenal sama Sintia, sayang," ucap Brian.

"Owh gitu," sahut Kanya.

"Pulang atau..." tanya Brian memberikan pilihan.

"Pulang kerumah kamu kan, bukan kerumah mama?" tanya Kanya.

"Iya, kita kesana," ucap Brian.

"Diperkosanya jadi kan, yang?" tanya Kanya yang kembali jahil.

"Hahaha... ada aja. Ayo, bisa nggak naiknya?" tanya Brian sambil melihat Kanya yang mungkin kesulitan untuk menaiki motor itu.

"Ih nggak sampe, yang..." Sambil melepa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MENANTU PILIHAN MAMA   BAB. 16

    Kanya tersipu malu dan berlari kecil mendekati Brian bak anak kecil saat pulang sekolah. Brian beranjak dari motor nya dan menyambut Kanya dengan pelukan. "Suami..." ucap Kanya sambil mendongak melihat Brian. "Hai, pake helm dulu, istri," ucap Brian, sambil mengenakan helm pada Kanya. "Pak manager takut ketahuan orang ya?" Kanya bertanya sambil tertawa kecil, saat melihat Brian yang masih mengenakan helm. "Iya, nanti kamunya yang kenapa-napa," ucap Brian. "Pacaran boleh kok yang, kata mami Intan," ucap Kanya. "Masalahnya mami Intan kenal sama Sintia, sayang," ucap Brian. "Owh gitu," sahut Kanya. "Pulang atau..." tanya Brian memberikan pilihan. "Pulang kerumah kamu kan, bukan kerumah mama?" tanya Kanya. "Iya, kita kesana," ucap Brian. "Diperkosanya jadi kan, yang?" tanya Kanya yang kembali jahil. "Hahaha... ada aja. Ayo, bisa nggak naiknya?" tanya Brian sambil melihat Kanya yang mungkin kesulitan untuk menaiki motor itu. "Ih nggak sampe, yang..." Sambil melepa

  • MENANTU PILIHAN MAMA   SINTIA BIARLAH BERLALU, KANYA LEBIH DULU

    Dalam cahaya studio yang memukau, Kanya berpose dengan penuh semangat, energi positifnya terpancar jelas dalam setiap kilasan lensa kamera saat sesi pemotretan terakhir ini. Brian, dengan langkah penuh antisipasi dan dada berdebar, turun dari lantai atas menuju ke lantai dasar. Sesampainya di bawah, dia langsung menyapa calon ibu mertuanya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan, menandakan kebahagiaan mendalam yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, hanya beberapa saat sebelum ia menjemput calon istrinya yang paling cantik sedunia. "Tante," ucap Brian saat bertemu ibu Kanya. Ia menyapa dengan ramah. "Eh Bri? Mau kemana?" tanya ibu Kanya saat Brian mencium punggung tangan calon ibu mertuanya ini. "Izin, mau jemput Kanya, tante," ucap Brian. "Oh, siap deh. Kamu udah makan?" tanya ibu Kanya. "Brian udah makan, tante," ucap Brian. "Eh iya Bri? Maaf ya, kalau tante tanya soal pernikahan, apa benar kalian sudah ambil keputusan untuk nikah?" tanya ibu Kanya, dengan serius. "Iya ta

  • MENANTU PILIHAN MAMA   SIAP-SIAP, KANYA MAU DIBAWA KE APARTEMEN MAS MANAGER!

    Sambil menunggu kehadiran Irvan, mereka berdua melanjutkan perbincangan hangat dengan candaan, sambil duduk diatas sofa."Mas, aku nggak punya duit tunai. Aku mau minta duit," ucap Kanya yang masih terlihat nyaman dipangkuan Brian."Oh, aku tadi taruh dompet dimana, ya?" Brian mencari keberadaan dompetnya."Itu, aku taruh diatas meja rias, aku," sahut Kanya, sambil melirik dompet milik Brian."Ya udah, ambil aja," ucap Brian sambil tersenyum menatap Kanya."Beneran ya mas? Aku boleh minta duit kamu?" tanya Kanya sambil tersenyum bahagia."Iya, boleh. Kenapa?" sahut Brian yang tampak kebingungan.Kanya senang mendengar itu, ia meraih dompet Brian dan mencari uang tunai didalamnya."Cuma 300 ribu mas, yah masih kurang dong," ucap Kanya sambil tersenyum melihat isi dompet milik pak manager."Aku emang jarang bawa duit tunai, tapi ada di mobile banking, aku transfer aja, ya," ucap Brian."Beneran?!" ucap Kanya yang tampak bersemangat."Iya, beneran," sahut Brian sambil tersenyum menatap

  • MENANTU PILIHAN MAMA   MIMPI' BURUK KANYA, BRIAN MENYIMPAN TANYA?

    Kanya yang awalnya berkata sesuatu yang membuat Brian kebingungan, memandang wajahnya yang tampak tak mengerti. Untuk menghapus kebingungannya, Brian memutuskan untuk berbaring di atas kasur, berusaha mencari kenyamanan di antara tumpukan bantal yang telah Kanya atur rapi. Dengan gestur yang lembut, ia kemudian mengajak Kanya untuk bergabung dengannya, berharap bisa tidur dengan tenang sambil merasakan kehangatan pelukan satu sama lain. Sambil berbisik - bisik, keduanya terlihat berkomunikasi. "Sini," ucap Brian sambil merentang tangan kanannya agar Kanya tidur di atasnya. "Nggak usah di minta juga, tujuan aku emang mau dipeluk sama kamu sampai pagi," ucap Kanya sambil berbaring dalam pelukan Brian. "Iya deh..." Ucap Brian pelan dan memeluk Kanya. "Badan kamu kok masih panas banget, mas. Kenapa nggak pake baju sih, mas?" ucap Kanya, saat merasakan suhu panas tubuh Brian. "Tadi kan kamu yang suruh aku buka Hoodie?" ucap Brian, yang mengingatkan Kanya. "Aku kira mas itu pa

  • MENANTU PILIHAN MAMA   SENTUH AKU, MAS!

    Akhirnya, Kanya baru saja tiba di dalam rumah dan segeramasuk kedalam kamar tidurnya, ia terlihat sangat lelah dan hendak segera beristirahat Namun seketika saja ia teringat akan Brian. Kanya segera meraih tasnya dan ia kemudian mencari ponselnya yang ia simpan didalam tas, "Oh iya, dia bilang dia kirim email," ucap Kanya kala teringat jika Brian mengirimkan email padanya. Kanya membuka pesan yang terkirim melalui surel, beberapa surel lain ia abaikan dan hanya membaca pesan surel dari Brian. "Dia kira aku tuh juga nggak sebel liat Sintia, ada di dalam apartemen? Dan mereka berduaan!" ucap Kanya dengan suara lantang dan melempar ponselnya diatas ranjang. Segera Kanya membuka pakaiannya dan buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya sambil teringat bagaimana pertemuannya dengan Brian saat itu di apartemen dan ia berpikir tentang apa saja yang Brian lakukan dengan Sintia. Kanya terisak sambil memikirkan kenangan yang begitu menyakitkan saat melihat Sintia

  • MENANTU PILIHAN MAMA   CEMBURU?

    Makan malam berdua bersama Irvan, sesekali Irvan dan Kanya tertawa kecil saat menceritakan masa lalu mereka waktu masih duduk di bangku sekolah. Usia keduanya terpaut 6 tahun. Namun walau demikian, Kanya dapat mengimbangi Irvan yang lebih tua darinya. "Kanya, kita ke apartemen Brian, mau nggak?" ucap Irvan. Tentu saja Kanya sangat ingin, namun ia kini tengah mencoba menjaga jarak dengan Brian. "Aku langsung pulang aja deh mas," ucap Kanya. "Yah, nggak asik dong, masa aku sendirian di jalan. Ya udah deh, aku anterin kamu balik terus aku kerumah Brian sendirian," ucap Irvan. "Iya mas, titip salam aja buat dia, bilangin semoga dia cepet sembuh," ucap Kanya sambil tersenyum. "Oke deh, temenin aku dulu, beli buah buahan buat Brian," ucap Irvan. "Oke, boleh," ucap Kanya. Makan malam usai, keduanya melanjutkan untuk berbelanja makanan dan minuman. "Jadi beneran nggak ikut nih?" Irvan mencoba meyakinkan lagi. "Ehm... gimana ya mas?" Kanya terdengar ragu. "Ikut aja deh, Kanya. Pleas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status