Share

Bab 11

Sepulangnya Pak Bahar dan Bu Indah keesokan harinya, aku dan Putri hanya saling diam di ruang tamu. Di depan kami ada tiket liburan yang sejak lima menit lalu hanya kami pandangi. Aku sebenarnya tidak menolak karena artinya bisa memperdekat hubungan dengan Putri. Sayangnya wanita itu kelihatan tidak memiliki minat apapun pada acara bulan madu kami.

"Kita beneran pergi?" tanyanya.

"Mas terserah kamu aja, Dik, gimana baiknya," jawabku sebaik mungkin. Dia menghela napas dalam.

"Aku gak pengen pergi sih Mas. Tapi mama minta bukti, mau gak mau kita harus pergi liburan."

Aku melirik Putri, mulai menekuri tiap wajahnya yang tampak tegang. "Kenapa gak bilang aja sama Pak Bahar kamu gak pengen pergi?"

Maksudku, ya, setidaknya sesekali dia harus menolak. Bukankah ini juga yang menjadi masalah Putri? Aku ingin dia berani mengambil keputusan untuk mengatakan tidak pada orang tuanya.

Namun, secara keras dia menggeleng. "Gak, Mas. Aku gak mau bilang ke mereka. Lagian udah jelas mereka bakalan tetap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status