Share

SUMPAH NYAWA

Penulis: Esi Apresia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-30 21:37:06

Pandu dalam tegang, menatap Saras yang sudah mengusirnya. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Aku akan membuat Arum menjadi milikku secara sah. Ibu, aku tidak peduli dengan kedudukan itu. Restui kami saatnya tiba."

Pandu menundukkan kepala kepada Sarah, lalu melempar senyuman kepada Arum. Dia berjalan keluar dari kediaman Arum.

"Aku akan melawan siapa pun yang menghalangi cinta kami," batinnya.

Awan cerah mulai menggulung berganti gelap. Gemerlap lampu terlihat meriah di setiap sudut kediaman megah milik Kasoemo. Tarian dan musik gending gamelan mengalun merdu. Para tamu undangan telah hadir memenuhi halaman yang disulap menjadi indah.

Pandu berdiri di tengah kerumunan tamu dengan pandangan kosong memikirkan perkataan ibunya. Harapan untuk bersama Arum, apakah bisa menjadi nyata?

“Arum, aku akan memaksakan cinta itu,” batinnya gelisah. Dia selintas beranggapan sudah tidak ada jalan bagi dirinya untuk melanjutkan cinta yang terhalang kasta. Seolah-olah jantungnya tak mau berdetak jika memikirkannya. Tapi, rasa cinta Pandu terus memaksa untuk tetap maju tanpa henti.

“Selama ini, aku terus melakukan kehendak orang tuaku. Mengikuti jalan yang mereka tentukan. Namun, tidak dengan cinta. Perasaan tidak bisa dipaksakan,” batinnya tanpa henti. Hingga pandangannya teralihkan ketika mendengar suara mesin mobil ayah kandungnya terdengar keras. Pandu menarik napas panjang, berusaha mengatur rasa gelisahnya.

“Romo sudah datang, Nyai,” ucap salah satu pelayan. Senyuman semringah terlihat di wajah Nyai. Dia berjalan cepat menyambut suaminya yang segera turun dari mobil sedan mewah di depan gerbang.

“Romo, semua sudah menunggu. Pandu juga sudah bersiap,” ucap Nyai sembari membenarkan dasi Romo yang sedikit bergeser.

Pranaja Kasoemo Amiprojo Ningrat yang dipanggil Romo itu berjalan terburu-buru, tidak sabar untuk menemui Pandu. Anak semata wayangnya itu berdiri tegak menyambut ayahnya. Romo tersenyum, memeluk erat Pandu.

“Bagaimana kabarmu? Kau terlihat sangat gagah. Romo sangat bangga menerima hasil akhir kuliahmu. Lihatlah dirimu dengan gelar dokter, akan membuat keluarga Kasoemo sukses. Kau memang sangat luar biasa, Pandu.”

Romo menarik Pandu ke tengah-tengah semua tamu undangan yang seketika menatap mereka. “Pandu, ahli waris Ningrat Kasoemo yang sudah menjadi seorang dokter. Dia yang terbaik. Lihatlah dia. Sangat tampan!” teriaknya bangga. Pandu kembali memeluk ayahnya dengan senyuman.

Tepukan tangan semakin bergemuruh. Hingga suara merdu terdengar di atas panggung. Arum yang memiliki suara sejernih air, mengalunkan lagu khusus untuk Pandu.

“Arum?” Pewaris Ningrat Kasoemo itu sontak terpaku, meninggalkan Romo begitu saja untuk mendekati Arum. Nyai sangat gelisah melihatnya. Apalagi sorotan kekecewaan Romo terlihat jelas. Kedua matanya memerah, dengan kedua alis mengkerut dalam.

“Hentikan!” teriak Romo keras. Alunan musik seketika terhenti. Semua tamu undangan saling menolehkan pandangan.

“Pandu!”

Romo melangkah cepat, mendekati Pandu dan menarik lengannya. Kedua matanya menatap Pandu dengan tegas. “Ingat, dia tidak pantas untukmu. Kau pemilik kasta ningrat! Wanita itu tidak pantas menjadi pendampingmu, Pandu.”

“Romo. Tidak ada perbedaan dalam cinta. Perasaan tidak bisa dipaksakan. Pandu memiliki rasa dengan Arum!” bantah Pandu sama kerasnya.

“Hentikan, Pandu! Wanita itu rendah! Dia tidak pantas!” teriakan keras semakin terlontar. “Turunkan wanita itu, dan usir dia!” lanjut Romo sambil menunjukkan jemarinya ke arah Arum yang masih bergeming kaku.

Wajah Arum semakin kebingungan melihat lima pria mendatanginya. “Tolong, jangan lakukan ini, Romo.”

Arum mundur beberapa langkah untuk menghindari semua pria dengan cepat menarik dirinya menuruni panggung. “Lepaskan aku!” teriaknya.

Pandu spontan berlari mendekat untuk menghalangi semua suruhan Romo membawa Arum.

“Lepaskan dia!” Pandu masih terus berusaha menarik tubuh Arum, namun gagal. Dia tidak menyerah. Pandu menampis semua tangan suruhan Romo yang berusaha mencengkeram lengan Arum. “Lepaskan dia!”

Romo berjalan dipenuhi amarah. Dia menarik salah satu suruhannya. Dengan cepat tangan milik penguasa desa itu melayang di wajah Arum.

“Plak!”

Arum seketika tersungkur ke tanah.

Pandu melotot melihatnya. “Arum!”

“Dasar wanita tidak tahu malu! Bawa Pandu ke dalam!” Perintah Romo spontan mendapat anggukan dari semua suruhannya.

Saras mencengkeram dada saat mendengar penghinaan yang tertuju untuk anaknya. Hal itu membuatnya sangat sakit.

“Cukup!” Saras berlari mendekati Arum. Sekuat tenaga dia mendorong tubuh lima pria yang menarik anaknya. Dengan gemetar, Saras memeluk Arum dalam tangisan.

“Arum!” Pandu masih saja terus berteriak. Semua suruhan Romo membawa Pandu masuk ke kediaman.

“Nyai, kita bersahabat sejak kecil. Jika memang anakku tidak pantas bersama Raden, jangan perlakukan kami seperti ini. Kau seorang Ibu!” teriak Saras masih memeluk Arum yang terisak.

“Beraninya kau berteriak di depanku! Ingatlah siapa dirimu! Kau sangat rendah. Derajatmu tidak sama dengan kami. Aku tahu kau mengincar anakku untuk menaikkan harga dirimu. Itu tidak akan aku biarkan, Saras. Pergilah!” Telunjuk Nyai mengarah kuat ke pintu gerbang utama kediaman yang sejak dulu dengan bebas bisa Saras masuki.

Saras menegakkan kepalanya. Kedua matanya menyorot tajam.

“Aku bersumpah, ahli warismu itu akan kehilangan napas, melihat anakku menikahi pria dengan kasta tertinggi! Aku bersumpah, kau akan jatuh ke tanah karena letakmu berada di dalamnya. Aku bersumpah!” teriak Saras bercampur tangisan.

Hujan menderas tiba-tiba. Petir menyambar sangat keras bercampur gemuruh. Semua tamu berhamburan untuk berlindung. Romo dan Nyai berlari masuk ke kediaman.

Saras masih saja memeluk Arum tidak peduli dengan air yang mencurah membasahi tubuhnya.

“Sumpahku telah terjawab.”

“Tidak! Ibu, ucapan adalah doa. Untuk apa meluapkan kebencian dengan mengatakan sumpah? Kematian atau pun balas dendam bukan jalan keluar!” teriak Arum keras.

Saras berdiri, menatapnya tajam. “Harga diri! Ibu mempertahankan sebuah harga yang tidak bisa dibandingkan apa pun. Sumpah Ibu, akan segera nyata. Alam sudah menjawabnya!”

Arum semakin menunduk dengan menangis. Dalam perjuangan menggapai cinta, ia sudah kalah. Dinding yang sangat tinggi sudah menjadi pemisah.

“Arum!” teriak Pandu kembali terdengar.

“Pandu?”

Arum segera bangkit. Dia melebarkan kedua matanya yang terhalang derasnya air hujan. Sosok yang dicintainya terus melawan semua suruhan Romo. Tidak peduli dirinya terkena tampisan dan tersungkur. Pandu terus bangkit untuk mendekati Arum yang segera menghampirinya.

“Pandu!” teriak Arum.

“Arum, jangan!” Saras menyusul Arum yang terus berlari mendekati Pandu.

Telapak tangan mereka saling terulur, ingin mengerat. Sedikit lagi ujung jemari keduanya tersentuh, namun tarikan kedua belah pihak segera memisahkan, membuatnya gagal.

“Tidak!” teriak Pandu dan Arum bersama bercampur tangisan.

Suruhan Romo begitu cepat menarik tubuh Pandu. Begitu juga dengan Saras yang segera menarik tubuh Arum dan kembali memeluknya.

“Pandu …,” lirih Arum ketika sosok Pandu kembali tak terlihat.

Kini hanya air hujan yang bisa dia rasakan. Ratapan pilu semakin menguasai dirinya. Saras melepaskan pelukannya, mengoyak tubuh Arum dengan keras.

“Sadarlah! Kau tidak bisa seperti ini, anakku!”

“Ibu … aku mencintai Pandu,” balasnya terus menunduk meneteskan air mata.

Hati Saras semakin diselimuti dendam melihat penderitaan yang dilakukan Kasoemo kepada anaknya. 

“Aku bersumpah, Kasoemo akan membayar semua ini! Setiap air mata yang menetes, aku bersumpah, kalian akan membayarnya dengan nyawa Pandu!”

“Ibu! Tidak!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   Mendobrak Kasta Bermodal Cinta

    Nyai Ani dan Saras saling berpandangan. Mereka tidak percaya dengan kejadian yang sama terulang kembali. Mereka saling berpandangan, kemudian menatap tegang sang pelayan yang masih mendudukkan kepala. Hingga Ibu Arumi pun berlari datang bersujud di hadapan Nyai Ani dan Saras."Maafkan saya, Nyai. Anak saya bersalah. Tolong jangan marah dengan anak saya. Nyai ... saya yang bertanggung jawab. Saya sudah mengatakan kepada Arumi agar tidak mendekati Raden Putra. maafkan saya. Tolong jangan pecat saya karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini. Sekali lagi maafkan saya."Nyai Ani tersenyum. Saras pun juga ikut tersenyum. Mereka segera mendekati pelayan itu dan menariknya hingga berdiri."Tunjukkan aku di mana mereka. Tidak aku sangka, ternyata Putra menyukai wanita yang memiliki nama persis dengan nama anakku, Arum. Aku sangat terharu mendengarnya," balas Saras masih saja tersenyum haru."Ini sudah takdir kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Cinta kembali hadir di dalam rumah i

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   Memori Yang Terulang Kembali

    "Paman?" Putra terkejut melihat Ardi berada di belakangnya. Dia segera tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal. Wajahnya masih bersemu ketika melihat gadis itu. Ardi tersenyum dan menggelengkan kepalanya, mengingat sosok Pandu saat pertama kali bertemu dengan Arum. Ardi sudah bercerita semua kisah Pandu dan Arum kepada Putra. Kejadian barusan, sama persis dengan sosok Putra."Kau menyukainya?" tanya Ardi sekali lagi sambil mengangkat salah satu alisnya."Entahlah, Paman. Ketika aku melihatnya. Jantungku tiba-tiba bergetar. Dia seperti bidadari. Wajahnya secerah awan. Senyumannya membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Bahkan, sampai sekarang pun aku memikirkannya. Bayangan wajahnya itu selalu ada di dalam pikiranku. Padahal aku baru menemuinya hanya beberapa menit saja. Hmm, siapa dia, Paman? Aku ingin sekali bertemu dengannya.""Hahaha. Itu adalah namanya cinta. Yah ... kau mencintainya. Cinta pandangan pertama. Ibunya baru bisa aja bekerja menj

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   Pandangan Pertama

    "Romo datang?" Sunarsih seketika terpaku. Apalagi Romo dan Nyai Ani membawa beberapa kain dan perhiasan. "Maafkan kami datang dengan mendadak. Kami mendengar dari pelayan jika kalian akan menikah. Aku ada beberapa kain kebaya. Sebenarnya aku ingin memberikannya kepada Arum. Ini adalah kain dari ibuku. Aku berniat untuk memberikannya kepada Arum saat dia sudah melahirkan. Tapi ternyata takdir berkata lain dan aku berpikir ingin memberikannya kepada kalian, karena kalian adalah dua wanita yang sangat hebat."Mawar dan Sunarsih saling berpandangan. Mereka tidak menyangka, seseorang yang sangat mereka takuti sekaligus benci datang dengan pandangan lain. Senyuman terpampang di wajah angkernya selama ini.Nyai Ani menyodorkan kain itu dengan tersenyum. Mawar dan Sunarsih akhirnya tersenyum dan menerima. Mereka tidak percaya dengan semua ini."Aku tidak bisa berkata apa pun. Yang jelas, aku sangat bahagia," ucap Sunarsih. Dengan mendadak, dia mendekati Romo dan memeluknya. Semua orang terk

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   Lamaran Mendadak

    "Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa seseorang yang sangat gagah seperti dirinya bisa menjadi seperti ini? Aku benar-benar tidak percaya, Hendra. Apakah kakakmu bisa sembuh? Aku harus bagaimana menghadapi kakakmu yang seperti ini?" ucap Saras kemudian meneteskan air matanya."Ibu hanya perlu mendekatinya saja. Katakan apa pun yang bisa membuat kakakku mengerti jika dia harus menjalin kehidupan ini. Kematian Pandu sudah dilupakan oleh pihak hukum, karena kondisi Kakak yang seperti ini. Mereka berharap Kakak bisa menjadi sosok seperti semula kembali. Tapi ... sepertinya itu susah, Ibu. Bahkan sekarang ibuku, Mustika, dan semua adiknya pun sangat bersedih. Tidak ada kebahagiaan lagi yang berada di rumah." Hendra menatap sang kakak dengan sangat sendu. Tubuhnya yang semakin kurus, membuatnya tidak memiliki tenaga yang cukup. Dia resah bagaimana jika dia nanti pergi dari dunia ini. Siapa yang akan menjaga keluarganya?"Baiklah, aku akan mencoba mendekatinya." Sarah mendekati Wojo yang masih

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   Kondisi Soewojo

    Mereka semua terkejut saat Joko tiba-tiba masuk dan mengatakan hal seperti itu. Sunarsih seketika menganga, menatap Joko dengan sangat tampan menggunakan kemeja putih, berjalan menghampirinya. Dia menatap Sunarsih dan menutup mulutnya. Sunarsih terpaku seketika."Apa ..."Joko saat itu selalu memandang Sunarsih. Sifatnya yang sangat lucu dan tomboy, mengingatkan dia kepada Sabrina. Namun, Joko harus menutup hatinya untuk Sabrina yang sudah pergi. Joko perlahan-lahan sering menemui Sunarsih dan berusaha membuka hatinya. Hingga dia paham hatinya sedikit bergetar. Ketika mendekati Sunarsih yang selalu paham dengan dirinya.Joko selalu bercerita apa pun kepada Sunarsih. Dia sangat kesepian, tidak sengaja bertemu Sunarsih di taman. Sejak saat itu mereka selalu mengobrol dan akrab. Joko terus berpikir sepanjang hari, hingga dia akhirnya memutuskan untuk melamar Sunarsih."Walah, masa aku mendapatkan lamaran dengan cara seperti ini? Hah, tiba-tiba saja datang lalu ngomong, mungkin aku. Hah,

  • MENDOBRAK KASTA BERMODAL CINTA   bersatu di alam lain

    Bagai tersambar petir. Perasaan Saras seketika hancur. Dia tidak menyangka perasaannya selama ini akhirnya terjawab. Beberapa hari sebelumnya dia selalu memandang Arum, dan sudah merasakan akan kehilangan anaknya untuk selamanya. Ternyata sekarang dia akan menghadapi hal itu. Sebuah pertanda yang selalu dia lihat, dari perkataan Arum dan Pandu. Seolah-olah mengetahui mereka tidak akan hidup lama lagi. Tanpa sadar mereka ungkapkan selama ini. Saras selalu menepis semua yang ada di pikirannya. Namun, ternyata benar. Dan terlebih lagi, dia teringat sumpahnya dan sumpah Nyai Ani, yang kini terjawab sudah."Tidak! Tolonglah dokter. Lakukan apa pun untuk menyelamatkannya. Aku mohon kepadamu dokter. Biarkan anakku hidup, karena aku belum bisa membahagiakannya. Aku mohon dokter," ucap Saras dengan lemas. Nyai Ani yang terus menangis memeluknya. Begitu juga dengan Wati dan Sunarsih yang tidak kuasa mendengar. Tidak bisa menumpu tubuhnya yang mendadak lemas, Sunarsih hampir tumbang. Joko yang b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status