Share

Bon Appetite

Saat menumis, air mata Rania terasa begitu pedih sehingga mau tidak mau ia harus membutuhkan bantuan Verdi untuk menyeka air mata yang sempat keluar.

“Perih?“ tanya Verdi saat melihat air mata Rania siap bergulir di ujung matanya.

Rania hanya mengangguk.

“Aku nggak bawa tisyu atau saputangan,“ kata Verdi perlahan sebelum kemudian melap air mata tadi dengan buku jari telunjuknya.

“Maaf,“ katanya nyaris tanpa suara.

Hati Rania berdesir. Sebuah perasaan aneh melambung, naik, membuncah, dan  menggoncang emosi. Getaran jutaan syarafnya serta-merta melepas hormon endorfin. Merasuk hingga ke alam bawah sadar, membangkitkan sensasi bahagia. Saat Verdi tadi menyatakan maaf, Rania hanya kembali mengangguk tanpa nada protes. Ia lantas kembali bekerja mengaduk-aduk nasi goreng yang jauh dari selesai.

Verdi berpura-pura tidak tahu ketika sebuah senyum kecil mengembang di w

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status