Share

MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL
MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL
Penulis: Senja jingga

1. Kenyataan pahit

Penulis: Senja jingga
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 11:14:12

HAMIL DISAAT MANDUL - Kenyataan Pahit (1)

"Ma-af, Bu. Dengan berat hati saya harus menyampaikan berita buruk ini pada ibu. Dari hasil pemeriksaan tadi, ternyata ada yang bermasalah dengan rahim ibu. Dan, maaf, Bu. Ibu dinyatakan tidak bisa memiliki keturunan."

"Ibu yang sabar ya..." Lanjut dokter wanita berusia 40 tahunan yang baru saja memeriksa ku dengan terdengar sangat hati-hati mengatakannya.

Namun, mendengar apa yang barusan disampaikannya, tetap saja membuatku benar-benar merasa syock. Aku masih duduk terdiam di kursi dan seakan kesulitan untuk berkata dalam beberapa detik. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar.

"Jadi, maksud dokter, saya tidak bisa memiliki anak, Dok ?"

Dokter dihadapan ku itu mengangguk pelan.

"Sekali lagi ma-af, Bu. Menurut hasil medis, kenyataannya memang seperti itu."

Dihadapan dokter itu, aku pun tak kuasa untuk menahan tangis. Aku benar-benar merasa diriku sangat hancur. Apa yang menjadi pertanyaan ku selama tiga tahun semenjak menikah, akhirnya sekarang terungkap. Ternyata aku mandul.

Setelah dari rumah sakit, aku langsung menyetir mobil dengan perasaan yang sangat kacau. Air mata terus mengucur membasahi pipiku.

Ingatan ku teringat pada ibu mertuaku yang selalu menuntut ku untuk segera memiliki anak.

Aku juga teringat pada Mas Ilham--- suamiku, aku bukan perempuan yang sempurna, akankah pernikahanku masih akan baik-baik saja jika suamiku--Mas Ilham dan ibunya tahu jika aku tidak bisa memberikannya anak ? Apakah Mas Ilham masih mau menerima wanita yang tidak sempurna seperti ku ?

"Astagfirullah... Ya Allah.. aku harus bagaimana ?...." ucapku sambil menyetir mobil.

Tak lama pandangan ku langsung tertuju pada seorang wanita yang terlihat hendak sengaja menabrakkan dirinya ke depan mobilku.

Cekukkk!! Dengan cepat aku me-rem mobilku, mengusap kedua pipi yang basah dengan air mata, lalu langsung membuka pintu mobil untuk keluar.

Terlihat olehku wanita itu nampak menunduk sambil menangis sesenggukan.

"Hei, apa yang kamu lakukan ?! Hampir saja kamu mati tertabrak oleh mobilku ?!" ucapku dengan penuh amarah.

Wanita itupun menegakkan kepalanya, melihat ku sambil menangis.

"Kenapa kamu gak tabrak aku saja ?! Kenapa kamu gak biarkan aku mati saja ?!"

"Apa ?! Kamu sudah tidak waras, ya ?! Jadi kamu sengaja ingin ditabrak ?! ...Jangan bilang kamu mau bunuh diri ?!"

"Buat apalagi aku hidup ?! Hidup aku sudah hancur! Tidak ada gunanya lagi aku hidup! Aku lebih baik mati! Harusnya tadi kamu tabrak aku saja biar aku mati!"

"Astagfirullah... Kamu pikir dengan kamu mati, kamu akan bahagia dengan cara mati seperti ini ?! Dan jika kamu mau mati, jangan bawa-bawa aku! Aku bisa dihukum jika tadi sampai menabrak kamu!"

Kali ini, wanita itu terdiam. Tangisannya kembali pecah. Ia nampak begitu frustasi.

Untungnya, jalanan begitu sepi karena bukan jalan raya.

Aku yang awalnya kesal dan marah atas kelakuannya, memilih untuk meredam amarahku. Aku pikir, aku salah jika tadi memarahinya. Menghadapi seseorang yang tengah frustasi, harusnya aku bisa membuat dia tenang.

"Aku minta ma-af karena sudah memarahi mu tadi. Tapi, aku mohon kamu jangan bunuh diri. Apapun masalah yang tengah kamu alami, mati belum tentu bisa membuat kamu lebih baik. Kalo kamu ingin menceritakan masalah kamu, kamu bisa cerita sama aku. Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya selain bunuh diri.."

"Udah percuma, udah percuma.. buat apa aku hidup jika hidup aku sudah hancur!"

"Astagfirullah... Kamu masih Allah berikan nafas. Sehancur apapun hidup kamu, aku yakin kamu masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

"Kamu gak ngerti apa yang aku rasakan! Kamu gak akan pernah mengerti karena kamu tidak merasakan!" ucapnya penuh amarah. Iapun pergi dari hadapan ku.

Aku takut dia akan bunuh diri lagi, aku pun berjalan menyusulnya.

"Hei! Aku memang tidak tahu apa masalah yang tengah kamu hadapi. Tapi, aku ingin menjadi seseorang yang mendengar cerita kamu. Semoga saja aku bisa membantu!" ucapku sambil berjalan cepat mengejarnya.

"Enggak! Aku lebih baik mati saja!"

Setelah aku tahu ia akan bunuh diri, aku mana bisa membiarkan dia mati begitu saja. Aku tidak mau menyesal seumur hidup karena membiarkan orang lain mati dihadapan ku. Aku tidak mau itu terjadi.

"Emangnya apa masalah kamu, hah ?! Aku juga punya masalah, aku mandul dan aku tidak bisa memiliki anak seumur hidup aku! Sebagai wanita, aku sudah tidak sempurna! Tapi aku tidak pernah memilih untuk bunuh diri meskipun aku sudah hancur!"

Wanita itupun menghentikan langkahnya dan menoleh padaku.

"Lalu bagaimana dengan aku yang hamil diluar nikah ?! Laki-laki brengsek itu pergi dan tidak mau tanggung jawab. Aku malu dengan semua orang! Jika saja kamu ada diposisiku, kamu juga pasti akan memilih bunuh diri!"

Mendengar itu aku tertegun. Aku dan dia bertolak belakang. Aku sangat ingin memiliki anak, sedangkan dia tidak mau memiliki anak.

"Kenapa diam ?! Kamu juga tidak bisa jawab 'kan ?!"

"Astagfirullah... kamu itu kurang bersyukur! Allah sudah memberi anugerah pada kamu untuk bisa memliki anak. Sedangkan aku ? Aku tidak bisa memiliki keturunan sampai kapanpun. Aku mandul!"

"Anak kamu tidak salah apa-apa... Kamu akan tambah berdosa jika sampai membiarkan anak dalam kandungan kamu meninggal bersama kamu hanya karena kamu bunuh diri... Aku mohon, aku akan bantu kamu agar kamu tidak malu dengan kehamilan kamu," lanjutku.

Kali ini ia menatap ku begitu lirih.

"Apa kamu benar akan membantu aku ? Ibu aku sudah tahu semua ini. Aku sudah sangat mengecewakannya. Ia mengusirku dari rumah. Aku malu, Mba. Aku sangat malu dan terpukul atas kehadiran anak ini. Ayah dari anak ini menghilang begitu saja dan sulit dihubungi."

Aku menghela nafas.

"Apa kamu tau ? di luaran sana sangat banyak sekali orang yang ingin memiliki anak seperti aku. Namun, semua sudah takdir dari Allah. Kamu bisa menitipkan anak kamu ke panti asuhan jika kamu tidak mau menanggung malu. Anak kamu tidak salah apa-apa atas kesalahan kamu. Ia harus tetap hidup."

Wanita dihadapan ku itu terdiam. Ia tidak lagi berontak untuk tetap berniat bunuh diri seperti sebelumnya. Sepertinya, ia mulai mendengarkan ucapanku.

"Aku akan antar kamu pulang ke rumah ibu kamu," ucapku.

"Tapi, Bak ? Ibu saya sudah sangat membenci saya," lirihnya.

"Aku akan bantu bicara sama ibu kamu. Aku yakin, semarah apapun seorang ibu, ia akan tetap menyayangi anaknya. Aku harap ibu kamu bisa memaafkan kamu."

Ia pun mengangguk.

Aku pun mengantarkan wanita itu pulang ke rumahnya. Aku sengaja mengantarkan pulang untuk memastikan jika dia tidak akan coba bunuh diri lagi.

Aku bertemu dengan ibunya yang sudah paruh baya. Di rumah wanita itu, aku coba bicara pada ibunya yang nampak begitu kecewa.

"Bu, semua manusia pernah khilaf dan semua manusia yang melakukan kesalahan punya kesempatan untuk bertaubat. Allah maha pemaaf. Allah juga yang maha membolak-balikkan hati manusia untuk berubah. Apa ibu tidak mau memberikan kesempatan kepada anak ibu untuk memperbaiki kesalahannya ?"

Awalnya, ibunya wanita itu nampak keberatan untuk memaafkan anaknya. Namun, setelah cukup lama, akhirnya ibunya luluh dan memeluk wanita itu.

Aku pun berpamitan setelah merasa urusanku dalam menyelamatkan orang yang berniat bunuh diri selesai. Hati ku rasanya cukup lega setelah itu.

*****

Aku pun pulang ke rumahku dan hendak masuk ke rumah. Namun, aku urungkan karena mendengar ada suara ibu mertuaku tengah berbicara bersama Mas Ilham di ruang tamu. Seperti biasa, ibu membahas soal anak.

Dipinggir pintu, aku memilih mendengarkan pembicaraan ibu mertuaku dan suamiku. Seperti biasa, Ibu mertuaku ingin cepat mendapatkan cucu dariku.

"Ya Allah, aku harus bagaimana ? Aku mandul dan tak akan pernah bisa memberikan anak untuk suamiku. Aku juga tidak akan pernah bisa memberikan cucu untuk ibu mertuaku. Aku harus bagaimana ya Allah ?..."

BERSAMBUNG....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   32. END

    Satu bulan kemudian...Di depan halaman rumahnya. lham tengah memangku Zahra dan Sela tengah menyuapi Zahra. Mereka berdua merasa senang sekali akan kehadiran Zahra, karena mereka merasa seperti menjadi seorang ayah dan seorang ibu.Saat Sela dan Ilham tengah mengasuh Zahra, Tiba-tiba ada Ayu dan Rio yang bertamu ke rumah mereka. Ada yang ingin dibicarakan oleh Ayu dan Rio.Ayu dan Rio pun dipersilahkan masuk, hingga mereka berbicara di ruang tamu. Bu Tari yang tengah ada di rumah Ilham, juga ikut duduk di ruang tamu.Sambil duduk, Ilham tetap memangku Zahra yang sudah semakin tak bisa diam.Ayu dan Rio hanya terdiam. Mereka tengah berusaha memberanikan diri untuk mengatakan apa tujuan mereka."Jadi, apa yang mau dibicarakan ? 'kok kayaknya serius banget?" tanya Ilham dengan tawa kecil untuk membuat suasana tidak terlalu tegang."Iya, Yu, Rio, ada apa ? Bilang aja, jangan sungkan," tambah Sela."Iya, Nak. Memangnya ada apa ? 'kok kayaknya kalian lagi ada yang dipikirkan ?" tanya Bu Ta

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   31. Hari pernikahan

    Ilham datang ke kantor polisi untuk mencabut laporan atas Rio yang telah memerasnya dan atas kasus menculik anaknya sendiri untuk dijual.Rio begitu berterimakasih pada Ilham. Selama di dalam penjara, ia banyak sekali mendapatkan pelajaran. Sekarang, ia sudah mengakui kesalahannya dan ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi."Kamu benar-benar mau membebaskan aku, Ilham ?" "Iya, Aku serius. Tapi, kamu mesti janji, kamu jangan berbuat jahat lagi seperti kemarin.""Iya, Ilham. Aku berjanji. Aku akan berusaha untuk menjadi orang baik.""Oke. Kalo, begitu. Aku pegang ucapan kamu. Jadi gimana ? Kamu juga mau 'kan bertanggung jawab untuk menikahi Ayu ?""Iya. Aku akan bertanggung jawab. Jujur saja, sebenarnya aku juga mencintai Ayu. Hanya saja, dulu aku merasa belum sanggup untuk memiliki istri. Aku tidak punya apa-apa untuk menafkahinya. Apalagi, aku dengar sampai Ayu hamil. Aku semakin merasa terbebani. Jadi, aku memilih kabur. Aku mengakui kesalahanku itu.""Baguslah kalo kamu sudah m

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   30. Tiara meninggal

    Setelah beberapa jam, akhirnya Tiara berhasil diselamatkan dari jurang. Setelah itu, Tiara pun di bawa ke rumah sakit. Sela dan semuanya menatap begitu ngeri pada darah yang terus mengalir dari kepala Tiara yang sampai membasahi bajunya.*****Dokter yang menangani Tiara menyatakan jika Tiara tengah kritis. Semuanya akhirnya memilih menunggu di kursi yang ada diluar ruangan Tiara dirawat. Semuanya panik dan berharap Tiara bisa bertahan hidup.Ilham terus mengelus bahu Sela yang kepalanya menyender pada pundaknya. Ia mengerti, jika istrinya juga tengah syock dengan kejadian hari ini. Sedangkan, Ayu yang sambil memangku Zahra, duduk bersama Bu Tari. Sebesar apapun rasa marahnya Bu Tari akan perlakuan Tiara, ia tetap tidak tega melihat kondisi Tiara saat ini. Tiba-tiba, Sela juga teringat pada Zahra yang takut terjadi sesuatu setelah kejadian tadi."Yu," panggil Sela. Ayu menatap pada Sela. "Iya, Bu ?" "Mumpung lagi di rumah sakit, kita juga sekalian periksa kondisi Zahra, yuk ? Ta

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   29. Tragedi

    Bruk.. Bruk.. Bruk..Tangan Ilham terus menggedor kaca mobil Tiara. Pintu mobilnya terkunci, Ilham jadi susah untuk bisa mengambil Zahra kembali."Tiara, keluar Tiara!" Perasaan Tiara begitu panik, ia berpikiran jika rencananya pasti akan gagal jika Ilham yang menghalanginya. Ia terlalu lemah untuk melawan Ilham."Tiara! Kalo kamu masih tetap gak mau buka pintunya! Aku akan pecahkan kaca mobil kamu!""Akh! Sialan! Ilham benar-benar membuat aku terpojok! Aku gak bisa apa-apa lagi!"Diluar sana, Ilham masih terus menunggu Tiara keluar dengan perasan yang penuh amarah. Tiara pun membuka kaca mobilnya. Ilham yang melihatnya langsung melihat pada Zahra yang tengah menangis di pangkuan Tiara. "Zahra.." lirihnya.Ia begitu khawatir, membayangkan bagaimana Zahra berada dalam mobil yang dilajukan dengan kecepatan tinggi. Ia berpikir harus cepat-cepat menyelamatkan Zahra. Kondisi Zahra pasti kurang baik setelah dalam mobil Tiara. "Cepat kamu buka pintunya, Tiara!" "Minggir kamu, Ilham! K

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   28. Dendam

    Tiara yang tengah berada di balik pohon yang cukup besar yang ada di taman, terus memperhatikan Bu Tari yang tengah duduk di kursi yang ada di taman sambil menyuapi Zahra. Semenjak Bu Tari sering mengasuh Zahra, Bu Tari jadi merasa sayang pada Zahra. Ia sudah menganggap Zahra seperti cucunya sendiri. Pandangannya Tiara juga menoleh pada Sela dan Ayu yang tengah mengobrol. Hatinya begitu penuh amarah melihat Sela yang masih hidup baik-baik saja.Ia tidak sabar ingin membuat Sela kehilangan orang yang dia sayang, agar Sela bisa merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sudah dia sayangi. Awalnya, Tiara sengaja pergi ke rumahnya Sela untuk mengambil Zahra. Namun, karena tak ada satu orangpun di rumahnya, ia berpikir untuk pergi ke butik. Ia yakin jika Sela ada di butiknya."Awas kamu, Sela! Lihat saja apa yang akan aku lakukan!" ucapnya. Ia pun berjalan pelan, memastikan Sela dan Ayu tidak melihat pergerakannya. Tiara melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bu Tari. "Hai, ne

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   27. Rencana Pernikahan

    "Kamu benar, Ilham. Harusnya aku tidak seperti ini. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Maafkan aku, Ilham. Maafkan aku, Sela."Tatapan Tiara melihat pada Mas Ilham, lalu padaku dengan tatapan lirih. Sepertinya, ia memang benar-benar menyadari kesalahannya.Aku mencoba menggenggam punggung tangannya."Tiara, aku sudah memaafkan kamu, kok. Aku juga bisa mengerti perasaan kamu," ucapku."Iya, Tiara. Aku juga sudah memaafkan kamu. Tapi, aku harap kamu tidak melakukan hal ini lagi," ucap Mas Ilham."Iya, Iham, Sela. Aku tidak akan melakukan hal ini lagi. Aku benar-benar menyesal. Aku terlalu terobsesi."Lega rasanya melihat Tiara sudah berubah. Kini, Tiara yang menggenggam kedua telapak tanganku."Sela, sekali lagi aku minta maaf sama kamu, ya ? Aku banyak salah sama kamu," ucapnya. Aku mengangguk sambil tersenyum."Iya, Tiara. Aku juga minta maaf kalo aku punya salah sama kamu.""Iya, Sela."Tak lama Tiara memelukku. Aku berharap semoga dia benar-benar berubah dan tak akan berbuat jaha

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   26. Balas dendam Tiara

    Satu minggu kemudian...Malam ini, aku tengah masak untuk makan malam. Sedangkan, Mas Ilham dan ibu tengah mengasuh Zahra. Kehadiran Zahra semakin menambah warna dalam hidup ku.Sekarang, sudah tidak perlu lagi ada kebohongan yang mesti ditutupi.Ibunya Mas Ilham, sikapnya kini sudah seperti dulu lagi, seperti saat aku pura-pura hamil. Ia tetap mengasuh Zahra dan terlihat begitu menyayanginya.Bedanya, kali ini perasaan ku lebih tenang karena sekalipun ibu sudah tahu Zahra bukan anakku, ibu tetap mau menerimanya. Aku sudah tidak perlu pura-pura lagi mengatakan jika Zahra anak kandungku. Berbohong, nyatanya hanya membuat hati tidak tenang. Ibu tengah menyuapi Zahra dengan bubur bayi. Kali ini Mas Ilham juga tengah libur, jadi dia ada di rumah seharian ini. Ia juga tengah main bersama Zahra."Cayang lagi makan ya.. iya ? lagi makan ya.." ucap Mas Ilham dengan suara yang di cadel-kan. Ia terlihat lucu sekali dan sikapnya begitu membuat ku menggelitik untuk tertawa.Pada akhirnya, aku

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   25. Kejutan

    "Yasudah, lebih baik sekarang kita temui Sela, ya. Kita buat kejutan untuk dia," ucap Bu Tari pada Ilham."Iya, Bu. Ilham juga kepikiran untuk menemui Sela. Ayo, Bu. Kita berangkat."Ilham kembali ke bagasi dan masuk ke mobil. Bu Tari juga berjalan di belakangnya.*****POV SELA"Ya Allah.. apa benar yang ibu bilang tadi ? Apa benar Mas Ilham tidak jadi menikah ?" ucapku sembari mengelus pipi Zahra. Aku tidak bisa berbohong, jika aku merasa senang mendengar Mas Ilham tidak jadi menikah dengan Tiara.Mas Ilham adalah lelaki yang aku cintai. Sekalipun aku berusaha ikhlas melepaskannya, mungkin saja aku tetap tidak rela jika mengetahui Mas Ilham membagi rasa cintanya. Aku ingin menjadi wanita satu-satunya yang ia cintai."Zahra... Mamah gak tau mesti bersyukur atau tidak atas batalnya pernikahan papah kamu. Jujur saja, Mamah senang mendengarnya. Tapi, Mamah juga kasihan sama ibu dan sama papah Ilham. Ibunya papah Ilham pasti sangat menginginkan sekali cucu, Nak," ucapku sendiri.Aku tah

  • MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL   24. Mencari istri

    Ilham baru saja hendak menghidupkan mobilnya untuk melajukan mobilnya untuk mencari Sela kembali. Tapi, Bu Tari--ibunya-- mengejarnya hingga ke luar teras depan rumahnya."Ilham, tunggu dulu, Nak."Ilham mematikan kembali mesin mobilnya, lalu menoleh pada ibunya. "Loh, 'kok ibu keluar ? Ibu 'kan mesti istirahat, Bu," ucapnya sambil membuka pintu mobilnya.Ia pun berjalan mendekat ke Ibunya."Tadi, kamu bilang, Sela susah dihubungi 'kan ?""Iya, Bu. Sela nomornya selalu tidak aktif.""Ibu akan coba hubungi Sela. Mungkin saja jika ibu yang menghubunginya dia akan mengangkat telponnya," ucap Bu Tari."Astaga, kenapa gak kepikiran dari tadi. Yaudah, Bu. Ayo coba, Bu," ucap Ilham yang tak sabar. Ia baru sadar, jika hanya nomornya saja yang kemungkinan di blokir oleh Sela agar dirinya tidak bisa menemukan Sela. Bu Tari mencoba menelpon Sela. Panggilan terhubung.. "Aktif," ucap Bu Tari pelan sambil menatap Ilham. Mendengar itu, Ilham langsung tersenyum kecil. Ia merasa mendapat angin seg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status