Leon mengangguk ia tidak keberatan jika sang papa mengantarnay bekerja itu akan sangat bagus bukan. Tuan Atmaja sangat senang bisa mengantar Leon bekerja ini seperti saat dahulu mengantar Leon pergi ke sekolah.
"Baiklah ayo pa nanti aku terlambat, itu sangat tidak etis kalau janji dengan seseorang kita datang terlambat," ucap Leon.
"Kau benar-benar mewarisi gen papamu, disiplin dan tepat waktu," balas tuan Atmaja sembari tertawa lebar.
Tuan Atmaja mengantar Leon untuk pergi ke lulu fasyen sedangkan nyonya Atmaja tetap dirumah meninggalkan Anna dan ibu mertuanya yang sedang marah dan tak terima. tuan Atmaja memperlakukan adiknya sejahat itu bagi mereka.
"Lina kau sungguh jahat sudah puas kau membuat kakakku mengucilkan adiknya sendiri?" teriak Anna.
"Sudahlah Anna sekarang kakakmu sedang marah, nanti mama akan bantu untuk membujuknya setelah kembali," ucap Nenek Leon yang membujuk Anna supaya tidak marah lagi.
***
Leon sam
Leon juga memberikan bingkisan untuk mamanya. Tuan Atmaja begitu antusias membuka bungkusan kado dari Leon. Hatinya berdebar apakah isinya."Leon ini jam tangan mahal, kenapa kau berikan ini pada papa?" tanya tuan Atmaja."Papa hari ini Leon mendapat bonus yang menurut Leon besar. Uang pertama dari kerjaku yang begitu besar aku ingin membelikan barang untuk papa dan mama walaupun Leon tahu ini tidak ada apa-apanya dibanding jasa mama papa membesarkanku," ucap Leon.Tuan Atmaja memeluk putra semata wayangnya itu. Beliau terharu karena pernah keras padanya meminta ia keluar dari rumah tanpa membawa barang apapun uang serta fasilitas lainnya tak sepeserpun ia bawa."Sayang, papa pikir kau selamanya akan membenci papa karena telah mengusirmu dari rumah," ucap tuan Atmaja sambil berderai air mata."Leon tidak marah, justru papa membuat Leon mengerti bagaimana rasanya mencari uang itu, capek sudah pasti tapi akan terbayar jika kita sudah gajian," jawab L
Leon berdiri dari rebahannya dan membuka pint kamar yang ternyata dari sang mama. Beliau hanya sekedar mengucapkan semalam malam dan istirahat untuk sang anak kesayangan yang hari ini membuatnya bangga."Selamat malam Leon, segeralah istirahat dan mimpi indah," ucap Nyonya Atmaja seraya pergi meninggalkan Leon ia masih mengira bahwa Leon adalah anak kecilnya yang dulu."Selamat malam juga mama, jangan lupa istirahar karena mama banyak pekerjaan esok hari," Leon menutuup lagi pintunya.Ternyata dari sang mama, Leon berpikir ada apa malam-malam mengetuk pintu seperti itu ternyata hanya mengucapkan selamat malam, Leon berpikir harus mengucapkan selamat malam unruk Velope juga, wanita idolanya yang ia cintai sepenuh hati.[Selamat malam nona Velope, lekas istirahat karena kau pasti sudah capek] ketik Leon pada pesan singkat yang ditujukan untuk Velope.[Terima kasih telah mengingatkanku tuan Leon, aku memang ingin segera tidur] balas Velope.Leo
Leon tersenyum lebar menapatkan pertanyaan seperti itu, bukan wajah yang dia cintai melainkan kepribadian yang dimiliki oleh wanita yang akan mendampingi hidupnya kelak."Nona jika aku mencintai seseorang yang aku cintai adalah kepribadiannya bukan parasnya yang rupawan," ucap Leon."Ah yang benar, lelaki mengucapkan itu hanya diawal saja, pada kenyataannya saat sudah menikah dan si wanita sibuk mengurus anak menjadi dekil dia akan mencari wanita yang lebih menarik lagi dari istrinya," jawab Velope mengingat kejadian yang ada disekitarnya.Leon menghela nafas itu sebagian lelaki kenapa jadi disangkut pautkan ke semua lelaki yang ada didunia ini. Yang jelas Leon akan mencitai orang yang ditakdirkan menjadi istrinya kelak apapun yang terjadi, walaupun rambutnya sudah memutih dan tak lagi cantik seperti sedia kala ia akan tetap menemani sampai tua karena sudah dipilih oleh yang maha kuasa untuk menemaninya."Mungkin yang bertindak seperti itu adalah lelaki l
Lampu penerangan yang besar dan berat itu sudah terjatuh ke lantai dengan dentuman yang sangat keras. Hanna masih lemas karena melihat Velope yang kakinya terkilir di tengah-tengah ruangan. pakah Velope akan selamat dari bencana ini."Nona Velope ...," teriak Hanna sambil menangis dan mencari bantuan untuk menemukan bosnya."Hanna aku baik-baik saja, hanya cedera kaki saja, ayo antar aku ke rumah sakit," ucap Velope yang berhasil diselamatkan oleh kru yang lainnya.Hanna memeluk Velope dengan perasaan yang campur aduk, tak tahu lagi bagaimana jika tadi Velope kerubuhan lampu yang berat itu. Velope mengerti apa yang dirasakan asisten kecil yang sudah seperti adiknya sendiri itu."Nona aku sungguh takut terjadi apa-apa denganmu," ucap Hanna yang masih merasakan kesedihan."Sudah-sudah jangan menangis lagi aku sudah tidak apa-apa kan?" tanya Velope.Velope diantar ke rumah sakit oleh beberapa kru, dalam sekejap berita tentang jatuhnya lampu pen
Silvi tertawa senang benar juga kata asistennya. Untuk menaikkan pamornya mungkin bisa memanfaatnya momen Velope yang terkena musibah. Lumayan bisa wara wiri di layar kaca."Kau benar aku setuju padamu, besok aku akan datang saat wartawan meliput ke rumah sakit," ucap Silvi."Nona sekarang istirahat, biar besok terlihat cantik saat di wawancara," balas asisten Silvi.Silvi sudah tidak sabar dengan datangnya hari esok. Akan menjadi sejarah banyak wartawan menyorotnya. Biarlah orang bilang tertawa di atas penderitaan orang yang jelas Silvi akan naik pamornya.***[Nona Velope kau butuh apa sarapan hari ini, aku akan membawakannya untukmu] pesan terkirim dari ponsel Leon.[Tidak ada terima kasih aku sudah boleh pulang hari ini, sementara aku akan pulang ke rumah orang tuaku] balas Velope.Leon akan merindukan Velope jika ia dibawa pulang kampung ke rumah orang tuanya. Hari ini ia akan menuju rumah sakit sebelum Velope pulang semoga
Silvi sudah menanti akan datangnya harini dimana semua sorotan kamera dan juga dia akan menjadi trending topik dalam beberapa waktu. Selama ini selalu menjadi bayang-bayang Velope sekarang saatnya menunjukkan kualitas dirinya mumpung Velope cuti dalam masa penyembuhan."Nona minum lebih banyak multivitamin agar tubuhmu tidak drop, jangan berpikir macam-macam dulu" ucap asisten Silvi."Aku tidak membutuhkan itu, aku akan segera tidur karena besok adalah hari yang menyenangkan buatku," jawab Silvi menolak vitamin yang diberikan oleh asistennya.***Di sebuah rumah yang halamannya sangat luas Velope mendapatkan perawatan dan kasih sayang kedua orang tuanya. Kini kegiatannya cukup rebahan jalan-jalan ketika pagi hari. Papanya yang lebih protektif dalam menjaga kesehatan VelopE."Putriku sayang, makanlah makanan bergizi ini, ini akan memulihkan tubuhmu," ucap papa Velope."Wow sepertinya enak terima kasih papa, sudah lama aku tidak makan buah-bua
Leon kaget sampai ponselnya terjatuh dari genggamannya, mungkin karena fokus pada pesan yang dikirim oleh Velope barusan. Leon segera memungut ponselnya yang terjatuh ke lantai untung tidak tergores atau lecet. "Papa maafkan aku yang terlal fokus tidak mendengar suara langkahmu," Leon merasa bersalah pada papanya. "Tidak apa-apa bagaimana hasil pekerjaan yang ayah minta Leon?" tanya tuan Atmaja sekali lagi. Leon memperlihatkan hasil kerjanya sedangkan papa Leon memperhatikan dengan penuh seksama. Lumayan bagus menurut tuan Atmaja Video yang diperlihatkan Leon kepada sang papa. Sesuai apa yang dia inginkan dan siap untuk di unggah di akun resmi milik Atmaja perhiasan grup. Beliau berharap video promosi itu akan mampu membuat kaum sosialita tertarik dan membeli berlian di perusahaannya. "Keren sekali, papa akui gadis ini beraura positif tapi belum memenuhi kriteria sebagai menantu keluarga Atmaja," ucap tuan Atmaja. "Oh begitu,tqpi berkat dia pe
Veope merindukan sosok itu orang yang selalu mengganggunya. Seminggu ini ia tak melihatnya bahkan sempat putus komunikasi karena Leon mengaku takut mengganggu Velope yang sedang dalam pemulihan cedera kakinya. Tak sadar Velope berhenti di runangan manajer Haruka cukup lama."Nona Velope apakah ada perlu denganku, nona sudah berhenti di depan runganku cukup lama dan diam saja, apakah ada masalah?" tanya manajer Haruka."Tidak manajer maafkan aku, mungkin aku masih jetlag masa pemulihan," jawab Velope menyembunyikan sesuatu yang sebenarnya.Manajer Haruka tersenyum lalu ijin untuk meninggalkan Velope karena harus bertemu beberapa klien yang sudah ada janji ketemu sebelumnya. Velope mempersilahkan manajer Haruka meninggalkannya. Velope menghela nafas lega karena manajer Haruka tidak bertanya lebih lanjut."Velope aku senang kau sudah kembali, ya ampun ayo kita selvi dulu," ucap Silvi yang baru saja masuk kantor."Oh Silvi senang bertemu denganmu kemba